Happy reading
Pagi telah tiba, tapi sepasang suami istri ini masih belum bangun dari tidurnya. Posisinya sekarang adalah sang istri yang tidur dengan memeluk suaminya dari samping. Ya, sepasang suami-istri ini adalah Ara dan Chika. Semalam mereka sempat cekcok kecil karena Chika memilih tidur di sofa sedangkan Ara memintanya untuk tidur di ranjang bersamanya.
Chika menolak karena ia tau ranjang itu tidak muat jika diisi untuk dua orang dan ia memilih untuk tidur di sofa saja. Tapi Ara tetap memaksanya untuk tidur di ranjang bersamanya.
Bukan tanpa alasan, Ara hanya tidak tega jika Chika tidur di sofa, katanya nanti badan dan lehernya sakit karena sofa yang sempit. Padahal kan sama saja, tidur bersama Ara di ranjang rumah sakit juga sempit karena harus berdempetan. Tapi Chika senang karena perhatian yang Ara berikan dan ia yang memintanya untuk tidur bersamanya.
(Pasti bisa dong membayangkan bagaimana ekspresi Chika saat itu haha.)
Chika menggeliat pelan, bukannya bangun tapi ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Ara dan menyembunyikan wajahnya. Ara terusik karena pergerakan Chika, ia memiringkan badannya lalu memeluk Chika.
***
Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi sepasang suami-istri ini masih enggan membuka matanya. Mungkin karena pelukan satu sama lain terlalu nyaman hingga mereka tidur tak ingat waktu.
Pintu ruangan terbuka menampilkan para orang tua yang datang pagi-pagi hanya untuk mengunjungi anak-anaknya. Disana ada Gracio, Kinal, Shani dan Veranda. Mereka tentu saja kaget, pasalnya sekarang sudah pukul 9 pagi tapi anak-anaknya masih betah tidur dalam keadaan berpelukan.
"Astagaa" ucap mereka berbarengan
"Anak kamu mah" ucap Kinal pada Veranda
"Anakmu juga. Bener-bener nih si Chika, gabisa dibiarin ini udah jam 9 belum juga bangun" Veranda bejalan mendekat ke arah Chika untuk membangunkannya
"Bentar kak, biarin aja mungkin Chika juga cape dari kemaren ngurusin suaminya. Kita keluar dulu aja" ucap Shani menahan tangan Veranda
"Tapi ini udah jam 9 Shan, gimana kalo nanti dokter dateng buat cek keadaan Ara sedangkan mereka masih tidur gitu"
"Gapapa kak biar nanti ayahnya Ara yang kordinasiin ke dokter kalau pasiennya masih betah tidur sambil pelukan gitu" ucap Shani tersenyum melihat anak dan menantunya yang masih tertidur
"Lagi pula memangnya kak Ve ga seneng liat anak-anak kita akur lagi kaya gitu. Liat deh Chika aja pules banget tidurnya" lanjut Shani
"Senenglah, cuman ya kaget aja pas dateng tapi anaknya masih ngebo gitu" sahut Veranda.
Bunda Shani terkekeh pelan. "Yaudah karna masih pagi gini terus anaknya juga belum pada bangun, gimana kalau kita ke kantin aja buat sarapan kebetulan banget nih belum sempet sarapan tadi" ucapnya
"Boleh deh sekalian beliin sarapan juga nanti buat Chika" sahut Veranda
Shani dan Veranda keluar dari ruangan Ara dan berjalan menuju kantin diikuti oleh suami mereka di belakangnya. Yang niatnya ingin menanyakan keadaan Ara mereka jadi mengurungkannya karena Arabbelum bangun. Mungkin nanti setelah sarapan baru mereka kembali ke ruangan dan berharap anak-anaknya sudah bangun.
Chika terusik karena merasa tubuhnya dikunci oleh seseorang sehingga tidak bisa bergerak. Ia menggeliat, lalu perlahan membuka metanya menyesuaikan cahaya dengan retina penglihatannya.
Ia menarik kedua sudut bibirnya saat melihat wajah damai suaminya yang masih betah memejamkan mata sambil memeluknya. Senyuman tak luntur dari wajah Chika, ini yang sangat ia rindukan, melihat wajah tampan Ara setiap bangun tidur yang membuatnya candu untuk terus menatap wajah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASKARA (END)
Short Story"aku ga nyangka, wajah semanis kamu bisa ngasih luka sepahit ini"-A