28

3.9K 376 11
                                    

"Lo yakin mau buka penyamaran lo?." tanya Zia yang kini tengah menyetel TV diapartmen Marshen. Kata Marshen sih disuruh nginep diapartnya aja si Zia ngiyain aja karna disogok makanan, contohnya; Basreng, seblak, cilok, mie ayam, sate, pokoknya segala macem makanan.

"Mau gimana lagi, udah ketahuan, lagian gue ga betah jadi cewek terus." jelas Marshen memberikan susu rasa coklat kepada Zia.

"Thanks." ucapnya lalu meneguk hingga setengah.

"Hm." dehem Marshen sebagai respon.

"Gue takutnya nyokap bokap lo masih nyariin lo dan masih bahas tentang pernikahan." jelas Zia meletakan susunya pada meja kaca yang tersedia disampingnya.

"Gampang itu mah." Marshen mengangguk dengan menyeringai tipis.

"Caranya?." Zia sedikit menatap aneh kepada cowok itu yang kini menampilkan seringai yang jarang ia lihat.

"Gue tinggal bilang kalo gue suka sama cewek dan bakal nikahin cewek itu." ucap Marshen menatap Zia yang kini melongo ditempat sebelum bereaksi.

"CRUSH LO BRO?! BAHH GUE SETUJU ITU MAH!." Zia bertepuk tangan satu kali menatap heboh Marshen yang berjengit kaget. Ni cewek bar bar amat tapi Marshen tetap suka eh?.

"Lu kalo mau nikah sama crush lo bilang sama gue, undang juga gue yakk? Mayan dapet makan gratis." mata gadis itu berbinar cerah membayangkan makanan yang mengiurkan dan menggoda itu ada didepan matanya.

Marshen tergelak pelan.

"Suka banget sih sama yang namanya makanan." ujar Marshen mengacak-acak rambut Zia gemas.

"Zia tanpa makanan tuh rasanya hampa hiks." Zia memegang dadanya dengan dramatis kemudian menyeka sudut matanya yang tak mengeluarkan air mata.

"Udah malem tidur gih." Marshen mencubit pipi Zia pelan sebelum mengambil gelas Zia yang sudah kosong.

"Okey, jangan lupa mimpiin gue ya." ujar Zia sedikit berlari meninggalkan Marshen yang tersenyum tipis.

"Gue suka sama lo, Zi." bisik Marshen mengeratkan genggaman pada gelas kosong tadi.

_______

Tak

"Gue buatin nasi goreng, topingnya ini." ucap Marshen yang kini sudah rapi menggunakan seragam SMA yang dilapisi apron berwarna biru langit.

Zia yang baru saja selesai bersiap-siap segera meluncur ke meja makan yang cukup untuk dua orang.

"Lo bisa masak?." tanya Zia sembari mengambil sosis goreng dan telor ceplok kedalam piring.

Marshen mengangguk sembari menuangkan susu kedalam gelas Zia. Susu coklat karena cewek itu tidak suka susu putih.

"Calon suami idaman sih." celetuk Zia tanpa sadar bibir Marshen ketarik keatas membentuk senyum tipis jangan lupakan pipi yang sudah memerah.

Marshen segera melepaskan apronnya dan ikut sarapan bersama.

Ting

El
Liebling, kamu udah
Ada dimana?

"Yeu nih bocah." gumam Zia yang masih terdengar oleh Marshen.

"Kenapa?." tanya cowok itu sembari menyuapkan sesendok nasi goreng kemulutnya.

Zia sedikit melirik kearah Marshen.

"Pacar pertama gue nge-chat." ucap Zia sembari membalas chatan El.

Anda
Lagi dijalan. Tenang aja nanti
Nyampe kok

Entah sadar atau tidak Marshen mengeratkan genggaman pada sendok, menatap tajam handphone Zia.

"Gue udah selesai. Ayok."

Zia mendongak kemudian mengangguk mengikuti setiap langkah cowok itu. Mereka menaiki motor dengan Zia yang dibelakang.

Dalam perjalanan hanya ada keheningan dengan Zia yang sibuk celingak celinguk melihat banyaknya penjual pinggir jalan. Ini nih tempat kayanya bakal jadi tempat favorite Zia.

"Disini emang banyak ya penjual." celetuk Zia dengan mata berbinar binar.

"Hm." dengan muka datar, Marshen hanya menjawab dengan deheman yang tak terlalu terdengar ditelinga Zia.

Pletak

"Heh! Bangsul, jawab napa dah!." kesal Zia setelah menjitak kuat helm yang dikenakan Marshen.

"Sakit anjer, nih helm terbuat dari apa sih?!." dengusnya sembari mengibas-ngibas jari-jemarinya.

Ckiit

Marshen tiba tiba saja menghentikan laju motornya secara mendadak membuat Zia yang diboncengnya terpekik kaget dengan jidat yang menghantam helm Marshen.

"Marshendal bangsat luh!." umpatnya mengusap jidatnya.

Marshen membalikan badannya dengan segera mencopot helm yang dikenakannya lalu mengusap dan meniup jidat Zia. Tampak raut wajahnya yang menampilkan raut khawatir.

"Maafin gue ya?." Marshen mendongak sembari tangannya mengelus jari-jemari Zia.

"Gue ga sengaja ngerem mendadak tadi. Pasti sakit ya?." bibir cowok itu bergetar.

"Sekali lagi maafin gue ya." ucap Marshen.

"ZIA!."

Teriakan dari belakang membuat Zia berjengit kaget, ini bukan suara satu orang namun seperti suara dua orang dengan nada cemburu yang kentara sekali.

Tubuh Zia tiba-tiba terangkat keatas membuat ia lantas memeluk leher tegas milik orang itu.

"Jauh-jauh lo dari cewek gue!." delik Zayne dengan aura mencekam.

Mood Marshen yang tadi buruk kini malah tambah buruk karena tiba-tiba dua orang sebagai status Pacar Zia datang dan mengebrek dirinya.

Zia--cewek itu sudah stay dimotor El yang kini sedang diinterogasi.

"Dahi kamu kenapa benjol?." tanya El dengan tangan yang senantiasa mengelus dahi Zia.

"Kejedot helm Marshen." ucapnya sambil menunjuk Marshen yang sedang tatap-tatapan dengan Zayne menggunakan dagu.

"Lain kali hati-hati." bisik El sembari memeluk Zia. Menyalurkan rasa rindu yang sudah membesar.

"Aku ga suka liat kamu berduaan sama cowok lain. Aku cemburu, liebling." lanjut El.

_______




By:NVL.EL

ZIARE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang