16. Painfull.

137 72 17
                                    

Alexa belum berhenti menangis sejak tadi. Padahal jika dirinya menangis, Joanthan akan langsung memeluknya dan memberikan ketenangan untuk dirinya, namun sejak Jonathan masuk kekamar mereka dan mendapati keadaan Alexa yang menangis dibawah selimut yang menutupi tubuh polos bagian atasnya dan mendapati jendela kamarnya terbuka, Jonathan segera melesak pergi meninggalkan kamar itu dan belum kembali lagi sampai sekarang. Hati Alexa begitu hancur, ia begitu malu pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia disentuh oleh orang lain seperti tadi? Tapi bukankan ini bukan salahnya, sosok itu datang dan menjelma sebagai Jonathan, jadi Alexa juga tidak tahu jika itu merupakaan jelmaan dari makhluk lain.
Alexa merasa hina akan dirinya sendiri. Ia bangkit dan kembali memungut dan memakai kembali pakaiannya. Ia berjalan dengan langkah gontai masih dengan tangisannya menuju dapur. Ia mencari sesuatu yang setidaknya bisa mengurangi sedikit sesak pada dadanya. Matanya tertuju pada pisau yang siang tadi ia gunakan untuk mengupas mangga untuknya.
Ia berjalan dan mengambil pisau itu, menempelkannya sedikit pada pergelangan tangannya dan perlahan menarik pisau itu, berharap bahwa setelah urat nadinya tertupus setidaknya ia berharap jika wajah hinanya tidak akan bertemu dengan wajah Jonathan nanti.

"Akh--," rintih Alexa saat merasakan pergelangan tangannya mulai mengucurkan darah segar disana.
Namun detik berikutnya pisau itu dihempaskan oleh seseorang yang hadir dengan secepat kilat dihadapan Alexa.

"Lex, apa yang kau lakukan!!!" teriak Jonathan sembari membawa tubuh Alexa dalam dekapannya.

"Lepaskan!! Lepaskan aku Jo, lepaskan!!!"
Alexa memberontak berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Jonathan.
Namun Jonathan tidak memberikan sedikitpun jarak pada tubuhnya dan tubuh Alexa.

"Lex tolong jangan seperti ini," ucap Jonathan sembari mendekap tubuh Alexa dengan semakin erat.

"Jo lepaskan aku, aku kotor Jo, aku menjijikan. Lepaskan aku," ucap Alexa masih dengan tangan yang memukul-mukul dada Jonathan.

Kini darahnya telah tercecer dilantai dan sebagian mengenai pakaian Jonathan. Pandangan Alexa perlahan mengabur, tubuhnya melemas dalam dekapan Jonathan. Ia masih bisa mendengar Jonathan menggoyangkan tubuhnya dan memanggil-manggil namanya, namun ia tidak bisa menyahuti panggilan suaminya itu, dan kini matanya telah menggelap sempurna.

-

"Bagaimana, apa kau berhasil menidurinya?" tanya Nathea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana, apa kau berhasil menidurinya?" tanya Nathea.

"Belum, aku hanya berhasil mencicipi tubuhnya sedikit," jawab Xavier.

"Belum, aku hanya berhasil mencicipi tubuhnya sedikit," jawab Xavier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Blood [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang