3. Emptiness.

194 91 8
                                    

Selamat membaca : )
Jangan lupa tinggalkan komen dan votenya ya 💜

"Katakan padaku, kenapa kau tidak mengajak Alexa" Jeniffer menekuk kedua tangannya di dada sembari melihat Glenn yang sedang menyetir mobilnya.

Mereka berdua telah keluar dari lahan parkir bandara, dan kini menuju ke tempat tinggal Glenn.
Jeniffer tampak sedikit kecewa saat Glenn hanya menjemputnya seorang diri.

"Sayang, aku sudah menghubungi ponselnya, aku juga sudah mampir kerumahnya sebelum ke bandara, tetapi ia tidak ada dirumah" ucap Glenn.

Jeniffer nampak berfikir setelah mendengar ucapan Glenn.
Kini fikirannya jadi memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Yaudah kalo gitu kita kerumah Alexa saja sekarang, aku mulai khawatir jika ia sampai tidak bisa dihubungi seperti ini" pinta Jeniffer.

"Memangnya kau tidak capek?. Kau bisa beristirahat dulu dirumah, nanti biar aku yang mencari Alexa. Palingan dia juga nginep dan mabok dirumah temennya" jawab Glenn santai.

Sebenarnya Glenn tidak kalah khawatir seperti hal nya Jeniffer, tetapi ia mencoba menyembunyikan kekhawatirannya di hadapan Jeniffer, sebab ia tidak ingin menyakiti kekasihnya.

"Tidak tidak, kita harus pastikan bahwa ia sudah dirumah sekarang, nanti aku bisa menginap disana kalau aku capek" ucap Jeniffer lagi.

"Hyaaa!!! Aku sangat merindukanmu, tapi kenapa malah mau menginap dirumah Alexa sih" Glenn nampak kesal kali ini.

"Astaga sayangku,, aku hanya menginap disana sehari, dan aku masih akan menghabiskan satu minggu disini. Lagipula aku capek, jadi aku tidak ingin tidur denganmu".

"Kenapa?" sahut Glenn dengan cepat.

"Yang ada nanti aku malah tambah capek..wleeee" Jeniffer menjulurkan lidahnya dan melebarkan telapak tangannya disisi telinga bagian kanan dan kiri.

Glenn yang semula emosi pun kini tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kekasihnya.

Sebenarnya Glenn adalah tipe orang yang tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh, tetapi bersama Jeniffer ia mampu menjalani hubungannya sampai 2 tahun terakhir.
Entah mengapa hatinya selalu menghangat ketika melihat senyuman manis dari wajah Jeniffer.

Semula mungkin Glenn hanya menjadikan pelampiasan sebab ia harus mengubur dalam-dalam perasaanya pada Alexa, tetapi lama-kelamaan kini perasaan cinta mulai tumbuh untuk Jeniffer, walaupun terkadang jauh didalam hati Glenn, ia masih menyematkan nama Alexa disana.
Jangan berburuk sangka pada Glenn, sebab cinta memang sulit untuk di artikan. Ia bisa semudah itu datang, tetapi sangat sulit untuk di hilangkan.

.

"Apakah sebaiknya aku terima tawaran dari dia aja ya?" Alexa bermonolog sendiri.

"Setelah aku cek di internet, gaji di perusahaan ini juga lumayan tinggi, aku bisa mengirimi bibi uang lebih banyak lagi jika gajiku besar".

Alexa masih menatap layar laptopnya untuk mengetahui seluk-beluk perusahaan yang Jonathan tawarkan padanya.
Perusahan itu bergerak dibidang pembuatan jenis obat-obatan yang dipasarkan dipasaran luar negeri.
Ada jenis obat penambah stamina, obat penghilang lelah, dan sebagainya.
Disana tersedia lowongan sekertaris pribadi dari direktur utama sekaligus pendiri perusahaan tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kontrak tersebut juga tidak terlalu berat menurut Alexa.
Disana hanya tertulis bahwa sekertaris pribadi hanya perlu mengikuti perintah dari atasannya.
Di dalam kartu nama yang Jonathan berikan ada nomor ponsel milik Jonathan.
Alexa nampak ragu untuk menghubunginya.

Alexa nampak ragu untuk menghubunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Blood [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang