22

4.7K 403 5
                                    

Ting

Varen kiyowok
Online

Kak Zia, aku ada didepan
Pintu apartmen kakak
4.25

"Hah?!." Zia membelalak terkejut lalu terduduk dengan rambut acak-acakan. Ia baru bangun tidur loh udah disuguhi chat dari Varen aja.

Apakah Varen ingin menagih janjinya?. Padahlkan ia belum memikirkannya sama sekali. Cowok itu ngebet sekali ingin jadi salah satu haremnya ya?.

"Eunghh." lenguhan El terdengar membuat Zia menolehkan kepalanya. Cowok itu masih tertidur, selimutnya pun sudah entah dibuang kemana. Padahal tidur pakai selimut, bangun-bangun udah di lantai aja tuh.

"Eh cup cup cup." gadis itu menepuk-nepuk pundak kekasihnya agar kembali tertidur nyenyak. Setelah dirasa nyenyak, gadis itu bangkit dan turun dari ranjang dengan hati-hati.

Zia merapihkan rambutnya sebentar kemudian berjalan mengendap-endap seperti maling kemudian membuka pintu apartmennya. Sialan! Ia seperti istri yang akan berselingkuh dibelakang suaminya.

Persetan dengan piyama yang ia pakai sekarang!.

Terlihat Varen dengan pakaian rapihnya tengah tersenyum manis. Ugh! Manis sekali membuat Zia ingin mencubit pipinya itu.

"Shutss..." katanya agar tak bersuara kemudian Zia menarik pergelangan tangan cowok itu menuju bawah.

"Kenapa kesini?." tanyanya seraya duduk dibangku yang tersedia.

"Varen cuma mau ngomong sama Kak Zia kalau Varen bakal ke london buat lanjutin sekolah disana." katanya dengan terisak. Ia tak ingin berpisah dengan gadisnya!.

"Untuk soal harem kakak Varen ga bakal menyerah dipertegahan jalan. Kalo Varen udah kembali kesini dan kakak udah nikah, Varen bakal jadi selingkuhan kakak! Varen janji." jelas cowok itu dengan tekad yang kuat.

"Hah?." beo Zia menatap terkejut kearah cowok itu.

Nekat sekali!.

"G-gue ga salah denger 'kan?."

"Enggak! Kak Zia ga salah denger! Varen bakal jadi selingkuhan kakak!." Varen mengangguk mantap dengan binaran yang kian mencerah dikedua matanya.

Ugh! Silau sekali.

"Ya ya ya." entahlah ia akan berbicara apa. Benar-benar kejadian tak terduga!.

"Jadi, lo bakal berangkat kapan?." tanya Zia sembari mengoyang-goyangkan kedua kakinya.

"Hari ini, pagi ini, detik ini, menit ini, jam ini." jawab Varen membuat Zia terkekeh lucu namun sedetik kemudian matanya berkaca-kaca.

"Huwaaa Varen kita bakal pisah. Adkel gue yang cute ini kita bakal pisah sekolah dan negara, gue pasti bakal rindu sama lo." ucapnya mencubit kedua pipi Varen.

"Hiks Varen jadi ga tega ningalin kakak, Varen jadi pengen sama Kak Zia terus, hiks iya pasti Varen bakal merindukan kakak bahkan sangat, sangat rindu." keduanya berpelukan cukup lama.

_______

"Leon?."

"Pipi Leon kok lebam?." ucapnya mengelus pipi Leon pelan dan lembut, menatap Leon dengan tatapan khawatir.

"Pasti sakit ya." bibir gadis itu meringis, Leon hanya tersenyum menangapi. Rasanya dikhawatirkan oleh gadisnya membuat ia sangat bahagia.

"Aku gapapa, ga sakit kok. Udah ya jangan khawatir." ucap Leon menenangkan gadisnya. Leon mengusap-usap kepala gadisnya lembut.

"Leon kemana kok baru masuk sekolah?." tanya gadis itu memiringkan kepalanya, Leon terdiam.

"Iya bos, lo kemana aja?." tanya salah satu sahabat Leon namanya Jayden.

"Balik-balik dah lebam kaya gitu tuh muka. Untung tuh muka masih ganteng." tambah Ino.

"Ada yang nyerang bos? Siapa? Dari geng mana?." tanya beruntun Ilario.

"Ada masalah?." tanya El.

"Bukan apa-apa." ucap Leon dengan tersenyum tipis.

'Lo bohong Leon.' batin Arnav menatap Leon dengan pandangan sulit diartikan.

Mereka semua menghela nafas kemudian mengangguk.

"Eh iya gue belum liat tanda-tanda si Varen cute. Kemana ya, biasanya nyariin lo." ucap salah satu sahabat Zayne yang namanya Zergio, si narsis.

"Iya iya pantesan dari tadi gue ga liat batang hidungnya." tambah Ilario.

"Apa tuh bocah lagi sakit?." ucap Ino.

"Gak mungkin, orang cita-citanya jadi power rangers kok." sangah Zergio.

"Sebenarnya..." Zia menjeda ucapannya.

Sontak semua orang menatap Zia dengan rasa penasaran dan memasang pendengarannya dengan tajam agar tak ketingalan berita ter-update.

"Sebenarnya..." jeda Zia lagi sedikit menyunggingkan senyuman jahil yang mana membuat semua orang penasaran.

"Aduh bu bos jangan bikin kita teh penasaran setengah mati." ucap Ino.

"Iya bu bos jangan sebenarnya, sebenarnya mulu." ucap Ilario.

Zia sedikit terkekeh mendengarnya. Enak juga ya mengerjai para curut-curut ini.

"Sebenarnya gini, Varen tadi ke apartmen gue sekitar jam 4 lebih, karena dia yang chat gue. Varen ngomong ke gue bahwa dia pengen ke london buat ngelanjutin sekolahnya disana." jelas Zia panjang lebar tanpa memberitahu masalah perhareman dan Varen yang ingin jadi selingkuhannya.

"Kok dia ga pamitan ke gue ya?." tanya Zergio.

"Lo ga penting." sarkas Astra.

"Tau aja dia yang bening." dengus Ilario..

"Pamitan." ucap Zayne.

"Hah? Apa bos?."

"Coba lo liat hp lo." jelas Astra.

"Emang napa dengan hp gue? Gue tau hp gue baru beli, lo pasti pada iri 'kan?." mereka semua memutar bola matanya malas.

"Maksudnya apk hijau di hp lo dodol." greget Ilario yang sudah tau ada apa dengan apk hijau karena mereka semua memiliki no kontak Varen.

Zergio menyengir kuda setelah membuka apk hijau dan disana terlihat no kontak Varen yang berpamitan dengan dirinya.

"Si tolol."

"Makanya kalo idup ga usah ke-narsisan." cibir Jay.

"Eleh, lo iri 'kan sama ketampanan gue?." mulai dah kesombongan dan kenarsisannya keluar.

"Cih, gue ga tertarik sama sperma ayah lo." decih Jay.

"Eh, asal lo tau sperma ayah gue tuh bibit unggul." ia membangga-banggakan sperma ayahnya.

"Biar apa lo pada begitu?." sinis Astra.

"Biar gue tambah ganteng."

"Lo buluk begitu dikata ganteng."

______


By:NVL.EL

ZIARE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang