Oh, My Boss - 24 (FIN)

1.2K 149 115
                                    


Sudah siap berpisah disini?

Gulf POV

Mew mengusap rambutku dengan handuk kering kemudian memakaikan pakaian miliknya untuk ku setelah kami melepas pakaian yang basah. Aku tahu saat mengerikan ini pasti akan tiba entah itu cepat atau lambat. Kalau ditanya apakah aku sudah siap? Tentu saja tidak. Aku belum siap untuk kehilangan laki-laki yang cintanya sangat besar untuk ku. Aku belum menyiapkan diriku untuk kehilangan orang yang aku juga mencintainya dengan sangat. Kami saling melihat ke dalam mata satu sama lain yang berair, kami tidak berbicara apapun tapi nampaknya air mata yang jatuh cukup mewakili apa yang kami rasakan.

Ia menangkup wajahku, mencium keningku untuk waktu yang lama sampai aku bisa merasakan air matanya jatuh di wajahku.

"Kamu harus selalu bersamaku, ya?" Ucapnya menghiba.

Aku mengangkat sudut bibirku, aku ingin tersenyum padanya agar dia percaya aku tidak akan meninggalkannya, "Iya,"

"Dew sudah melihat semuanya. Kita tidak perlu menutupi apapun. Kita akan bicara pada Dew. Genggam terus tanganku, okay?"

Aku mengangguk, masih tersenyum padanya, "Iya."

Dia meraih bagian belakang kepalaku lalu membawaku ke pelukannya.

"Sebaiknya kita menunggu Dew di luar," aku berkata sambil memundurkan wajahku darinya.

"Iya," Jawab Mew lalu kami berjalan pergi meninggalkan kamarnya.

Aku menoleh ke belakang untuk memerhatikan kamarnya sekali lagi.

Waktu sangat cepat bagi kami. Seperti baru kemarin aku datang padanya dan tidur di kamar ini sebagai orang yang asing kemudian tiba-tiba kami menjadi dua orang yang saling mencintai.

Aku tidak pernah menyesali apa yang terjadi padaku dengan Mew. Aku menerima konsekuensi ku sama seperti aku menerima perasaanku. Menerima Mew di sisi ku artinya aku harus siap kehilangan kapanpun. Tak hanya perpisahan, aku juga harus siap menjadi karakter penjahat dalam cerita orang-orang yang sedang berbicara tentang kami.

Sudah sekitar tiga puluh menit aku dan Mew berada di ruang kerjanya dan Dew belum tiba, aku khawatir padanya. Aku meminta Mew menghubungi Tae dan bertanya dimana mereka sekarang, mereka hampir datang.

Pintu ruang kerja Tae terbuka, wajah wanita itu biasanya berseri dan terlihat cantik namun malam ini dia terlihat pucat dengan jejak air mata di wajahnya. Aku menunduk, bukan untuk menghindari mata nanarnya, rasanya orang jahat sepertiku tidak layak mengangkat kepala dan melihat ke arahnya.

Dew duduk di ujung sofa, tidak mengatakan apapun sampai Mew yang memulainya.

"Dew, apa yang ingin kamu dengar?"

"Apa yang Dew lihat," Aku tetap menunduk jadi aku tidak melihat seperti apa ekspresi Dew sekarang.

Namun saat itu aku melihat dengan ekor mataku Mew sedang berjalan ke arahku lalu berdiri di dekatku, "Aku tidak akan menyangkal apapun seperti saat kamu berpikir padaku tentang Fon. Ketika kamu berpikir tentang Fon semuanya adalah kesalah pahaman, tapi ketika kamu berpikir tentang Gulf dan aku maka kamu benar dengan apa yang kamu pikirkan itu,"

Alih-alih menjadi lega dengan ucapan yang aku dengar dari Mew, ulu hatiku seperti dihantam karena pada kenyataannya hanya beberapa detik lagi dari sekarang aku akan kehilangan orang yang bangga mencintaiku.

Aku terus membeku di tempatku.

"Kenapa Phi melakukannya?!! Kenapa kalian melakukannya?!! Kenapa denganku?!!!" Mendengar suara Dew yang bergetar hatiku seperti dicubit.

OH, MY BOSS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang