Malam itu Kalil sedang duduk di teras rumahnya, memutar lagu dari radio tua milik sang ayah entah kenapa lagu malam ini semua tentang kisah romansa, tentang seseorang yang sedang jatuh cinta, tentang indahnya mengagumi seseorang yang bisa kamu lihat setiap hari.
Kalil melihat gumpalan awan mendung malam, udara juga semakin dingin. Tetapi Kalil masih ingin di teras, mungkin sampai hujan turun. Memikirkan hujan......
"Tante Kalil kedinginan banget ya, pipinya sampe merah." Kalil terperanjat dari duduknya hampir menjatuhkan radio dari pangkuannya. "Eh, Lila ngagetin ya? Maaf Tante Kalil" ujar Lila dengan cengiran yang manis memperlihatkan barisan gigi susu yang imut.
Kalil menyentuh kedua pipinya, wajahnya memberengut dengan bibir mengerucut. Kenapa rasanya tiba-tiba begitu malu saat dipergoki oleh Lila ia tengah merona. "Iya dimaafin, kamu udah belajar?" Lila mengangguk, gadis 10 tahun itu mengambil duduk di samping Kalil. Ikut mendengarkan alunan musik dari radio tua.
"Tante Kalil memang tidak punya ayah itu hal memalukan ya?" Tanya Lila tiba-tiba.
"Eh?" Kalil menoleh pada keponakannya, gadis kecil itu menghela nafas dan menatap Kalil penuh tanda tanya.
"Lila sedang sedih, tapi mau cerita pada Bunda takut buat Bunda ikut sedih." Wajahnya muram, Kalil mengecilkan suara radionya, meletakkannya di meja dekat kursi panjang yang mereka duduki.
"Cerita sama Tante Kalil aja, ada yang bilang seperti itu ke Lila?" Lila menggeleng ringan. Lila menarik nafas cukup panjang mugkin setelah ini ia akan mulai menceritakan sesuatu yang mengganjal di hatinya akhir-akhir ini yang membuatnya tidak bersemangat saat sekolah.
Hujan & Kalil
Saat itu Lila sedang menata buku sekolahnya, kelas akan berakhir sebentar lagi. Beberapa teman Lila juga sudah membereskan meja mereka masing-masing, semua baik-baik saja sampai seorang guru masuk untuk memberikan pengumuman bahwa besok akan ada pertemuan wali murid dan guru itu bilang mengharapkan kehadiran kedua orang tua.
Entah darimana mulainya atau keberanian salah seorang teman Lila mengangkat tangan dan bertanya "Kalau hanya ayah saja boleh tidak, Bu?" guru itu memandang teman Lila sebelum kembali bersuara bermaksud untuk menjawab
"Ibu harap kedua orang tua kamu hadir ya, Biru" anak itu mengangguk. Kemudian setelah itu beberapa siswa melirik ke arah Lila, Lila tidak tau apa maksudnya. Gadis kecil itu hanya menatap mereka dengan pandangan bertanya.
"Lalu yang tidak punya ayah bagaimana, Bu?" adalah suara teman Lila yang lain, dengan adanya pertanyaan itu hampir semua siswa menoleh ke arah Lila, Lila sudah tidak bisa fokus mendengarkan jawaban Bu guru, gadis itu merasa dihakimi tanpa sebab. Saat guru tadi mengatakan sudah waktunya pulang dan berjalan keluar.
"Kenapa kalian liat Lila kaya gitu?" Biru, siswa laki-laki itu memasang wajah garang menatap teman-teman sekelasnya yang tanpa alasan menoleh pada Lila lalu berbisik dan saling tertawa.
"Lila kan hanya punya ibu. Kata Bu guru harus kedua orang tua Biru yang datang, aku kan hanya bertanya, mungkin Lila malu untuk bertanya." Siswa bernama Biru itu terlihat semakin geram, Lila melihat Biru seperti tidak suka sekali dengan jawaban siswa perempuan itu.
"Kenapa Lila harus malu? Lila tidak akan malu. Lagipula sekalipun ada anak yang tidak punya ayah dan ibu dia tidak perlu malu, itu bukan hal memalukan!"
"Kamu kenapa deh, Biru? Kenapa marah-marah? Ih Biru sekarang tukang marah ih." Teman-teman yang lain juga ikut-ikutan menatap Biru saat itu, Lila hanya diam memperhatikan sampai tangannya ditarik Biru keluar kelas meninggalkan mereka semua.
Kalil menghela nafas setelah mendengar cerita keponakannya, "Biru bawa kamu kemana?"
"Pulang, ke rumah. Biru bilang Lila gak perlu malu. Lila memang tidak malu kok tapi kenapa ya teman-teman Lila bilang Lila mungkin merasa malu." Lila mengambil radio tua yang tadi di meja, untuk ia taruh dipangkuannya. Lantunan lagu romantis sedang diputar.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN & KALIL
FanfictionHari dimana Hujan berulang tahun adalah hari dimana ia harus menerima musibah bahwa kakeknya mengalami serangan jantung. Siapa sangka keesokan harinya ia bertemu dengan seorang gadis yang mengaku telah menjual jam tangannya secara diam-diam dengan...