𝐁𝐚𝐛 𝟎𝟒

4.6K 415 37
                                    

𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥

~~

Kinn keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai. Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Arm berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Kinn masih menimbulkan memar- memar di sana sini, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati.

"Bagaimana dia?" tanya Kinn dingin.

"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan... Anda sendiri Tuan Kinn. Anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan lelaki itu..."

Kinn melirik pada Arm dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah. "Tadinya aku berniat membunuhnya."

"Kalau begitu kenapa Anda menyelamatkannya?"

Kinn membalikkan tubuhnya dan menatap Arm dengan mata menyala-nyala, "Karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati." mata cokelat Kinn bagaikan berbinar di kegelapan, "Dan kau... Kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?"

Arm menatap Kinn, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, "Saya tidak sengaja membiarkannya lolos."

"Kau pikir aku bodoh?" suara Kinn menajam, setajam tatapannya, "Kau adalah pengawalku paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya lelaki itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya."

Arm menelan ludahnya, "Saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita."

Kinn melempar handuknya dengan marah ke sofa, "Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menentangku. Dengarkan ini baik-baik Arm, " suara Kinn dalam dan mengancam, "Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisimu secepat aku bisa."

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.  Ketika Porsche terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

"Tenang, kau sudah ada di daratan, kau bisa bernafas secara normal." suara Kinn membawa Porsche kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Kinn sedang duduk di tepi ranjangnya. Porsche beringsut sejauh mungkin dari Kinn dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata Kinn.

"Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?" nada geli pun tersamar dalam suara Kinn.

'Kurang ajar!,' batin Porsche dalam hati.

Dia berjuang meregang nyawa dan lelaki ini malah duduk disini menertawainya. Tetapi, apakah benar Kinn yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya? Kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya Kinn sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa lelaki itu berubah pikiran?

"Ya, aku memang menyelamatkanmu." Kinn bergumam seolah-olah bisa membaca pikiran Porsche, "Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku."

Porsche menatap Kinn geram. "Apa maksudmu?"

Dengan tenang lelaki itu melepas dasinya, gerakannya pelan tetapi mengancam hingga tanpa sadar Porsche bergidik dan beringsut menjauh.

"Aku tidak suka bercinta dengan mayat." senyum di bibir Kinn tampak kejam, "Kau lebih nikmat kalau hidup dan bernafas."

Ketika Porsche menyadari maksud Kinn, sudah terlambat. Lelaki itu mencengkeram kedua lengannya dengan satu tangan. Kekuatan Porsche tidak sebanding dengan kekuatan tubuh Kinn yang besar dan kuat di atasnya. Dengan mudahnya lelaki itu mengikat kedua pergelangan tangannya dengan ikatan mati yang sangat rapi, lalu menalikannya di kepala ranjang.

𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang