1. Prolog

4.6K 594 7
                                    

Di tahun ke-6 ini para murid seangkatan Harry sudah seminggu memasuki sekolah sihir, mereka kembali setelah liburan yang panjang.

Tidak ada yang aneh sebenarnya, suasana masihlah sangat santai dan murid-murid belum diberikan tugas yang cukup banyak.

Ini adalah tahun ajaran pertengahan di bulan juni, bahkan bagi Harry, tak terasa bahwa dirinya sudah berada di tahun ke-6. Dia merasa bahwa dirinya baru saja memasuki sekolah ini saat umur 11. Tapi dengan waktu yang terasa cepat, dirinya sudah hampir lulus satu tahun lagi.

Hari ini para murid sedang berkumpul diruang aula untuk makan malam, desas desusnya dari para penggosip, ada guru baru yang memasuki sekolah ini.

Katanya guru tersebut berasal dari Dumstrang, bahkan para siswa saling berbisik penuh rasa penasaran.

Yang ada dalam pikiran Harry hanyalah, dia sangat yakin, jika guru tersebut adalah guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam (DADA) yang baru. Sudah tak aneh jika posisi itu diganti setiap tahunnya, setelah Hogwarts mendapatkan kutukan pada posisi itu dari sang pangeran kegelapan yang dulunya ditolak untuk mengajar di sekolah.

Harry harap jika guru tersebut pintar dan tak sebodoh Gilderoy Lockhart. Guru DADA ditahun kedua dirinya bersekolah disini.

Tapi suasana menjadi riuh dan membuat semua orang didalam Aula terkejut, obor-obor berisikan api mati begitu saja, bahkan terasa hembusan angin di dalam ruangan.

Suasana tampak menjadi sedikit gelap, ditambah murid yang panik. Sementara para guru dan staff hanya bersikap santai.

Mata hijaunya memandang kebingungan, lalu pintu Aula terbuka secara tiba-tiba. Obor kembali menyala, membuat ruangam terang seketika.

Apakah guru barunya sedramatisir jubah Severus Snape ? Pikir Harry malas.

Namun pekikan tertahan para gadis telah dia dengar, saat Harry mencoba memfokuskan pandangan lewat kacamata bulatnya, kearah pintu Aula.

Pantas saja semua gadis menahan jeritan, karena yang masuk kedalam adalah seorang pria tampan berwajah Aristokrat. Berjalan seperti bangsawan, tampak sangat sempurna dengan jubah hitam mewahnya.

Dia mau mengajar atau pamer tampilan ? Harry menatap pria itu dengan delikan heran.

Pria itu kemudian berdiri di depan Aula, setelah sebelumnya berbisik dan sedikit melakukan pembicaraan dengan Dumbledore sang kepala sekolah.

"Baiklah semuanya, hari ini Hogwarts akan memperkenalkan seorang guru baru DADA secara resmi. Silahkan Tuan Louis" Dumbledore mempersilahkan pria itu untuk bicara.

"Perkenalkan namaku Rigel Louis, aku berasal dari Dumstrang dan sekarang secara resmi, aku akan menjadi guru DADA kalian yang baru. Mohon kerjasamanya!"

Pria itu berkata dengan anggun layaknya bangsawan, namum suara huskynya yang berat semakin menambah pesona. Tapi tatapan tajam dari mata merah itu sangatlah dingin.

Yang lebih anehnya, Harry merasakan sesuatu berdesir dalam dadanya saat menatap mata pria itu. Kenapa dengan dirinya ?

Namun mencoba mengenyahkan perasaan anehnya, dia kembali menyantap makan malamnya. Lagipula soal guru baru itu bukanlah urusannya juga.

Tapi tanpa dia sadari, guru baru itu menatapnya dengan pandangan yang sulit dijelakan. Tak ada yang menyadari hal tersebut, karena Rigel sangatlah ahli dalam manipulasi.
.
.
.
.

Tubuhnya menggeliat dan merasakan keringat mengucur deras, membuat Harry menggelinjang tak nyaman.

Bahkan bagian bawahnya terlihat basah dibalik celana satinnya. Terlihat dari jiplakan kain yang membulat dan beda warna.

Sementara itu dalam mimpinya, Harry merasakan seseorang mencumbu tubuhnya dengan hebat, tubuhnya begitu kokoh dan tegap, sangat sexy bahkan tubuh Harry terasa pas dipelukan pria itu.

Desahannya terdengar jelas bersahutan dengan pria asing dalam mimpinya itu. Tapi siapa pria itu ? Kenapa dia tak bisa mengenalnya.

Secara tiba-tiba Harry terbangun dari mimpi anehnya, dengan keringat yang bercucuran.

Mimpinya barusan terasa sangat nyata, bahkan harry sudah mengalaminya hampir setiap hari, selama dua minggu. Saat dirinya masih berada dirumah keluarga Dudley, merasa malu karena bibi Petunia pernah memergokinya dengan celana yang basah.

"Kenapa denganku? Apa yang sebenarnya terjadi?" Merasa malu karena mengingat mimpinya barusan.

Untung saja, teman sekamarnya adalah orang yang tak selalu lelap dalam tidrur, sehingga Harry merasa aman tanpa takut kepergok oleh mereka.

Dia bangun, lebih memilih untuk membersihkan dirinya dengan air hangat daripada tidur kembali, takut mimpi anehnya malah berlanjut.

Guyuran air hangat menyentuh kulitnya, Harry kemudian membersihka sela-sela pantatnya yang terasa lengket. Bingung dengan cairan yang keluar.

"Apa ini ?" Dia merasa geli juga jijik secara bersamaan.

Apakah memang lubangnya bisa mengeluarkan cairan semacam ini ?
.
.
.
.

Pagi itu Hermione mengetuk pintu kamar Harry, untuk membangunkan Harry yang sering telat bersiap.

Di sisi gadis ginger itu ada Ginny Weasley, adik dari Ron yang sudah tersenyum padanya. Harry membalas senyuman itu dengan lembut.

Beberapa bulan yang lalu, mereka memutuskan hubungan yang terjalin, karena merasa tidak adanya kecocokan. Harry yang terlalu lembut dan Ginny yang terlalu tomboy.

Meski begitu, keduanya tetap menjalin hubungan yang baik dalam sebutan pertemanan. Tak ada masalah dengan keduanya, karena mereka berbicara baik saat berpisah.

Awalnya Ron menolak dan hampir marah ingin memukul Harry saat mengetahui hal tersebut. Untung saja Ginny dengan sigap memberikan perlindungan dan berkata bahwa 'Aku menyukai pria yang keren dan gagah, sedangkan Harry bukanlah tipeku. Dia terlalu lembut, aku bahkan tidak tega saat memutuskannya'

Sebenarnya Harry merasa tersinggung dengan ucapan itu, tapi mau bagaimana lagi bahwa hal tersebut memang nyata adanya.

Bahkan Ron sedikit bingung, karena adiknya sudah bermimpi menjadi istri Harry sejak masih kecil.

Tapi dia kemudian menerimanya dan setuju, bahwa Harry tidak cocok dengan adiknya yang urakan dan sangat tomboy, lihatlah bahkan disaat orang lain memakai rok, Ginny lebih memilik memakai celana panjang. Aneh bukan ?
.
.
.
.

Suasana lorong sangatlah tidak nyaman, sangat sesak dipenuhi gerombolan anak-anak yang berlari untuk memasuki kelas.

Bel Hogwarts hari ini rusak, sehingga semua orang tidak sadar bahwa jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi.

Pelajaran pertama yang akan dilakukan Harry adalah Ramuan, paling dibenci karena susahnya minta ampun. Severus Snape sering memberinya nilai jelek sehingga membuat semangat sekolahnya turun.

Tapi dia berdo'a semoga saja hari ini dapat belajar dengan damai dan tentram, tanpa severus yang galak.
.
.
.
.

Didalam ruangan khusus yang tertutup itu, ada 2 orang pria yang saling berbicara, sementara salah satu pria menunduk ketakutan tak berani menatap lawannya.

"Baiklah tuanku, aku kan melaksanakan perintah anda dengan segera" pria dihadapannya menunduk.

Dirinya harus bisa segera menemukan diadem Rowena Ravenclaw sebelum orang lain bisa mendapatkannya.

Lalu Rigel Luois nama pria tersebut, atau bernama aseli Tom Marvolo Riddle sang Dark Lord Voldemort, mencium sebuah batu merah ditangan.

Itu adalah batu betuah, dimana orang pikir bahwa batu itu sudah hancur, bahkan buku diary asli masih berada ditangannya.
.
.
.
.

TBC

My Baby Mate (TOMARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang