5.delapan tahun

13 4 3
                                    


   Jika egois dapat membahagiakan seseorang,maka akan selalu ku lakukan...

   Jika egois dapat membahagiakan seseorang,maka akan selalu ku lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   

              Happy reading....

Bian menuruni anak tangga menuju meja makan untuk sarapan,papa,dan mas Banu sudah berada di sana

Walau sedikit canggung Bian tetap memilih untuk menemani mereka sarapan walau nantinya di cuekin semacam tak di anggap

"Selamat pagi pa..mas"ucap Bian lalu duduk di sebelah kursi mas Banu

"Hmm"jawaban singkat yang Bian dapat,tak apa-apa jawaban itu sudah cukup baginya,sedangkan mas Banu?jangan di tanya lagi ia hanya diam acuh terhadap Bian

"Pagi bibi!"ucap Bian saat melihat bi Hanum mendekat dan membawakan semangkuk sup

"Pagi juga mas Bian"jawab bibi hangat memberikan senyum

Selama 2 tahun hanya bi Hanum yang ada bersama Bian,papa?dia sibuk di kantornya,sedangkan mas Banu?dia sudah menjadi CEO terkenal,dan bisnisnya berjalan dengan lancar

Mas Banu mengikuti jejak sang papa yang menjadi CEO,mimpi nya untuk membahagiakan papa terwujud,sedangkan Bian?nilai saja masih di permasalahkan oleh sang papa

Padahal setiap pembagian raport Bian mendapat juara dua,bukan gak bisa mendapat juara pertama,hanya saja Bian bingung dengan otaknya sendiri,sudah belajar berjam-jam namun hasilnya masih tetap

Bodoh?iya,papa nya selalu memarahinya karna nilai sialan itu,belum lagi masalah pembulian yang masih berjalan selama ini dengan orang yang sama,bahkan bertambah

Bukan tak bisa melawan,hanya saja setiap ia melawan di saat itu juga guru mengetahui perkelahian itu,entah apa yang di rencanakan oleh si pembully dan guru,guru tak pernah percaya saat ia di bully,guru lebih memilih Dian dan temannya karna ayah Dian adalah kepsek di sekolah ini

>>•<<

Bian berjalan menuju pemakaman,ia tak berniat sekolah hari ini.ia memilih mengunjungi makan sang mama dan mas Bima.

Berniat menumpahkan semua rasa sakit yang ia dapat selama 2 tahun

Bian mengusap batunisan yang tertulis indah nama sang mama,tepat di samping mas Bima.
Ia mengeluarkan 2 kertas dalam 2 amplop

Ia memandang kedua kertas,air matanya sudah menetes deras

"Mama...mama apa kabar?mama baik kan di sana?mama sudah ketemu sama mas Bima ya?,ma...Bian mintak maaf...Bian gak bisa nepatin janji Bian sama mama,kalau saja mama masih ada di sini,mama pasti tau rasa sakit nya mereka,Bian rindu mama,Bian rindu suara mama,Bian juga rindu lihat senyum mama,walau senyum itu bukan untuk bian...hiks..."

Bian menangis terseduh,tanpa melihat sekeliling,tanpa Bian sadari ia di perhatikan seseorang mengenakan baju jas berwana hitam sedang memperhatikan Bian,ya itu mas Banu,mas Banu yang tadinya ingin mengunjungi sang mama,tapi sudah kedukuanan Bian

Dear Albian✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang