22. Black Mist.

100 13 34
                                    

Pagi ini Alexa terbangun sekitar pukul 10 pagi. Tidurnya terusik karena bunyi dari mesin pembuat jus yang berasal dari dapurnya.
Ia kemudian menuruni ranjangnya dan berjalan ke arah dapur.
Sebenarnya Alexa tidak biasa mendapati Jonathan memulai aktivitas di dapurnya sebelum Alexa bangun, sebab ia tahu bahwa istrinya ini akan terbangun jika ada aktivitas dipagi hari. Namun entah mengapa pagi ini ia lebih awal membuatkannya jus.
Itu memang kebiasaan Jonathan semenjak Alexa hamil, ia akan selalu memberikan jus di setiap Alexa bangun tidur, dan ia akan selalu meminta Alaxa menghabiskan setiap jus buatannya tersebut.

Alexa berjalan sembari tersenyum mengingat bagaimana wajah manja Jonathan ketika meminta ia untuk menghabiskan jus tersebut. Namun senyum Alexa tiba-tiba luntur saat mendapati seseorang yang kini tengah berkutat dengan peralatan pembuat jus itu bukanlah suaminya melainkan sahabatnya, Glenn.
Alexa sejenak menghentikan langkahnya. Ia melihat ke sekitar rumahnya untuk mencari keberadaan Jonathan. Namun beberapa detik kemudian, Glenn lebih dulu memanggilnya.

"Lex, kau sudah bangun?" tanya Glenn sembari mematikan mesin pembuat jus tersebut.

"Eoh, iya Glenn," sahut Alexa sembari berjalan ke arah meja makan.

Alexa mendudukan dirinya pada salah satu kursi disana.
Ia masih menatap Glenn yang kini tengah menuangkan jus mangga pada gelas bening khusus miliknya.
Tunggu, mengapa Glenn tahu jika itu gelas memang khusus untuk meminum jus setiap pagi hari ya, batin Alexa.

"Silahkan diminum tuan putri," ucap Glenn sembari meletakkan gelas tersebut dengan berlagak seolah ia adalah pelayan dari seorang putri kerajaan.

"Apa sih Glenn, kau membuatku malu," ucap Alexa sembari menyeruput jus tersebut.

"Eum, tidak buruk juga jus buatanmu," ucap Alexa lagi sembari tersenyum dengan menampilkan gigi putihnya.

"Tentu saja," sahut Glenn sembari membereskan perlenkapan pembuat jusnya.

Alexa masih mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Jonathan, namun sejak tadi ia tidak menemukannya.

"Glenn," panggil Alexa.

"Eum," sahut Glenn sembari menatap Alexa sekilas sebelum melanjutkan kegiatannya.

"Apakah Jonathan sudah pergi?" tanya Alexa kemudian.

Glenn seketika menghentikan tangannya yang masih dengan sigap membereskan bekas sisa ia membuat jus.
Kini tatapannya sedikit kosong saat ia kembali mengingat beberapa ucapan yang Jonathan lontarkan sebelum ia pergi.
Alexa kini menatap Glenn yang tengah terdiam dan tak berniat untuk menjawab pertanyaannya. Ia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Glenn.
Bahkan Glenn sampai tidak menyadari jika kini Alexa tengah berada disebelah tubuhnya.

"Glenn!" seru Alexa sembari menyenggol lengan lelaki tersebut.
Sontak saja Glenn menoleh ke arah Alexa.
Ia menatap gadis kecil yang kini ada dihadapannya. Kemudian ia memegang kedua pundak Alexa.

"Iya tadi dia sudah berangkat waktu kamu masih tidur," ucap Glenn dengan di akhiri senyum manis yang mengembang dipipinya.
Namun Alexa menangkap makna lain dari senyuman yang saat ini tengah Glenn sematkan pada wajahnya.

"Apa dia mengatakan kapan akan kembali?" tanya Alexa sembari menatap Glenn dengan dalam.
Ia berharap Glenn akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang semalam tidak sempat Jonathan beri jawabannya pada Alexa.

Kini Glenn melipat bibirnya setelah mendengar pertanyaan yang Alexa lontarkan. Ia terlalu bingung harus menjawab bagaimana. Haruskah ia jujur saat ini dan menghancurkan hati Alexa, atau memilih berbohong untuk menunda kehancuran hati tersebut?

Tidak. Glenn tidak siap untuk melihat wajah Alexa menangis pagi ini.

"Tidak, dia tidak mengatakannya. Tetapi ia berpesan bahwa kau harus selalu sehat dan menjaga anak kalian, itu saja yang ia titipkan padaku," ucap Glenn lagi.

Sweet Blood [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang