Bab 9

302 26 2
                                    

hai hai














Gue menaruh Areum ke kasur dan mencoba pelan - pelan membereskan ini semua. Untung banget Areum anteng, gak rewel.

Makasih ya nak udah ngertiin mama.

Tapi ada yang gue pikirkan dari tadi..

Apa gue harus cerita kalau perhiasan sama baju couple dari dia hilang gara - gara Rose?

Untuk saat ini mungkin gue akan nutupin dari Heeseung, sementara.

Setelah semua beres, gue kebawah menemui Heeseung dan gue juga ikut bantu beresin bagian bawah. Karena emang lebih berantakan bagian bawah dari pada bagian atas.

"Kamar aman kan sayang?" Tanya Heeseung.

Gue harus jawab apa? "Iya aman kok Seung." Ucap gue, maaf ya Seung gue bohong lagi.

"Kamu duduk aja sama Areum, biar aku yang beresin sayang. Inget jangan bantah."

"Tuhkan nyebelin! Kan aku mau bantuin masa gak boleh."

"Nurut." Udah serem nih kalau kayak gini. Gue duduk disofa yang empuknya tuh empuk banget. Untung gak di apa - apain sama Rose.

Gue tersenyum lihat Heeseung yang sekarang, udah makin ganteng rajin. Pokoknya suami gue the best deh!

"Kenapa senyum - senyum?" Tanya Heeseung. Gue tetep tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Heeseung.

chup!

Heeseung kecup pipi gue. "Gemes banget istri aku." Heeseung senyum.

ASDFGHJKL! SENYUM LO BIKIN GUE DEG - DEG AN HEESEUNG!

"A-apasih kamu. Itu udah selesai belum?" Tanya gue, sekalian ngalihin topik.

"Udah rapih sayang. Mau di sapu sama pel juga?"

"Mau! Tapi Areum aku tidurin dulu di kamar, biar enak juga." Heeseung pun ngangguk, gue segera naik ke kamar dan nidurin Areum.

"Maafin mama ya nak. Belum bisa jaga kamu sampe terjadi hal kayak tadi. Padahal kamu gak ada sangkut pautnya sama masalah mama. Mama minta maaf ya cantik." Gue mengecup kening Areum dan puk - puk pelan pantat Areum.

Maafin aku juga Seung, maaf...

"SAYANG! UDAH BELUM NIDURIN AREUMNYA?" Teriak Heeseung dari bawah.

Gue taro Areum di kasur pelan dan samperin Heeseung. "Jangan teriak dong, Seung. Kasian Areum nanti ke ganggu tidurnya. Untung tadi pintunya ke tutup, jadi gak terlalu kedengeran banget,"

"Kan kamu tau juga tau dari awal tuh Areum kalau tidur harus pas keadaan yang tenangg banget. Dia kalau ada suara dikit kan langsung bangun. Kayak kamu banget tau gak." Lanjut gue.

"Iya lah kayak aku. Jadi gampang dibangunin. Emangnya kamu, kebo."

"Itu kan dulu ya Seung!" Gue gak terima masih dibilang kebo.

"Hahaha iya - iya maaf." Si Heeseung pake ketawa segala. Sekarang suami gue tuh lebih banyak ngeledek.

"Oke, sekarang kita bersih - bersih. Aku nyapu, kamu nge pel. Deal?" Gue mengulurkan tangan untuk berjabat.

Heeseung dengan senyum menjabat tangan gue. "Aku nyapu dari dapur dulu, kalau aku udah selesai baru kamu pel."

Gue mulai nyapu bagian dapur, setelah itu berlanjut sampai pintu depan. Gue mengelap keringat, "Fiuhh, capek banget!" Ucap gue.

"Udah aku pesenin st*rbu*ks. Tungguin aja, bentar lagi juga sampe."

"Makasih ya Seung." Gue tersenyum walaupun gue sama Heeseung lagi sama - sama capek + keringetan. Wah habis ini gue harus mandi sih. Gila aja gak mandi tapi sekeringetan ini.

"Tumben gak pake sayang/love you." Ucap Heeseung.

"Gak mauu, wlee." Gue julurin lidah sambil ancang - ancang lari. Takut Heeseung ngejar.

Gue lihat pergerakan Heeseung dan langsung lari, "Jangan ngejar aku Seungg!"

"Coba aja menghindar dari aku. Emang kamu bisa?" Tanya Heeseung.

"Bisa dong! Apasih yang Ara gak bisa?"

"Permisi!"

Seketika gue berhenti dan Heeseung berhasil menangkap gue. Gue dipeluk dari belakang dan dicium - cium. "Seung itu udah dateng pesenan kamu. Aku mau ambil dulu! Ih geli Seung jangan cium - cium, aku lagi keringetan loh."

"Bodo amat. Keringet kamu enak wanginya, aku suka." Ujar Heeseung.

"Lepas dulu sayang, mas Heeseung."

Gak ada jawaban dari Heeseung,
































"HEESEUNG!"












😆😆😆😆

My Family | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang