"Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ"
Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Vegas duduk diam di ujung sofa, mengamati Kinn yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya. Kinn bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya.
Vegas tidak akrab dengan Kinn, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Kinn cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing. Vegas ragu untuk menanyakan perihal Porsche pada Kinn. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi Isterinya Pete telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.
Vegas berdehem, menarik perhatian Kinn dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius. "Kami, aku dan Istriku bertemu dengan kekasihmu semalam."
Kepala Kinn langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Vegas dengan waspada. "Oh ya?"
Nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Kinn tidak bisa menipu Vegas, Ada sesuatu di sini, batin Vegas dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Kinn.
"Yah, dia berkenalan dengan Isteriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya." Vegas berusaha memancing Kinn dan sepertinya pancingannya kena karena mata Kinn menyipit dan menatapnya curiga.
"Apa dia mengatakan sesuatu pada Istrimu?"
Vegas menatap Kinn lurus-lurus. "Dia meminta tolong pada Istriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu."
Bibir Kinn mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri. "Katakan pada Istrimu untuk tidak melakukan apa-apa. Lelaki itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku." Kinn menatap Vegas lurus, menimbang-nimbang, "Aku menghormatimu , kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini."
Setelah mengangguk kaku, Kinn melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu. Vegas duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu di mana Kinn menghilang di baliknya. Tingkah Kinn mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul di bibir Vegas. Kinn mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati terhadap Porsche.
~~
Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Porsche tidak menyangka Kinn-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Porsche bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari ketika Kinn memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Porsche dikurung.
Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Porsche mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apa lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun di dalam hatinya?.
Tanpa basa basi, Kinn melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Porsche tajam. "Apa yang kau katakan pada Istri Vegas?"
Porsche langsung mengkerut takut. Pete mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada Vegas, dan Vegas mengatakannya pada Kinn. Ketika rasa ketakutan menggelayutinya, Porsche langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya. Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring di peti mati. Kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi Kinn.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]
Fanfiction𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 Tittle : Sleep With Devil Genre : Angsat || Mafia || Psycho Pair : Kin [Seme] x Porsche [Uke] Warning!! BL [Boys Love] Fanfiction Start : 10 Mei 2022 End : 15 Januari 2023 "Kau adalah kelemahanku." -Kinn Annakin Said...