Keheningan menyelimuti ketika mobil yang dikemudi Nappan berjalan membelah jalan dengan kecepatan sedang. Mew yang duduk di bangku belakang sesekali melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan apakah Gulf yang duduk di depan sana masih bernafas atau sudah mati. Mengawasi sekali lagi dan tetap tidak ada obrolan apapun antara Gulf dan Nappan. Ini sangat aneh. Gulf tiba-tiba menjadi diam, ada apa?
Apa dia sudah lelah menjadi idiot? Mew berpikir.
"Ini sudah jam tujuh malam, kerja lembur yang sia-sia untuk menunggu seseorang bersantai di hotel," Gulf mengeluh.
Gulf yang panjang umur!
Baru saja Mew berpikir tentang keanehan Gulf lalu tiba-tiba jati diri itu kembali.
"Ai, Gulf! Maaf Khun, maafkan Gulf," ujar Nappan takut.
Gulf tidak bereaksi apapun, tidak juga merasa takut sedikitpun.
"Sia-sia apa? Aku bahkan bangun lebih dulu daripada kamu," timpal Mew.
Nappan cukup terkejut karena respon Mew yang balas menyanggah Gulf. Alih-alih memberi ancaman yang mematikan pada Gulf yang kurang ajar, Mew pilih bersikap kekanakan.
Gulf mencondongkan tubuh ke belakang, melihat pada Mew yang sedang bersilang tangan dan memasang raut seperti bocah merajuk.
"Apa masalahnya kalau aku masih tertidur?! Kamu pikir aku tidak capek mengikuti mu kesana kemari seperti ini?! Berputar-putar kemanapun seperti angin tornado?! Ini membuatku capek!"
"Capek apa? Kamu bahkan hanya duduk di mobil lalu selebihnya kamu tidur."
"Capek apa, capek apa?! Apa kamu mau mencoba sehari saja menjadi Phi ku? Atau merasakan menjadi Phi Nappan yang menyetir mobil mu? Atau menjadi Phi Tae yang sepanjang hari membuka pintu mobil untuk mu? Begitu?!"
"Aku menggaji mereka untuk itu," jawab Mew tenang. Gulf menatap Mew dengan sengit.
Astaga!
Jika yang terjadi tadi adalah kegaduhan di mobil karena Nappan dan Gulf berdebat maka sekarang Gulf yang berdebat dengan Mew. Nappan melirik Mew dan Gulf bergiliran lewat kaca bagian depan mobil. Sungguh, dia masih tidak habis pikir dengan Gulf dan Tuannya. Mereka teman masa kecil atau apa? Mereka berdebat, tapi terdengar akrab. Semacam itulah.
Ada apa dengan kalian? Seperti Nappan ingin ikut berteriak demikian.
"Phi antar aku ke rumah sakit," ujar Gulf. "Aku sudah terlalu capek untuk mengendarai motorku."
"Tapi Gulf, kita membawa Khun-"
"Ikuti saja dia. Kita pergi ke rumah sakit dulu," titah Mew.
"Jangan berharap aku mengucapkan terimakasih," datar Gulf.
"Tidak sama sekali," jawab Mew.
Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di rumah sakit tempat Samy dirawat. Nappan berhenti di depan lobby rumah sakit dan saat itu teman-teman kantor Samy juga tengah berada di lobby.
"Terimakasih Phi," ucap Gulf pada Nappan sambil melepas seat belt nya.
"Euh, harusnya kamu berterima kasih pada Khun Mew,"
"Tidak," jawab Gulf tegas.
"Nappan, kamu sedang bicara dengan batu," ujar Mew tanpa melihat pada Gulf.
Gulf hanya memutar bola mata bosan. Ia bergegas turun dan menghampiri teman-temannya yang masih berdiri di lobby.
Mew mengamati dari balik kaca mobil, teman-teman kantor terlihat menyambut Gulf datang mungkin sambil bertanya dengan siapa Gulf pulang. Lalu ketika Mew menurunkan kaca mobil untuk menunjukkan keberadaanya pada orang-orang disana mereka seketika terkejut dan membungkuk memberi hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH, MY BOSS!
FanfictionPemuda fresh graduate itu bernama Gulf, putra kedua dari sebuah keluarga sederhana pengusaha toko kelontong. Gulf memiliki seorang kakak perempuan bernama Sammy yang sudah bekerja cukup lama di sebuah perusahaan importir. Gulf yang enggan melanjutk...