1. Bunga Liar

7.7K 534 17
                                    

Lima tahun berlalu.

Suara tamparan yang sangat keras menghentikan celoteh para pelayan di kediaman rumah kepala daerah, Diggory Millys.

"Seenaknya kau berani melawanku, hah?"

Suara melengking seorang wanita membuat semua orang menoleh.

Ruth Millys, nyonya besar kediaman rumah itu, kini sedang berdiri di kebun belakang rumahnya dengan tangan berkacak pinggang. Wanita berumur 30 tahun itu sedang menatap penuh kemarahan ke arah seorang gadis yang terjatuh duduk diatas rumput.

Gadis itu membalas tatapan Ruth dengan api di dalam matanya yang biru.

"Aku bukannya melawan, Nyonya. Aku hanya mengatakan bahwa kepalaku sakit hari ini dan meminta ijin untuk mencari obat," gadis itu membalas dengan suara pelannya yang tegas. 

Wajah sang nyonya besar terlihat kian memerah mendengar balasan sang gadis.

"Alasan saja," Ruth meraih rambut pirang sang gadis dan menjambaknya. "Kemarin kau mengatakan bahwa badanmu yang sakit, kemarin-kemarinnya pinggangmu yang sakit. Semua orang tahu bahwa kau hanyalah mencari-cari alasan karena kau adalah gadis pemalas."

Annica meraih tangan yang mencengkeram rambutnya dan mencoba menarik jemari wanita itu agar melepaskan pegangannya, tapi Ruth justru membelit dan menarik semakin erat.

"Aw! K-kau menyakitiku, Nyonya. Le-lepaskan," Annica mulai merintih. "Aku tidak mencoba untuk menghindari tugasku, Nyonya. Aku tidak tidur semalam. Ke-kepalaku benar-benar sakit."

Ruth mendecih, "Semua orang disini juga tahu, kau hanyalah pelacur murahan pemalas yang berada disini karena suamiku sepertinya sudah tersihir olehmu. Jangan berlagak sok diperlukan dan sok cantik ya. Jangan lupa bahwa kau hanyalah seorang budak di rumah ini. Anak seorang pengkhianat yang sudah diam-diam mencuri uang milik kerajaan."

Kalimat terakhir wanita itu membuat Annica mengeratkan rahangnya. Ia bisa merasakan wajahnya memanas oleh air mata kemarahan yang mulai mengumpul.

Annica meraba ke bawah dan menemukan sebuah bongkahan batu yang cukup besar. Diraihnya bongkahan itu dan kemudian dilemparkannya benda itu sekuat tenaga ke wajah Ruth.

Pletak!

Benda itu mendarat tepat di dahi sang nyonya yang karena kaget melepaskan jambakannya dan langsung terhuyung kebelakang.

Annica tidak membuang kesempatan. Ia langsung menyerang. Dinaikinya tubuh gemuk Ruth dan mulai diayunkannya tamparan tangannya ke wajah sang nyonya besar.

Para pelayan yang menonton ikut kaget dan mulai berlarian hendak melerai. Beberapa menarik tubuh Annica turun, menjauhkan gadis itu dari majikan mereka, sementara satu orang kini mencari Diggory Millys untuk melapor

***

Kepala daerah Diggory Millys sedang berada di ruang kerjanya, mengamati laporan pengeluaran daerahnya, ketika suara ketukan di pintu terdengar.

"Masuk," pria itu menjawab tanpa mengalihkan kepalanya dari lembaran kertas yang ada di depannya..

Seorang pelayan membuka pintu dan melangkah masuk dengan wajah pucat.

"Tuan.... Tuan Diggory...."

Diggory menaikkan wajahnya dan melihat pelayan rumahnya, Heidi berdiri di depan mejanya dengan nafasnya terengah-engah seakan habis lari dikejar musuh.

"Aku sedang sibuk, Heidi," Diggory membalas sambil melambaikan tangannya untuk mengusir gadis itu keluar. "Aku sedang tidak ada waktu untuk memikirkan makan siang apa yang ingin kumakan hari ini. Rundingkan saja dengan Ruth. Aku perlu memeriksa laporan ini sekarang."

Bunga Dan Pedang [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang