6.dua tahun lalu

13 4 2
                                    

Jika aku tak bisa meringankan nafasku, lebih baik aku berhenti saja....

        Happy reading....


Dua hari berjalan lancar setelah mama pergi,rumah semakin sepi,hanya suara burung-burung yang berkicau di pagi hari,atau suara hujan yang turun dengan deras

Pagi hari ini kebetulan hari libur,mas Banu pergi entah kemana,dan papa lebih memilih untuk berdiam di rumah

Bian menuruni anak tangga,ia ingin keluar sebentar,dan menghampiri sang papa yang dengan duduk di depan komputernya

"Papa..Bian pamit keluar dulu ya?eumm..ada tugas kelompok.."ucap nya hati-hati

"Hmm,pulang jangan terlalu malam"balas sang ayah tanpa menoleh ke sang anak

Berbohong?iya,Bian berbohong,ia tak ada tugas kelompok dari sekolahnya melain kan ia pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter

>>•<<

Ceklek

"Silahkan duduk"ucap dokter itu pada Bian

Bian segera menutup kembali pintu itu dan duduk di hadapan sang dokter

"Hehee...jangan canggung gitu dong, rileks saja,anggap saya sebagai temanmu"ucap dokter itu memecah suasana karna sang pasien terlihat canggung

Bian hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban iya

"Hmm...sebelum nya kita kenalan dulu,saya dokter Aris,kamu bisa panggil saya dengan embel-embel Abang"

Bian hanya tersenyum,dan membalas jabatan tangan sang dokter"albian devran vernandez,dokter bisa memanggil ku bian"

"Baiklah apa yang ingin kau ceritakan Bian?"

"Aku...ak..ku....aku merasa ada yang aneh dengan tubuh ku"

"Maksud kamu?"

Bukannya menjawab,Bian malah melihat sekeliling  ruangan dokter,membuat dokter terheran

Dasar pembunuh...

Kau membunuh mama mu sendiri Bian

Kau yang melakukannya

Kau juga membunuh mas bima

Kau telah membuat papa dan mas Banu menderita

Ini salah mu Bian

Ini semua salah mu

Kau pembunuh..

"Tidak,tidak,bukan aku,bukan aku yang membunuh nya,hentikan,aku tidak melakukan itu,HENTIKAN"racau Bian menutup matanya dan tangannya menutup kedua telinganya rapat-rapat

Sang dokter terkejut mendengar itu,aris lalu beranjak mendekat pada Bian dan berusaha membuat anak itu tenang,namun nihil,Bian tetap ketakutan

Aris segera meraih suntik dan obat penenang,setelah di beri suntikan penenang,perlahan tubuh Bian melemah,dan....pingsan di pelukan dokter Aris yang berumur masih muda itu

Dear Albian✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang