Sweet Blood [ END ]

20. Faith to be together.

Hari berlalu, bahkan kini telah berganti bulan.
Jonathan membawa Alexa untuk tinggal jauh di sebuah kastil yang terletak disalah satu ujung kota. Ia ingin menikmati hari-hari bersama dengan istrinya tanpa harus khawatir tentang ancaman dari Xavier atau Nathea. Jonathan memberikan mantra pelindung untuk kastil tersebut, sehingga tidak akan mudah ditemukan oleh kedua saudaranya itu.
Tentang Xavier yang merupakan saudara se-ayah dengan Jonathan dan Xavier, itu merupakan kesalahan ayahnya. Ia bercinta dengan ibu Xavier yang merupakan adik dari ibu Jonathan dan Nathea. Awal bagaimana Jonathan bisa mengetahui jika Xavier adalah putra dari ayahnya juga adalah ketika sang ibu menceritakan itu sesaat sebelum kematiannya. Ibunya meminta agar Jonathan tidak pernah membenci Xavier, ia harus menyayangi Xavier sebagaimana ia menyayangi Nathea. Sebab Xavier adalah anak yang malang, ia kehilangan ibunya yang merupakan adik dari ibu Jonathan, sesaat setelah ia dilahirkan. Itu juga merupakan satu hukuman untuk ibunya Xavier, sebab ia melanggar norma persaudaraan dengan sang kakak. Sejak saat itu Jonathan berusaha untuk bisa menerima kehadiran Xavier sebagai adiknya. Namun setelah kejadian Xavier hampir memperkosa istrinya, tentu hal itu menumbuhkan kebencian yang teramat besar pada Xavier. Terlepas dari apa yang selama ini Xavier lakukan pada Nathea untuk mempengaruhi jalan pikirannya, Jonathan tidak terlalu memperdulikannya, tetapi jika sudah berhubungan dengan Alexa, ia tentu tidak akan membiarkannya.

Jonathan kini tengah berdiri dibalik jendela kamarnya. Ia menatap ke arah luar jendela, dimana salju yang cukup tebal kini turun sebagai pertanda bahwa akhir tahun telah tiba. Pikirannya tiba-tiba teringat akan kutukan Nathea. Hari ini sudah menginjak tanggal 23, itu berarti waktu Nathea hanya terhitung tinggal beberapa hari lagi, sebab pada akhir tahun nanti Nathea akan benar-benar musnah jika tidak meminum darah Alexa.
Walaupun Jonathan tidak terlalu menyukai Nathea, itu bukan berarti jika ia membencinya. Namun perlakuan Nathea yang sering membangkang setiap ucapannya tentu membuat Jonathan juga jengah dibuatnya.
Jonathan tidak mungkin memberikan Alexa pada Nathea, tidak akan pernah mungkin. Namun ucapan tentang janji yang pernah Jonathan lontarkan sebelum ibunya meninggal selalu bergema didalam telinganya. Hal itu jelas mengganggu pikiran Jonathan akhir-akhir ini. Meskipun segala urusan pekerjaan kantornya telah Jonathan serahkan sepenuhnya pada Glenn, namun ia tetap harus mengurus semua laporannya dari rumahnya, dan beberapa hari ini Jonathan nampak tidak fokus dengan pekerjaannya. Dan hal itu tentu disadari oleh Alexa.

Seperti sekarang, Jonathan bahkan tidak menyadari langkah Alexa yang kini perlahan semakin mendekatinya. Joanathan masih setia melayangkan pandangannya pada rintikan salju yang mulai halaman disekitar tempat mereka tinggalnya.

"Jo," panggil Alexa sembari berjalan semakin mendekat.

Jonathan yang mendengar seruan istrinya pun segera membalikkan tubuhnya. Ia kini mendapati Alexa yang berjalan mendekatinya sembari mengusap perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit.

"Sudah bangun sayang?" tanya Jonathan sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sang istri.
Itu adalah kebiasaan Alexa setelah mengetahui jika dirinya tengah hamil, sesaat setelah bangun dari tidurnya, ia akan langsung mencari Jonathan dan meminta untuk dipeluk. Ia juga tidak mengerti mengapa ia selalu ingin memeluk Jonathan sesaat setelah ia terbangun dari tidurnya. Kebiasaan itu terjadi saat kehamilannya memasuki bulan pertama. Alexa menjadi sangat manja dan tidak ingin sedikitpun jauh dari Jonathan. Sang suami pun tidak keberatan sedikitpun atas permintaan istrinya ini, itulah sebabnya Jonathan lebih memilih untuk menyerahkan seluruh urusan kantornya pada Glenn. Sebab selain untuk menghindari keduanya dari incaran Nathea dan Xavier, itu juga karena Alexa selalu ingin Jonathan ada dalam jangkauan pandangan matanya didalam rumah ini.