36. [END]

10.3K 475 32
                                    

Marshen mengigit jempolnya tanda gelisah tanpa lama ia mengeluarkan handphonenya dan mengirimkan pesan pada group yang dibuat oleh El.

Madu-maduku

Ayang Zia ilang, tadi gue udah
Cek kamar mandi ga ada jejak
Bayangannya.
13.25

"Please jangan bikin gue khawatir Zia." Marshen mengigit bibirnya kuat bahkan ia menahan tangis untuk tidak menangis disituasi seperti ini.

"Maafin gue. Gue ga becus jaga lo hiks." Marshen menyugar rambutnya, ia menekan dadanya yang terasa sangat sesak.

"Maafin Marshen hiks maaf. Maafin Marshen hiks maaf huhu." air matanya melongsor kebawah sana begitu deras tanpa bisa dihentikan.

Sedangkan disisi lain, El yang sedang bermain handphone tiba-tiba saja berdiri tegak sembari mengebrak meja. Nafasnya memburu tak karuan jantungnya bagai dipompa dengan cepat. Kali ini El tidak bisa berpikir positif ketika menyangkut Zianya.

"Bangsat!." umpat El begitu marah.

"Kenapa sih lo?." tanya Zayne heran sama halnya dengan Leon yang mengangkat satu alisnya.

"Lebih baik lo diem. Kita cari Zia sekarang!."

"Bukannya Zi--." ucapan Zayne terpotong kala El menatapnya tajam.

"Ga usah banyak bacot. Cepet!." walaupun kesal ditatap tajam seperti itu namun Zayne juga berdiri dari duduknya bersamaan dengan Leon yang ikut berdiri.

"Ayo!."

Leon terdiam menatap keduanya yang tampak gelisah, cemas, dan panik bercampur menjadi satu. Namun, sesuatu tiba-tiba terlintas dibenaknya, ia ingat ucapan seseorang yang dikenalnya. Bisa jadi orang itu menginginkan Zia menjadi milik orang itu.

Dan, Leon sempat mencurigai orang itu kala dimata orang itu terdapat obsesi yang mendalam. Obsesi untuk memiliki seseorang, benar-benar gila.

Plak

"Lu gak usah ikut campur sama urusan gue. Lu jangan berani-beraninya ngehalangin gue buat dapetin Zia. Zia itu milik gue, cuman milik gue."

"Sadar anjing! Lu jangan gila sama cewek gue!. Gue gak akan biarin lu nyakitin atau milikin cewek gue! Sadar!." Leon menekan kuat cekikannya hingga cewek itu meraung-raung brutal.

"Uhuk jangan halangin gue Leon, ah atau sepupu gue?." cewek itu terkekeh sinis memandang tajam Leon yang sudah berani-beraninya mencekiknya.

"Dasar cewek mantan pasien RSJ!."

"Tunggu!." Leon menghentikan aksi El dan Zayne yang sudah ancang-ancang ingin berlari mencari Zia.

"Apa sih njing?!." El kepalang emosi menengok Leon yang memandangnya dalam diam.

"Gue tau siapa yang udah nyulik cewek kita." ucap Leon menatap lurus kedepan.

"Siapa?!." ucap bebarengan El dan Zayne.

"Aria."


________

"Eunghh. Silau anjir, eh gila tangan gue diborgol, anjir sumpah." Zia mengelengkan kepalanya tanda tak percaya. Bisa-bisanya dia diculik, padahalkan dia beban, gak, gak, gak maksudnya multibeban dan dia bangga dengan itu.

ZIARE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang