"Kenalin, gue Aqilla Yaletha Shawnita, Qilla." ucapan itu terlontar dengan nada sedikit dingin namun masih menyimpan kesinisan. Zia yang mendengar itu sontak terkejut.
Zia menolehkan kepalanya melihat kearah sang pengenal. Protagonist wanita... Jadi yang duduk bersamanya dikantin adalah protagonist wanita.
"Panggil aja Zia!." sapa Zia begitu riang yang mana membuat Qilla mengganguk kecil dengan pandangan yang tak lepas pada bibir mungil Zia yang terus saja mengunyah makanan.
Jempol Qilla terangkat lalu ditujukan kearea sudut bibir Zia yang terkena kecap lalu mengelapnya perlahan. Hal itu tak luput dari penglihatan El. El, cowok itu dengan kejam menepis tangan Qilla.
"Don't touch her, she is mine." desisnya tajam dengan tatapan sinis. Tangannya merangkul pundak gadisnya dan merapatkan tubuh gadisnya agar semakin dekat dengannya.
Qilla mengedihkan bahunya acuh lalu memakan makanya dengan tenang. Sedari tadi Zia terus terbengong atas kejadian tadi, benar kata sistem alurnya sudah melenceng jauh.
"Aku boleh ikut gabung ga?." suara lembut itu terdengar dari depan mereka.
Serempak mereka mendongak menatap cewek yang sedang memilin seragam dengan tatapan memohon.
"Ga. Pergi lo!." sinis Qilla memandang cewek itu tajam.
Cewek itu tersentak kaget dengan mata mulai berkaca-kaca.
"A-aku ada salah apa sama kamu?." cewek itu bertanya dengan diselingi isakan kecil.
"Lo beban!."
"Tete lo tepos!."
"Sok asik!."
"Munafik!."
"Mainnya sama tukang sate!."
"Anak manja!."
"Sok tersakiti padahal menyakiti!."
"Bibir lo terlalu dower!."
"Bau lo asem kecut!."
"Semvak cowok jadi mainan!."
Begitulah jawaban pedas dari sang Qilla yang terus saja menatap cewek itu tajam dan muak. Muak melihat wajah cewek itu yang sok tersakiti. Para cowok itu hanya mampu menatap tanpa minat perdebatan kecil didepannya.
"Aku ijin kekamar mandi." Zia berdiri dari duduknya dengan susah payah, sebab cowok itu terus saja mendempetkan tubuhnya pada tubuh cowok itu.
"Kamu ga bohong 'kan?." bibir cowok itu mengkerucut lucu. Bayangan overthingking terus muncul dibenaknya, dia masih ragu, bisa saja gadisnya pergi lagi.
"Es teh manis cendol dawet! Sejak kapan gue bohong cawet!." gadis itu berkacak pingang menatap garang El yang menciut.
Zia beranjak meninggalkan meja itu, sesekali Zia melirik cewek itu yang sudah pergi ke stand makanan dan mengantri dengan wajah sembab.
Cewek itu menggangkat bahu acuh dan lebih memilih ke kamar mandi.
Setelah menuntaskan hasratnya. Kini, Zia mencuci mukanya dan menatap pantulan dirinya yang ada dicermin. Kadangkala dirinya menghela nafas panjang.
Cewek itu berjalan gontai keluar dari kamar mandi.
"Eh?." cewek itu tersentak kaget saat mendapati Qilla tengah menyandar ditembok dengan bersedekap dada sembari mengamati wajah Zia yang masih basah.
Buliran air dari kening cewek itu mengalir dengan sensual menuju keleher jenjang yang terekspos. Qilla menelan ludahnya kasar dan memilih pergi tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Zia yang memandangnya rumit dan aneh.
"Prik banget! Waras ga sih?." gumam Zia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Cewek itu memilih pergi menuju kantin dengan santai pandangannya tertuju pada Qilla yang sedang menatap layar ponselnya dengan serius.
Tiba tiba dari arah samping cewek yang sedang memegangi nampan berisi makanan sekaligus minuman sedikit berlari kearahnya.
Bruk
Akhh
"Hiks maaf aku hiks ga sengaja." tangis cewek itu dengan posisi terduduk lemas, tangannya juga terlihat lemas tak berdaya.
"MAAF HIKS! JANGAN TAMPAR AKU." racau cewek itu menggeleng lemah seperti sedang tersakiti. Zia mengernyit heran dengan alis terangkat satu, padahal dirinya hendak menolong walaupun sudah jelas dimatanya kalau cewek itu yang sengaja menabraknya.
'Huh! Dari sekian abad cerita novel di wattpad dibangun, ackting lo murahan anjir!.' batin Zia tersenyum miris dalam hati.
Zia ikut terduduk lemas dengan air mata yang sudah dulu mengalir lebih deras, rambutnya acak-acakan, dasinya ia longgarkan sedikit, kedua kancing seragamnya dibuka, satu kaos kakinya ia lempar, dirinya juga menggigit bibir hingga berdarah.
"Ohmaygat! Tuan luar biasa!." salut sistem.
"Astaga mangga! Apa yang terjadi?."
"Wah! Lihat! Murid baru ternyata dibully!."
"Saya tidak menyangka wajah polos milik Aria sebegitu bejatnya?."
"Hooh tenan!."
"Kasian murid baru... Lihat bibirnya mengeluarkan darah!."
"Oh mamahhh! Ya tuhan!."
"Hei... Bukankah kedua kancing itu lebih menggoda?."
"Kakek mesum! Pergi sana!."
Sontak bisikan-bisikan siswa/i itu mampu membuat kuping El memanas. Cowok itu berdiri memandangi lingkaran lautan siswa/i lalu dengan tak sabaran cowok itu menerobos masuk tanpa permisi.
"BABY!." kaget El langsung menghampiri Zia yang memandangnya sayu.
"Hiks maaf ga bisa jaga kamu." sesal El memeluk gadisnya erat.
Leon menatap kedua pasangan itu tajam. Ah lebih tepatnya hanya untuk El. Tatapan Leon beralih kearah cewek yang sama sama memprihatinkan.
"Ackting yang buruk." gumam Leon menatap cewek itu dan mendekat kearah Zia.
"Kamu gapapa?." tanya Leon lembut.
"I'm not gapapa." datar Zia.
"Ayo kita ke uks!." ajak El yang langsung mengendong gadisnya dan melewati cewek itu yang tengah mengepalkan tangannya dan menatap tajam Zia tanpa disadari.
"Leon.. Hiks tolonghh aku hiks." mohon cewek itu sedikit dibumbui desahan kecil.
"Cih." Leon memutar tubuhnya lalu berlari menyusul kedua orang itu.
"Selamat tuan misi anda berhasil!." ucap sistem memberitahukan.
_________
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIARE [END]
FantasyZiare Quiana Xantara harus mati ditangan sahabat psychopath gilanya. Dor "Gue benci lo!." teriak Ziare yang kini tubuhnya mulai terkulai lemas dan jatuh ketanah. matanya memandang sahabatnya benci dan tak percaya. Deg "Jangan benci saya, lebih b...