Happy reading
Banu,tak ambil pusing!ia masuk ke mobil,membiarkan cindi menangis memukul-mukul kaca mobil
Melesakkan mobil dengan kecepatan pelan,sesekali melihat kebelakang di mana cindi masih menangis,dengan berat hati Banu memberhentikan laju mobilnya,berfikir sejenak
Apa salahnya,untuk memperbaiki semua,agar Bian bisa merasa senang,lagian Banu juga gak tega melihat seorang gadis menangis
Jangan heran,Banu tak pernah membuat seorang gadis menjatuhkan air matanya,apa lagi jika alasan wanita menangis itu karna nya,jangan kan gadis teman kampus nya,mama nya saja tak pernah menangis untuknya selain menangis bahagia
Akhirnya Banu memundurkan mobilnya,dan mempersilahkan cindi masuk,tak ada pembicaraan saat menuju ke rumah sakit
>>•<<
"Bang Aris,apa aku sudah bole pulang?"tanya Bian yang masih di temani oleh Aris dan yoga
"Bian...kamu harus sembuh dulu...kamu belum boleh pulang Bian"ucap yoga
"Tapi aku gak bakal sembuh bang,kalau pun aku sembuh,itu bukan sembuh di dunia,melainkan di surga"ucap Bian membuat yoga bungkam seribu bahasa
Benar kata Bian,kalau pun bisa di obati,itu sudah telat,tak ada lagi waktu untuk melakukan kemo,jika hal itu di lakukan sama saja,bukannya malah membaik tapi itu akan semakin memburuk
Penyakit Bian benar-benar sudah parah,sulit untuk menyembuhkannya,karna sudah terlambat,jika saja Bian mau melakukan kemo waktu itu,pasti semua tak akan jadi seperti ini
"Ini membosan kan"celutuk Bian
>>•<<
"Kamu udah berapa lama kenal Bian?"tanya Banu membuka suara
Cindi beralih memandang mas Banu,sebab ia bingung harus menjawab apa?
"Eum..aku sama Bian udah kenal sejak 2 tahun lalu"ucap cindi dan akhirnya memilih kembali melihat keluar jendela mobil
"2 tahun?kok mas gak pernah tau?"tanya Banu lagi
Bagaimana mau tau,Banu saja selama 8 tahun tak pernah dekat dengan Bian ada ada saja
Hal itu juga yang membuat cindi mengingat hari-hari yang pernah mereka lewati,Bian pernah bercerita soal keluarganya
Ya Bian pernah bilang kalau mas Banu membencinya hanya karna sebuah kecelakaan,dan Banu semakin membenci Bian Karna Bian membunuh mama juga
"Eumm..bukannya mas membenci Bian?"tanya cindi
Degh....jantung Banu seperti berhenti berdetak,itu benar,selama ini Banu membenci Bian
"Kau tidak tau apa-apa,jangan ikut campur "ucap Banu sedikit kesal
Seketika kembali hening,tak ada pembicaraan dari Banu atau pun cindi
>>•<<
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan tubuh kekar mas Banu,mas Banu masuk dengan tangannya yang menggantung koper,dan disusul seorang gadis di sana"Bian maaf,mas sedikit lama,tadi agak macet di jalan"ucap Banu
Bian tak merespon,dia malah menatap datar kearah cindi,hal itu juga yang membuat Banu juga mengikuti arah mata Bian
"Bian mas keluar sebentar ya,kamu di sini dulu"ucap Banu pada Bian lalu pergi keluar
Di ruangan itu hanya ada cindi dan Bian,tak ada yang membuka suara,Bian bahkan melihat keluar jendela,sedangkan cindi masih memandang alat-alat di tangan Bian
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Albian✓[END]
Teen FictionSEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA UNTUK SALING FOLLOW MEMFOLLOW......☺️😊 Kisah anak bungsu yang di benci oleh keluarganya,hanya karna sebuah insiden yang tidak bisa di percaya oleh sang papa. Insiden kecelakaan yang menewaskan seorang pemuda berkari...