𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥
~~
Sudah hampir dua minggu Porsche dikurung di dalam kamar putih ini, tidak boleh keluar sama sekali. Hari-hari Porsche lalui dengan menatap ke luar dari jendela lantai dua ke pekarangan rumah Kinn. Porsche sudah merasa begitu muak dan frustrasi karena bosan. Setelah memaksakan kehendaknya malam itu, Kinn tidak pernah mengunjungi Porsche lagi. Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. Porsche mencibir, mencoba mengabaikan perasaan seperti tercubit di dadanya. Tetapi kalau memang benar begitu, kenapa Kinn tidak melepaskannya?
Apakah karena lelaki itu tahu bahwa Porsche berniat membunuhnya, jadi dia menawan Porsche di sini karena menganggap Porsche ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa Kinn tidak membunuhnya sekalian? Beberapa lama terpaku di jendela, Porsche menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa di luar sana. Beberapa mobil tampak lalu lalang keluar masuk rumah Kinn yang biasanya lengang. Sehari-hari pemandangan yang didapat Porsche hanyalah pemandangan pengawal-pengawal Kinn dan beberapa pelayan yang lewat di halaman depan rumah.
Kali ini Porsche melihat ada mobil bunga dan mobil katering. Apakah Kinn akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan Porsche untuk melarikan diri bisa muncul kembali. Sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba pintu kamar putih terbuka. Porsche bahkan tidak menolehkan kepalanya sedikitpun. Karena yang masuk ke kamar ini selalu hanya Arm yang mengantarkan makanan, dan pelayan yang membersihkan ruangan dan membawakan pakaian ganti untuknya - tentu saja di bawah pengawasan Arm.
Porsche tidak pernah berinteraksi dengan Arm lagi setelah kejadian kemarin, dan sepertinya lelaki itu juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara. Lagi pula rasa bersalah yang ditanggung Porsche terlalu besar. Karena dialah Arm dihajar oleh Kinn, bekas-bekas hajaran itu masih ada dari memar-memar di wajah Arm dan hidungnya yang patah.
Setiap melihat Arm, Porsche disergap perasaan ngeri dan rasa bersalah yang luar biasa. Kinn mengancam akan membunuh siapapun yang lengah dan membiarkan Porsche lolos. Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa demi meloloskan diri? Porsche memang tidak kenal dengan Arm, tetapi kalau mendapatkan kebebasan dengan mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja terasa tidak benar baginya...
"Porsche."
Itu suara Kinn. Porsche terlonjak saking kagetnya. Dia menolehkan kepalanya, dan Kinn-lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, mengamati Porsche yang sedang melamun sambil memandang Porsche yang sedang menatap ke luar jendela.
Otomatis Porsche mengepalkan tangannya, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura Kinn yang berkuasa memenuhi ruangan. Kinn melirik tangan Porsche yang terkepal, dan senyum sinis muncul di bibirnya. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang dan Porsche baru menyadari ada orang lain di belakang Kinn, seorang perempuan berbadan kecil
"Ini Nona Erica." gumam Kinn tenang, "Dia akan mempersiapkanmu untuk nanti malam," setelah berkata begitu, Kinn melangkah mundur, membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kamar itu.
Mempersiapkannya untuk apa?
"Kau lelaki tapi kenapa wajahmu cantik sekali Nong Porsche Prachara.., seandainya kau seorang wanita, tapi tak masalah, aku akan tetap memberikan beberapa polesan untukmu." Nona Erica bergumam, memoles wajah Porsche yang masih memejamkan matanya di depan cermin.
Sementara Porsche masih memejamkan matanya, diam karena didandani oleh Nona Erica.. Kalau Kinn menyuruhnya didandani, maka dia pasti akan diperbolehkan untuk turun ke pesta yang diadakan Kinn. Hal itu berarti ada kesempatan baginya untuk melarikan diri dari rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]
Fanfiction𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 Tittle : Sleep With Devil Genre : Angsat || Mafia || Psycho Pair : Kin [Seme] x Porsche [Uke] Warning!! BL [Boys Love] Fanfiction Start : 10 Mei 2022 End : 15 Januari 2023 "Kau adalah kelemahanku." -Kinn Annakin Said...