Seperti rencana awal, kini mereka (Taehyung, Jung-yi dan Jungkook) sudah duduk manis ditikar dibawah pohon rindang pilihan simanis. Dihadapan mereka tersaji banyak sekali camilan juga makan siang yang baru saja Jung-yi susun.Sedangkan simanis dan ayahnya sudah sibuk bermain dengan saling menggelitik hingga mereka tertawa lepas membuat Jung-yi yang melihat itu tersenyum manis.
"Semoga ini bukan hanya sekedar mimpiku oppa," gumam Jung-yi sembari kembali melanjutkan kegiatannya.
"Momma!!" Teriak simanis mengalihkan atensi Jung-yi.
"Sini Mom! Jangan disana terus!" Teriak simanis lagi membuat Jung-yi menganggukkan kepalanya dan mendekat kearah keduanya yang masih asyik bermain.
Saat Jung-yi sudah hampir dekat, ada seseorang yang memang sedari awal mengikuti mereka sudah bersiap ditempat bersembunyinya. Dan-
Dor
"Argghhh"
Semuanya membatu ditempat. Kejadian barusan benar-benar sangat mengejutkan. Bahkan Jung-yi yang bajunya terkena jipratan darah masih menatap kosong kedepan.
"Jungkook!!"
Dan teriakan Taehyunglah yang mampu menyadarkan Jung-yi dari keterkejutannya. Dia segera menangkap tubuh putranya yang hampir mencapai tanah.
"Koo?! Jungkook!!" Panggil Jung-yi kalut.
"Mom-momma baik-baik saja?" Tanya Jungkook terbata.
"Hiks. Diam! Jangan bicara lagi!! Hiks... Hiks..." Jung-yi menangis melihat putranya terluka.
Taehyung dengan segera menghubungi anak buahnya guna menangkap pelaku penembakan putranya dan segera membawa Jungkook menuju kerumah sakit terdekat.
"Bertahanlah sebentar lagi eoh? Daddy akan membawamu kerumah sakit." Kata Taehyung pelan sembari terus menggendong putranya menuju mobil.
"Astaga Daddy, Koo masih kuat. Ini hanya mengenai absku, ahhh.... Nanti perut kotak-kotakku akan hilang." Rengek Jungkook.
"Diamlah! Astaga kau ini! Bukannya memikirkan keselamatanmu sekarang malah sibuk memikirkan abs mu. Kau tidak lihat Mommamu menangis sesegukan dari tadi eoh?" Kesal Taehyung.
"Hehe.... Sorry Daddy." Cengir Jungkook.
Taehyung segera memasukan Jungkook kekursi penumpang dengan Jung-yi yang menjadikan pahanya untuk bantal putranya.
"Tetap tersadar eoh? Hiks." Kata Jung-yi terus mengusap pipi simanis.
Jungkook tersenyum. Sakit pada perutnya sekarang semakin menjadi, bahkan wajahnya sudah pucat pasi membuat Jung-yi semakin kalut.
"Lebih cepat Kim! Putramu sekarat!!" Kesal Jung-yi.
"Iya iya astaga! Aku sudah ngebut ini, kau mau kita masuk jurang jika dijalan seperti ini mengebut?" Sahut Taehyung.
Jungkook terkekeh mendengar pertengkaran kecil antara ayah dan ibunya. Sementara Jung-yi terus menekan luka Jungkook agar bisa menghentikan pendarahannya.
"Tidak sia-sia Momma dulu kuliah kedokteran. Hehe..." Kata Jungkook.
Jung-yi mendelik mendengar penuturan putranya. Ada-ada saja anak ini. Dalam keadaan seperti ini pun dia masih sempat-sempatnya menggoda ibunya.
"Diam!! Jangan bicara apapun!!" Sentak Jung-yi.
Sesampainya dirumah sakit, Taehyung segera keluar dari mobil dan berteriak meminta bantuan para perawat guna membawa putranya.
"Astaga Tae! Apa yang terjadi? Kau yang melakukan itu pada anak seumuran dia?" Tanya seorang dokter yang sepertinya dekat dengan Taehyung.
"Astaga hyung! Yang benar saja! Dia putraku, mana mungkin aku melukai putraku sendiri!" Sahut Taehyung kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is My Daddy Mom?
Romansa"Jeon Jungkook! Cukup! Momma bilang jangan bahas apapun tentang ayahmu!" "Tapi Koo juga mau tau siapa Daddy Koo Mom!" "Dia sudah mati!" "Gak! Koo gak percaya! Daddy pasti masih hidup!" "Cukup Jungkook! Cukup, hiks... Jangan bahas laki-laki biadap it...