CHAPTER : 20

6K 397 25
                                    

Sisilia.

Disebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan banyaknya senjata, berdiri seorang Pria yang tengah memegang sebuah Katana.

Ruangan itu gelap dan agak pengap. Penerangannya pun amat minim—hanya ada lentera kecil disetiap sisi ruangan.

Brak!

Pintu ruangan tersebut didobrak dengan cukup keras, membuat Pria tadi berdecak karena kegiatannya yang sedang mengecek senjata terganggu.

"Hey, J, aku memiliki berita yang mungkin akan menggembirakan hatimu!" ujar seseorang berambut putih yang mendobrak pintu tadi.

Pria yang dipanggil "J" itu berbalik badan masih dengan memegang Katana ditangannya. Dia menaikan alis, tanda bertanya tentang berita menggembirakan apa yang dibawa Pria berambut putih tadi.

"Wanitamu datang kemari,"

"Wanitaku?" J menaikan sebelah alisnya lagi.

Pria berambut putih pun mengangguk antusias. "Ya! Isabella!"

Pria berambut putih itu memang sudah ditugaskan oleh J untuk mengawasi Isabella. Bahkan saat Isabella masih berada di Jerman pun pria berambut putih tersebut tetap mengawasi meski hanya melalui anak buahnya.

J menghembuskan nafasnya, lalu membalikan badannya lagi, membelakangi si pria berambut putih. "Apa yang dia lakukan di Italia?"

"Tentu saja bertemu Sahabatnya, Elleza."

J mengangguk-anggukan kepalanya. "Lalu?"

Pria berambut putih tadi mengerutkan kening melihat respon J yang biasa saja.

"Kau tidak senang dengan kedatangan Isabella?"

"Dia tidak datang untuk menemuiku Edwin, untuk apa aku senang?"

"Untuk apa dia mendatangimu sedangkan dia tidak tahu siapa dirimu!" Edwin jadi kesal.

J terkekeh ringkas. "Dia mengenaliku, Ed, bahkan sangat mengenaliku."

Mata Edwin membola dan dipenuhi kilat penasaran. "Sungguh?"

J mengangguk. "Tapi sayang sekali, dia tidak tahu siapa diriku yang sebenarnya."

"Oh! Apa dia mengenalimu sebagai—"

"—Ya." J memotong ucapan Edwin dengan cepat. "Dia mengenali sosokku yang hangat dan penuh kasih."

"Sebenarnya aku tidak tahu jika Isabella ternyata mengenalimu juga. Selama ini aku hanya mengetahui tentang kau yang sangat tergila-gila pada wanita itu."

Sekali lagi, J terkekeh. Suaranya yang berat, tatapannya yang khas, sayu dan terlihat mesum juga sexy. Jika wanita melihat tatapan mata J, pasti mengira J sedang melecehkan mereka lewat tatapan mata.

Selama ini J selalu mengenakkan kacamata dimanapun, kecuali dihadapan Isabella. Karena hanya wanita itu yang mengatakan jika mata J unik, dan tatapannya lucu.

Hell, tatapan seorang J dikatakan lucu?

"Bukan hanya tergila-gila padanya. Bahkan jika dia mati, kurasa aku akan ikut mati juga."

"Sebegitu besarnya kah cintamu padanya? Kau bahkan masih mempertahankan keperjakaanmu hanya untuk dia." Edwin sedikit terkekeh saat mengingat jika 'Bos'nya ini masih perjaka ting-ting.

J tersenyum lembut tanpa bisa dilihat oleh Edwin karena Pria itu membelakangi sang bawahan. "Sebesar itu."

Edwin menghela nafas, lalu tersenyum bangga. "Baru kali ini aku melihat seorang Pria yang mencintai wanitanya sebesar kau, J."

FATE; Rebirth Of The Villaines || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang