Oh My Boss - 21

980 131 28
                                    

"P-perempuan?" Samy membeo atas apa yang ia dengar.

"Fon, dia adalah selingkuhan Phi Mew," sambil menahan isakan Dew berbicara.

"Hhh?" Samy tercengang tidak bisa berkata.

Samy pikir riwayat Gulf telah tamat disini karena Dew mendapati Gulf dan Mew memiliki hubungan terlarang, namun alih-alih demikian Dew nampaknya salah kaprah. Meskipun Fon memang terlihat seperti simpanan Mew tapi orang-orang meyakini Fon tidak akan membuat Mew tertarik.

Samy kembali berjalan ke arah Dew yang mulai terisak. Dirangkulnya bahu Dew sejenak sambil Samy usap punggung Dew dengan lembut.

"Apa yang bisa Samy lakukan untuk membuat Nyonya lebih baik?" Tanya Samy pelan.

Dew menggeleng, dia sendiri tidak tahu tentang apa yang sedang ia lakukan dan apa yang seharusnya dia lakukan.

Di mata Dew suaminya sudah terbukti melakukan kesalahan yang fatal dalam sebuah ikatan pernikahan, seharusnya Dew mengakhirinya tapi dia enggan. Yang Dew pikirkan hanyalah reputasi keluarga sempurna yang sudah ia bangun. Itu satu-satunya yang membuat Dew bertahan. Kalau bukan karena hal itu Dew mungkin sudah mengakhiri semuanya sejak awal ia menyadari segala gelagat tak beres pasangannya. Namun selama ini Dew pilih bertahan tetap mencintai pasangannya seperti seharusnya. Benar, semua demi reputasi dan keluarganya.

Scretch

Pintu kantor terbuka, sosok Mew muncul dengan raut yang cemas. Samy melepaskan rengkuhan tangannya di bahu Dew lalu meminta ijin meninggalkan ruangan.

"Dew," panggil Mew. Mew terlihat membawa paper bag di kedua tangannya. Ia berjalan pada Dew dengan tergesa.

"Kamu melewatkan sarapan pagi jadi aku membeli bubur dan pie untuk mu," ujar Mew sambil meletakkan paper bag di atas meja lalu mengeluarkan beberapa makanan dari dalamnya.

Dew mencekal pergelangan tangan Mew agar laki-laki itu berhenti sibuk. "Phi," panggil Dew.

Mew mengangkat kepalanya, melihat pada mata sayu perempuan yang sedang menatapnya lurus ke dalam matanya.

"Apa Phi khawatir?" Tanya Dew.

"Tentu saja. Kamu harus tetap sarapan meskipun kamu sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Jadi kamu akan memiliki tenaga untuk memaki ku," jawab Mew lalu tersenyum tipis.

"Aku ingin melakukannya. Memaki mu dan meluapkan semuanya sampai aku lega, tapi... Aku terlalu bodoh jadi aku hanya bisa diam," ujar Dew yang kini menatap bubur di depannya dengan kosong.

Mew tersenyum kikuk, tangannya bergerak mengusap pucuk kepala Dew seperti biasanya, seperti mereka sedang baik-baik saja.

"Makanlah dan aku yakin kamu bisa memaki ku setelah ini," ujar Mew lagi. Mew menyeret kursi tamu dan mendekatkan kursinya dengan kursi kerja tempat Dew sedang duduk jadi keduanya sekarang berada di sisi meja yang sama.

Mew membuka cup bubur yang ia bawa lalu menyendok bubur untuk disuapkan pada Dew. Melihat Dew pucat membuat Mew semakin khawatir jadi dia harus berhasil membuat Dew makan.

"Aaak- ayo, makan," Mew terus membujuk perempuannya. "Ayo, beberapa suap saja."

Dew akhirnya membuka mulutnya dan memakan bubur yang sudah Mew bawa. Saat itu air mata Dew menetes dari mata sembabnya. Air mata itu yang sejak tadi mati-matian Dew tahan.

"Kenapa kamu melakukannya Phi?" Tanya Dew parau.

Mew meraih tangan Dew dan menggenggamnya lembut. Mew paham benar, luka yang ia tancapkan pada Dew amatlah menyakitkan, "Ada banyak hal yang tidak seperti yang kamu lihat. Ketika kamu sudah siap aku ingin mengatakan semuanya,"

OH, MY BOSS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang