hai hai haii
Rencana gue gagal total. Gue harus buat rencana baru.
Gue pun bangun dan mencari cara biar Heeseung sama Ara marahan. "Gue tau."
Gue menyelinap ke kamar Heeseung dan Ara, "Setau gue Ara kalau nyimpen barang berharga selalu ditempat yang kunci nya ketat."
/krekk/
"Yes, gotcha!"
Gue obrak - abrik isi lemarinya dengan cepet, "Ada brankas? Wow.."
Tapi gimana cara buka nya? Bisa kali ya pake palu?
Terus gue nyari palu dimana.
Rose dodol banget sih otaknya. Ayo dong bekerja, tapi gue tetep berusaha buat cari kuncinya dilemari baju mereka. Iya yang tadi gue buka lemari baju Ara sama Heeseung.
WOWW! Gue dapet kuncinya. "Ara, Ara... lo itu bodoh banget ya" Gue pun membuka kotak brankas yang lumayan kecil.
Loh? Bukannya ini..
_______________
Ara's POV"Ayo pulangg ih." Kesel gue lama - lama sama Heeseung. Masa kita malah pacaran, padahal dirumah lagi ada Rose yang sakit.
"Aku kangen jalan - jalan berdua sama kamu loh, Ra." Ucap Heeseung. "Yaa, tapi gak gini juga mas ganteng kuu. Cubit nih!"
"Cubit aja. Paling sakitnya cuma dikit, kan kamu lemah. Apalagi kalau udah di kasur." Heeseung smirk. Duh udah gak sehat deh ini.
"Apa sih kamuu, yaudah kalau kamu masih pengen disini aku aja yang pulang. Dadaahhh." Gue melambaikan tangan ke Heeseung dan jalan agak cepet. Tapi kok dia bisa ngimbangin!
"Ish kamu kok bisa ngimbangin langkah aku sih."
"Kan langkah aku besar, kamu langkah kecil banget." Parah banget gue diledek! Mau ngambek aja lah gue.
Gue manyunin bibir, "Gak usah manyun sayang. Tenang nanti aku cium sampe di rumah."
/plak!/
"Ah sayang, sakit. Jangan pukul - pukul, mending di elus - elus aja." Ucap Heeseung.
"OGAH!"
"Ogah - ogah gitu tapi suka kan?" Tanya Heeseung.
"Enggak sih Seung." Gue nyengir :)
"Dih gitu ya kamu. Liat aja nanti di rumah."
"Kan ada Rose di rumah." Ucap gue. Eh tapi Rose udah sadar belum ya? Dari tadi gue sama Heeseung gak dapet kabar dari dia.
"Terus Rose jadi penghalang kita buat pacaran di rumah?" Tanya Heeseung. Aduh ribet banget deh suami gue yang satu ini.
"Ih mending ayo buruan sampe rumah. Aku takut Rose kenapa - kenapa atau semakin parah gitu."
"Ngapain sih khawatirin dia? Dia aja gak mikirin kamu kok."
"Tapi itu kan-" Ucapan gue terpotong karena Heeseung dengan sengaja menutup mulut gue pake tangannya.
"Berisik sayang. Ini udah mau sampe rumah kok, udah gak usah bawel lagi." Tapi Heeseung bingung sama raut wajah gue yang agak sedikit asem.
"Kamu kenapa, Ra?" Tanya Heeseung.
"Tangan kamu bau hehe." Gue langsung lari karena gue liat Heeseung udah marah + kesel sama gue.
Sesampainya dirumah..
Baru satu langkah gue melihat pemandangan yang sangat gue gak suka. Areum nangis kenceng banget dan kondisi rumah gue berantakan banget.
"S-seung.. Kok..?" Gue pun mencoba melangkah ke arah box bayi yang berada ditengah - tengah ruang tamu persis. Disekujur tubuh Areum ada banyak cairan...
Darah..
Gue pun terduduk lemes dilantai. Ini kenapa lagi ya Tuhan.
"Hey, sayang tenang. Jangan khawatir." Heeseung berusaha menenangkan gue. "Aku bawa Areum ke kamar mandi, biar aku yang mandiin dia. Mau ikut?" Gue menggeleng lemah.
Gue capek..
Hayolo
![](https://img.wattpad.com/cover/288357326-288-k244863.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family | Lee Heeseung
RandomSequel dari Dijodohin | Lee Heeseung dan Perfect daddy | Lee Heeseung [ COMPLETED ] "Sayang, anak kita lucu banget sih." Ucap Ara "Iya lah mamanya lucu begini gimana anaknya gak lucu coba." Ujar Heeseung "Ih gombal!" My Family cerita tentang seputa...