𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟏

3.2K 335 37
                                    

Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ

~~

Kinn membaringkan Porsche ke atas ranjang. Jemarinya menyusup ke balik celana Porsche, dan langsung menyentuh pusat yang mulai menegang tersebut. Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan. Porsche langsung mengangkat tubuhnya penuh gairah. Kinn menundukkan kepalanya, mengecup leher, dan pundak Porsche sambil menurunkan kemejanya, menikmati, dan betapa Kinn menyerah pada gairahnya.

"Ah sayang, kau begitu indah" Kinn menangkup nipple milik Porsche di telapaknya. Merasakan dan menikmati kelembutan itu, lalu bibir panas itu turun, serta menangkup pucuknya, melumat dengan penuh gairah, membuat Porsche hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur menjadi satu.

Lelaki itu menurunkan celana Porsche dan mulai menyentuh dimana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakar. Jemari Kinn kembali menyentuh milik Porsche dan Porsche merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Kinn mau memasukinya. Kinn sudah siap, lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Porsche mendesak -desakkan tubuhnya dengan frustrasi, dan memohon tanpa kata.

"Tenang sayang" Kinn mulai terengah, menahan pinggul Porsche yang bergairah di bawah sana. "Aku akan memuaskanmu sebentar lagi"

Kinn menyentuhkan dirinya, dan langsung menggertakkan giginya melawan dorongan kuat untuk memasuki Porsche dengan kasar. Porsche sudah sangat siap menerima dirinya, tetapi Kinn bertekad memperlakukannya dengan lembut, memberikan kenikmatan untuk tubuhnya juga tubuh Porsche.
Kehangatan saat Kinn merasukinya, dan tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Porsche mengerang dan memejamkan mata.

Oh astaga!
Rasanya begitu tepat. Kenikmatan ini. kedekatan ini yang telah dia sangkal selama ini.
Rasanya luar biasa!

Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolak masing-masing . Sampai akhirnya, tubuh Porsche terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya yang didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan, Kinn mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersama.

-

Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Porsche menyadaringa pagi itu. Mengingat senyum lembut Kinn ketika Porsche terbirit-birit kembali ke kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi. Terutama perasaan Porsche pada Kinn, ada yang berubah. Ternyata selama ini dia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Kinn, dan ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masing-masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Porsche bahkan merasa ingin bersenandung.

Pagi ini, karena Kinn biasanya sudah berangkat bekerja jam-jam segini, Porsche memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seluruh isi rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu. Tanpa di temani siapapun. Porsche menyusuri lorong demi lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari ke seluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca. Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana.

Porsche terpesona hingga hampir sesak napas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari bahwa sayap kanan rumah ini meskipun tampak bersih dan terawat, tetapi tampaknya hampir tidak pernah digunakan. Porsche menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan. Dengan penuh rasa ingin tahu dia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah Porsche mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya, dengan suara berderit karena engsel yang sudah lama tak diminyaki.

𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang