18.sakit

10 3 2
                                    


Happy reading

Pagi hari saat Bian bangun,ia tersenyum melihat mas Banu yang masih tertidur,setia menemaninya semalaman

"Mas bangun,apa kau tak pergi ke kantor?"ucap Bian membangunkan Banu

"Eum?"Banu perlahan membuka matanya

"Udah pagi mas,mas gak ke kantor?"tanya Bian lagi

"Mas ke kantor Bian...dan kau?kenapa belom siap-siap?"tanya Banu saat melihat Bian masih mengenakan pakaian semalam

"Apa aku boleh bolos hari ini?"tanya Bian

Banu berfikir sejenak,tak biasanya Bian seperti ini,bukannya Bian sangat bersemangat untuk sekolah akhir-akhir ini?

"Eumm kenapa kau ingin bolos?"tanya Banu bingung

"Eumm...."Bian menggantungkan ucapannya

"Gak pa-pa mas,gak jadi,ya udah Bian siap-siap dulu"lanjut Bian yang langsung pergi ke kamar mandi

"Selamat pagi papa"ucap Banu menyambut papa yang sudah berpakaian rapi di meja makan

"Pagi juga Banu,di mana Bian?belum turun juga?"tanya papa

"Paling bentar lagi pa"

"Selamat pagi papa,selamat pagi mas Banu,dan...selamat pagi bibi"ucap Bian menyapa semua yang ada di ruang makan itu

"Pagi juga sayang"balas papa

Bian tersenyum,tapi hatinya merasa gelisah,ntah kenapa,apa yang akan terjadi, sampai-sampai hati Bian bisa se_acak ini

>>•<<

Sampai di sekolah Bian mencoba menghindar dari Dian,namun itu gak berlangsung lama,saat jam istirahat,Dian berhasil membawa Bian ke gudang belakang sekolah

"Masih berani Lo masuk sekolah,denger Bian Lo gak pantes hidup"ucap Dian yang mencengkram pipi tirus Bian dengan kuat

"Apha ma_u kali_yan?"tanya Bian yang masih di cengkram kuat

"Apa....apa yang mau Lo bilang,yang jelas dong!"ucap Dian dengan tersenyum meremehkan

Bian diam,tak ingin menjawab ucapan dim itu

Bugh...

"Akh..."

Bugh..

Bugh...

Bugh...

Dian tak henti-hentinya memukuli bian,kepalanya kembali sakit,seluruh tukang tubuhnya seperti remuk

Bugh..

Bugh...

Bugh..

"Lo pantas untuk mati Bian...."ucap Dian menekan di akhir ucapannya

Dian kembali mencengkram pipi bian

"Sini cairan pemutihnya"ucap Dian,tangan kirinya berusaha meraih cairan pemutih yang sudah mereka siapkan tadi

"Lo haus kan?,Lo minum ni"ucap Dian memaksa meneguk kan cairan pemutih itu

Bian terus memberontak kan kepalanya agar Dian tak berhasil dengan rencananya,namun gagal Bian kalah telah,kedua tangannya di pegang dengan kuat oleh temannya Dian,otomatis Bian tak bisa bergerak sama sekali

"Jangan buat gue marah Bian...telan"ucap Dian yang terus menuangkan cairan itu hingga setengah

Awalnya Bian berhasil menahan cairan itu di mulutnya,tapi Dian mengetahui itu dan menyuruh teman nya untuk menutup hidung Bian agar cairannya tertelan

Dear Albian✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang