𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟔

3.2K 318 96
                                    

Di mohon siapkan tisu, karena seperti bakalan hujan. Wkwkwkwk..

~~

Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Kinn duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Arm masih menungguinya di sana, sementara Pete sudah berpamitan, karena putranya membutuhkannya. Pete bilang akan kembali besok pagi. Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya. Kinn terkesiap dan saling berpandangan dengan Arm, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya?

Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, "Tuan Kinn Annakin."

Kinn diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi.

"Ini Putra anda Tuan Kinn, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi."

Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibundanya ke dunia yang penuh marabahaya ini.
Kinn mengamati bayi itu dengan takjub, makhluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Porsche darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Porsche. Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Kinn memusuhinya dulu terasa begitu konyol.

Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Porsche. Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Kinn, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus. Sejenak Kinn masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Porsche.. Porsche.. bagaimana istrinya?

"Suster." Kinn memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, "Bagaimana dengan istriku?"

Suster itu melirik ke ruang operasi, "Masih belum sadar Tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, Anda bisa melihatnya nanti ketika dia sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan ICU."

Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksa Kinn menunggu ke dalam ketidakpastian yang menyiksa lagi.

Jika dulu, Kinn pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Porcshe segera! Kenapa para Dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya? Tetapi Kinn menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Porsche. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Porsche taruhannya.

~~

Ruangan ICU itu sepi, hanya ada Porsche dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Porsche masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan Dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis. Kinn duduk di sana, di samping ranjang Porsche, mengamati wajah Porsche yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata Davika tidak pernah terbangun lagi. Akanlah Porsche melakukan hal yang sama pada dirinya?

"Kau tidak boleh meninggalkanku Porsche. "Kinn menggeram parau, "Kau tidak boleh meninggalkanku sebelum aku mengizinkanmu, putra kita menunggu di sana, ingin disusui jadi kau harus bangun dan menyusuinya, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat..yang..." suara Kinn tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.

Kinn lalu menyentuh jemari Porsche dan menggenggamnya. "Maafkan aku." bisiknya parau, "Maafkan aku karena selalu memaksamu, menyakitimu, bahkan ketika kau mengandung anakku, aku tidak pernah memperhatikanmu seperti seharusnya." Dengan lembut Kinn mengecup jemari Porsche, "Bangunlah sayang, dan akan kutebus semua kesalahanku."

Hening, hanya suara monitor jantung yang terdengar teratur di ruangan itu. Kinn menggenggam jemari Porsche makin erat, "Bangun sayang, apa kau tega meninggalkanku dan putra kita? Kau bahkan belum memberinya nama, akan aku panggil apa dia?"

Mata Kinn terasa panas membakar. Dia tidak pernah menangis sebelumnya, tetapi kediaman Porsche yang begitu berbeda dengan kesehariannya yang berapi-api membuatnya merasakan aliran dingin merayapi benaknya.

Ketika kemudian panas membakar itu berubah menjadi tetesan hangat yang mengalir di sudut matanya, suara Kinn berubah serak, "Aku mencintaimu Porsche, dan aku bersumpah akan mengabdikan seluruh hidupku padamu jika kau mau bangun dari tidur pulasmu yang menakutkan ini."

Air mata Kinn menetes di jemari Porsche. Dan kemudian jemari itu bergerak, membuat Kinn terpaku. Jemari itu bergerak lagi, samar. Dan kemudian gerakannya lebih mantap. Bersamaan dengan itu, bulu mata Porsche bergerak-gerak, membuat Kinn menunggu dengan cemas. Lalu setelah penantian yang sepertinya terasa seumur hidupnya, mata Porsche terbuka langsung menatap mata Kinn yang basah.

"Kenapa... Kau...menangis?"

Kinn langsung memasang muka sedatar mungkin meskipun perasaannya meluap-luap. "Mataku kemasukan debu."

"Oh." Porsche memejamkan mata lagi, sepertinya percakapan itu membuatnya lelah, "Anakku?"

"Dia laki-laki kecil yang sehat dan sempurna, tangisannya sangat keras membuat para suster harus menutup telinga dengan kapas ketika mengurusnya."

Porsche tersenyum, dan mencoba membuka matanya lagi.
"Namanya ..."

"Apa Porsche?"

"Aku mempersiapkan namanya...." suara Porsche melemah, "Praa.. Prapai.."

"Prapai?" Kinn mengerutkan keningnya, dari sekian banyak nama, kenapa Porsche memilih nama Prapai?

Porsche tersenyum lemah. "Putra... dari seorang ... malaikat."

Aku iblis yang jahat! Bukan malaikat!

Kinn berteriak keras membantah. Setelah semua yang dia lakukan kepada Porsche, lelaki itu masih menganggapnya sebagai malaikat?

"Aku men... mencintaimu.."

"Apa Porsche?" Kinn berusaha mendekatkan telinganya ke bibir Porsche karena suara Porsche semakin lemah.

"A...aku men...cintaimu." Lalu Porsche kembali tak sadar, meninggalkan Kinn kembali dalam tidur lelapnya.

Air mata mengalir lagi di mata Kinn, mata seorang iblis yang telah disentuh oleh sang malaikat. Porsche salah, dia bukanlah malaikat. Porsche adalah malaikatnya. Dan pernyataan cinta Porsche membuat dada Kinn terasa sesak. Sesak oleh perasaan meluap-luap yang tak pernah terungkapkan sebelumnya.

THE END.

Terimakasih.. Maaf lama semuanya 😘

𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang