"Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ"
Kinn masuk ke kamar perawatan Porsche tengah malam. Saat itu Porsche sudah tertidur pulas. Dengan langkah pelan tak bersuara, Kinn berjalan menuju tepi tempat tidur dan berdiri dekat di sana mengawasi Porsche.. Begitu damai lelaki ini terpejam dalam lelapnya, seolah tak menyadari bahwa sekarang bahaya yang amat besar sedang mengintainya. Kinn sedikit membungkuk, lalu menyentuh pelan pipi Porsche. Lelaki itu mengerang pelan lalu mengubah posisi tidurnya, tetapi tidak terbangun. Kinn mengambil resiko dengan menunduk dan mengecup bibir Porsche, merasakan manisnya bibir itu.Sampai kemudian dia larut dalam gairahnya yang tertahan dan melumat bibir Porsche. Porsche merasakan gelenyar panas di seluruh tubuhnya, dan dia menggeliat, ada gairah menjalar dari bibirnya yang terasa nikmat dilumat seseorang. Dengan lemah Porsche mengerjap setengah tidur dan membuka mata. Lelaki itu, yang sedang membungkuk di atas tubuhnya dan melumat bibirnya, adalah Kinn Annakin. Kinn sedang melumat bibir Porsche kemudian dia berhenti dan menatap mata Porsche, menyadari bahwa Porsche sudah terbangun.
Dengan lembut Kinn menelusurkan tangannya di pipi Porsche, lalu bibirnya mengikuti gerakan jemarinya. Porsche memejamkan matanya, ini pasti mimpi. Kinn di dunia nyata tidak mungkin berbuat selembut ini, lelaki itu pasti akan langsung memaksanya, memperkosanya, dan memperlakukannya dengan kasar. Ini pasti mimpi, karena sebelum tidur Porsche berbaring dengan gelisah, mencoba menghapus memori bercintanya dengan Kinn yang seolah-olah selalu muncul dalam benaknya. Dan karena ini mimpi, tak ada salahnya untuk menikmati.
Porsche setengah tersenyum, lalu menyentuh pipi Kinn dengan lembut. Dalam sekejap tubuh Kinn langsung kaku seperti terkejut merasakan sentuhan lembut jemari Porsche di pipinya. Porsche langsung menarik tangannya panik, apakah Kinn dalam mimpinya ini akan berubah lagi menjadi Kinn dalam dunia nyata yang jahat? Ternyata tidak, Kinn dalam dunia mimpi ini sangat lembut dan penuh kebaikan. Lelaki itu mengambil jari Porsche dan meletakkannya di pipinya.
"Sentuh aku di manapun kau suka, jangan berhenti..." bisik Kinn penuh gairah.
Porsche tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ini benar-benar mimpi yang sangat menyenangkan. Di bawah tatapan tajam Kinn, Porsche menyusurkan jemarinya di wajah Kinn, mengagumi setiap kesempurnaan yang terpatri di sana. Ketika jemarinya hampir menyentuh bibir Kinn, lelaki itu meraih tangannya, dan mengecupnya lembut, satu persatu jemarinya, Kinn menggulingkan tubuhnya ke samping Porsche, ranjang rumah sakit yang lembut itu membuat tubuh mereka bersentuhan rapat. Ia mengambil tangan Porsche, lalu menyentuhkan jemarinya ke kejantanannya yang sudah sangat siap.
"Sentuh aku Sayang." bisiknya parau.
Wajah Porsche memerah merasakan kekerasan yang panas di telapak tangannya, dengan lembut Kinn membuka ikat pinggangnya dan menurunkan celananya, "Rasakanlah tubuhku yang amat sangat merindukanmu."
Porsche meremas kejantanan itu dan Kinn mengerang, perasaan bahwa Kinn benar-benar bergairah atas sentuhannya membuat Porsche merasa senang. Oh ya ampun, ini adalah mimpi erotis terbaik yang pernah dia alami.
Jemari Porsche bereksplorasi di tubuh Kinn, dan lelaki itu membiarkannya sebebas-bebasnya. akhirnya, ketika bibir Porsche dengan penuh ingin tahu mencecap kejantanan itu, Kinn mengangkat kepala Porsche dengan tatapan tajam berkabut yang penuh gairah."Giliranku." geramnya serak.
Porsche dibaringkan dengan Kinn berbaring miring menghadapnya, lelaki itu mengecup dahinya, pelipisnya, ujung hidungnya, pipinya, bibirnya dengan kecupan-kecupan kecil yang lembut, Lalu bibir itu berhenti di bibir Porsche, mencicipinya sedikit-sedikit di tiap ujungnya, meniupkan kehangatan yang basah di sana. Membuat Porsche membuka bibirnya dengan penuh perasaan mendamba.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]
Fanfiction𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 Tittle : Sleep With Devil Genre : Angsat || Mafia || Psycho Pair : Kin [Seme] x Porsche [Uke] Warning!! BL [Boys Love] Fanfiction Start : 10 Mei 2022 End : 15 Januari 2023 "Kau adalah kelemahanku." -Kinn Annakin Said...