11

11K 826 41
                                    

Flash back on

"Tuan." pangil sistem membuat Zia yang tadinya tengah mencuci tangan di wastafel terhenti--menatap sistem yang berubah menjadi hologram.

"Apa?."

"Anda mendapat misi baru tuan." ucap sistem.

"Tumben ada misi." cibir Zia dengan memutar bola matanya malas.

"Misi:Menghancurkan citra baik sang antagonist.
Hadiah:Dapet permen kiss 2 biji dan seperangkat alat masak-masakan.
Penalty:Mendung tanpo udan diputusin sama Aciel."

Yes/No

"WHAT?!." teriak Zia.

"Lo ga salah 'kan ngasih hadiah sama misinya? Ga setimpal banget!." protes Zia menatap tajam hologram didepannya yang terlihat menciut.

"Anu tuan... Itu sudah dari atasan saya." ucap sistem pelan malah terdengar seperti cicitan ayam.

"Atasan lo teh saha? Mau baku hantam nih." ucap Zia menekuk lengan seragamnya sampai batas sikut dan memasang kuda kuda.

"Saya juga tidak tahu tuan." ucap sistem membuat Zia menghela nafas panjang.

"Yaudah gue pilih Yes." final Zia.

Flash back of

Zia--cewek itu langsung dibaringkan dibrankar uks dan petugas PMR dengan sigap mengambil kotak p3k yang berada dietalase kecil.

Setelah selesai mengobati Zia, petugas PMR langsung pergi dikarenakan El menggusir mereka.

"Cepet sembuh ya liebling nya El." ucap El sembari menggacak acak rambut gadisnya dengan disertai kecupan kecil dikening gadisnya membuat Zia cemberut akibat rambutnya berantakan.

"Senyum dong manis." ucap El membuat Zia tersenyum manis.

"Nah gitu dong. Aku seneng liat kamu senyum." lanjut El mencubit pelan hidung Zia.

"Zia." suara dingin itu mampu membuat Zia serta kedua cowok menoleh mendapati Qilla yang berjalan mendekat.

"Gue bawain lo makanan." ucapnya sembari menggangkat nampan yang berisikan bakso plus sambel, kecap, saus, ketupat, krupuk dan es teh manis.

'Baik juga nih si protagonist, haha.' batin Zia tertawa.

"Sebaiknya tuan hati-hati terhadap protagonist wanita." ucap sistem mengigatkan.

'Oh benar. Gue belum sepenuhnya percaya sama tokoh-tokoh novel.' batin Zia.

"saya harap anda tidak percaya dengan tokoh novel disini." ucap sistem yang membuat Zia mengangguk paham.

"A-aku juga bawain kamu makanan Zia." gagap Aria sembari membawa nampan dengan susah payah dan tangannya bergemetar.

"Makasih." singkat Zia dan tanpa disadari semua orang cewek itu menyeringai tipis dengan kilatan dingin yang terpancar dari matanya. Entahlah apa yang ada dipikiran cewek itu sekarang.

'Sistem!.' panggil Zia dalam batin.

"What tuan?."

'Lo bisa 'kan bikin nih makanan seolah-olah ada racunnya dan bikin gue pingsan?.' tanya Zia.

"Tentu tuan itu mudah buat saya." jawab sistem mantap.

Zia mengambil nampan milik Aria dan memakannya. Satu suap masik aman dua suap juga oke bahkan Zia terlihat menikmati yang membuat Aria begitu antusias.

"Uhuk uhuk! Arghh." batuk Zia diakhiri geraman yang terdengar menyakitkan yang mana membuat Leon dan El sontak misuh misuh dan menelpon dokter pribadi.

"Tahan sayang, tahan, sebentar lagi." ucap El dengan raut wajah panik.

"Sa-sakit El hiks sakit." rintih Zia begitu mendalami peran dan air matanya meluncur dengan deras.

Tak lama setelah itu, Zia jatuh pingsan dalam pelukan El membuat semua orang panik.

"ZIA!." teriak ketiganya dan El dengan sigap mengendong Zia menuju rumah sakit. Ya, dari pada menunggu dokter pribadi yang tidak tau sampai kapan datangnya.

Leon menatap Aria dengan pandangan yang sulit diartikan dan ikut keduanya yang sudah perlahan menghilang.

"Bitch tepos!." ucap Qilla dengan tatapan tajam.

Aria mendongak. "A-aku bukan bitch tepos kak hiks hiks." tangis Aria.

"Aku ga salah kak hiks hiks." Qilla mengernyit.

"Lo salah! Lo yang udah bikin baby kecil gue pingsan, bangsat!." teriak Qilla menjambak rambut Aria hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Hikss kak sa-sakit kak hiks!." Aria menangis, meraung sejadi-jadinya.

"Bodoamat, anjing!." Qilla terus menjambak rambut Aria.

"Hikss, kak a-aku ba-bakalan hiks aduin ini ke papa hiks!." ancam Aria dengan wajah memerah.

Papa? Haha yang benar saja?! Hanya karna papanya donatur terbesar di Semvak High School ini, cewek itu mau main-main sama dia? Halah main aja sono sama batang pisang!.

Gak level anjing!.

"Aduin sono! Gue ga takut!."

"Dasar anak papa!."

Bruk

Qilla mendorong Aria membuat cewek itu terhuyung dan jatuh kelantai dan menjerit sejadi-jadinya. Qilla berjongkok dan memegang dagu Aria dengan senyum miringnya.

"Ga usah sok polos lo! Readers aja udah males sama kelakuan lo yang menye-menye! Nyadar diri dong, kalo sosok kaya lo udah klise dimata orang-orang." sarkas Qilla menghentak kasar tangannya yang ada didagu cewek itu.

Qilla berdiri memandang remeh Aria "Awas kalo lo nyakitin baby kecil gue." ancamnya melenggang pergi.

Aria terdiam dengan air mata yang terus menerus menetes dengan deras.

"Beraninya lo ngerendahin gue dengan sebutan menye-menye!." Aria mengepalkan tangannya kuat.

Cewek itu berdiri dengan tegap dan bersedekap dada. "Gue bakal rembut apa yang lo punya, Qilla..." gumamnya.

Ya, dia akan merebut semuanya dari Qilla termasuk kasih sayang orang terdekatnya.

Bagaimana dengan Zia? Itu urusan nanti.

Zia? Tidak buruk.

Bibir cewek itu ketarik keatas membentuk seringaian.

_________

Lanjut cerita ini sampe tamat atau berhenti disini?

Penulis:NVL.EL

ZIARE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang