9

11 3 1
                                    


  Jika aku memang tak di inginkan..lalu mengapa kalian membuatku hadir dan merasakan sakit seperti ini....?

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading.......

Bian berlari di pinggir jalan,tangan nya penuh dengan darah,iya,Bian mimisan lagi,ia berlari terus menuju rumah sakit tempat dokter Aris bekerja

Ceklek

"Kau datang lagi?apa ada yang sakit?kenapa wajah mu bisa jadi seperti ini Bian?"ucap Aris yang kebingungan

Bian terlihat sangat lemah,dengan tempo beberapa detik kemudian tubuh Bian ambruk,Bian pingsan

Brugh

"Ya ampun Bian?Bian bangun Bian?"ucap Aris panik,ia segera membawa tubuh lemah itu di ranjang ruangannya

'bian sadarlah,apa yang terjadi?'gumamnya dalam hati

Aris menunggu Bian sampai ia sadar,matanya setia memperhatikan wajah Bian

"Kau hebat Bian!kau hebat bisa bertahan sampai sini,Abang mau...kau teruslah bertahan,banyak yang sayang dengan mu,aku tau,kenapa kau menutupi soal penyakit mu sama papa dan mas mu,tapi aku rasa suatu saat nanti itu semua akan terbongkar"

Aris membelai Surai hitam milik Bian,Bian masih memejamkan matanya,dan  5 menit kemudian Bian membuka matanya

"Bang Aris?"ucap Bian yang membuat Aris sadar dari lamunannya

"Kau sudah bangun,apa ada yang sakit?"tanya Aris yang di jawab sekali gelengan oleh Bian

"Lalu?"tanya Aris lagi

"Aku tidak ingin pulang,jika aku pulang pasti papa akan memarahiku karna aku berkelahi lagi!"balas bian membuat Aris buang nafas dalam-dalam

"Baik lah,kau ingin bercerita pada ku atau yoga?sebentar lagi dia sampai di sini"ucap Aris

Bian hanya diam,tak ingin membalas ucapan dokternya itu

Ceklek

"Hai,lama menunggu ku?"ucap seseorang masih berada di depan pintu,siapa lagi kalau bukan yoga

Aris sempat menelfon yoga saat Bian masih pingsan

"Tidak"balas Aris datar membuat senyuman yoga memudar

"Hai Bian,bagaimana kabar mu?"tanya yoga yang mengambil duduk di sebelah kanan Bian dan Aris sebelah kiri Bian

"Baik"balas Bian dengan datar sambil melihat kanan dan kiri bergantian

Mereka diam beberapa untuk beberapa saat,tak ada yang ingin membuka suara

"Eumm kau kecewa ya?"tanya yoga pada Bian yang akhirnya memecah kesepian di ruangan itu

"Tentu,aku sangat kecewa"balas Bian sekenanya

Jelas Bian kecewa pada papa dan mas Banu yang masih tetap tidak percaya padanya,dan terus-terusan menganggapnya sebagai pembunuh

Dear Albian✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang