.
🔞
Please be wise
.
Pernikahan Hujan dan Kalil sepertinya menjadi berita paling menggemparkan bulan itu, tidak hanya di kantor tempat Hujan bekerja tetapi juga di daerah perumahan Kakek Lim. Banyak orang mengucapkan selamat kepada Kakek Lim, padahal acara pernikahan masih sepekan lagi. Kakek Lim juga dengan bangga menerima ucapan terimakasih dan mengatakam pesta pernikahan akan diselenggarakan dengan meriah.
.
Lain halnya dengan Kalil dan Hujan yang pusing mepersiapkan segala sesuatu, bahkan untuk fitting saja mereka tidak punya waktu dan berakhir memutuskan untuk memakai gaun pengantin mendiang orang tua Hujan yang masih tersimpan rapih di kediaman Kakek Lim. Tentu saja ide itu segera di setujui oleh Kakek Lim.
Kakak Kalil pun tak kalah terkejut saat tau adiknya akan menikah secepat itu, Kalil juga menceritakan perkenalan mereka tentu tetap merahasiakan permasalahan jam tangan mahal milik Hujan yang terpaksa Kalil pakai untuk operasi Lila.
.
Senja sore itu menemani kedua insan yang sedang berdiri di depan dua pusara orang tua Kalil. Kalil ingin berpamitan kepada orang tuanya bahwa ia akan menikah dengan Hujan. Begitu pula Hujan yang meminta restu pada kedua calon mertuanya tersebut
"Halo Om Tante, perkenalkan nama saya Hujan. Saya sangat mencintai putri Om dan Tante yang bernama Kalil, saya bermaksud untuk meminang putri Om dan Tante. Saya mungkin tidak bisa menjamin apapun untuk kebahagian putri Om dan Tante, tapi saya akan selalu berusaha membuatnya sebahagia mungkin selama hidup bersama saya Om Tante. Saya mohon restu kalian" Hujan menundukan kepalanya penuh hormat.
Kalil mengambil tangan Hujan untuk ia genggam dan mengecup pipi kiri Hujan. Perasaan Hujan rasanya lega bukan main setelahnya, Ya Tuhan kebaikan apa yang telah ia lakukan sampai mendapat cinta sebesar itu dari Kalil.
.
Kini Hujan dan Kalil sedang di dalam mobil setelah sebelumnya mampir ke toko kue kakek Pan untuk membeli beberapa jenis kue. Langit sedang hujan, saat ini pukul 7 malam di salah satu tempat sepi taman kota. Hujan menggenggam tangan Kalil erat, menatap pujaan hatinya penuh sayang
"Kenapa?" Tanya Kalik, karena Hujan sejak tadi menatapnya
"Pengen ciuman"
Kalil juga terkejut, karena semenjak mereka resmi menjalin hubungan segala sifat asli Hujan langsung tampak, selain anaknya yang tak terduga, dia ternyata memilki pikiran yang jauh lebih erotis dibanding wajahnya yang tenang
"Ooh" jawab Kalil seadanya
Hujan memanyunkan bibirnya "Ga boleh, ya?" Suaranya terdengar lesu
Kalil tertawa "Kenapa ga boleh? Toh ini nanti jadi milik kamu" sumpah Kalil hanya iseng berucap seperti itu, namun Hujan sudah kepalang gemas sehingga segera melepas seatbeltnya dan mengejar ciuman pada bibir Kalil.
Bukan hanya itu, tangan kekarnya sudah menangkup rahang Kalil untuk semakin memperdalam pagutan mereka, Kalil meremat rambut hitam Hujan yang baru dicukur beberapa hari lalu untuk menyambut acara pernikahan. Pagutan mereka terus berlanjut semakin dalam dan semakin intens
Tidak ada satupun yang berniat menyudahi, oh ini terlalu candu bagi keduanya "Mmmh... aaanghh" Kalil membuka mulutnya saat gigi Hujan menggigit bibirnya pelan. Memang itu tujuannya untuk melesakkan lidahnya, mengabsen langit-langit mulut Kalil.
Dada gadis tersebut terangkat. Uuuh ini terlalu nikmat untuk keduanya. Tangan Kalil berpindah dari rambut menuju ke leher jenjang Hujan, ibu jarinya mengusap pelan jakun Hujan yang bergerak naik turun seiring dalamnya pagutan mereka. "You're so sexy..." bisik Hujan tepat setelah menyudahi kegiatan mereka, saling mengatur nafas dengan tatapan yang sama-sama sayu

KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN & KALIL
FanficHari dimana Hujan berulang tahun adalah hari dimana ia harus menerima musibah bahwa kakeknya mengalami serangan jantung. Siapa sangka keesokan harinya ia bertemu dengan seorang gadis yang mengaku telah menjual jam tangannya secara diam-diam dengan...