💙 Chapter 05 💝

102 16 63
                                    

NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Akhirnya Nayoung bisa menyapa kalian di lapak yang ini lagi :).

Sebenarnya yang paling enak itu, update di waktu libur panjang. Soalnya sekali kuliah, mumet duluan sama tugasnya, padahal pengen banget ngetik tanpa beban. Nah 'kan Nayoung jadi curhat :D. Ya sudah, langsung saja, yuk!

So, Happy Reading, y'all!^^

Kesibukan Lino cukup padat, sampai ia tidak sadar jika hanya dirinya yang belum menikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesibukan Lino cukup padat, sampai ia tidak sadar jika hanya dirinya yang belum menikah. Jika Bayu sudah lima tahun menikah dengan Laras dan memiliki tiga anak, atau Farhan yang sampai sekarang masih belum bisa bertemu dengan sang istri dan ketiga anaknya di seberang pulau, berbeda kasus lagi dengan kedua rekan kerjanya yang lain.

Pengantin baru ini memiliki kabar masing-masing, yaitu Chelsea yang dinyatakan hamil, dengan Indira yang mungkin sedang menyusul. Lino sampai menggelengkan kepala tak mengerti, secepat itukah mereka akan menjadi seorang ayah? Sepertinya ia benar-benar terlalu asyik dengan dunia pekerjaannya sendiri.

Namun, di sisi lain, pemuda itu juga harus mengumpulkan kesiapan, keberanian, serta tanggung jawab yang tinggi jika ingin menjadi kepala keluarga. Ia akui jika dirinya sudah mapan, tetapi Lino juga memerlukan semua itu agar ia bisa menjadi seseorang yang bertanggung jawab di setiap keputusan.

Setelah berbagai hal terlewati dengan baik, Lino memutuskan untuk kembali ke rumah, sekaligus membicarakan perihal gadis pilihan yang sudah ia tambatkan sejak lama. Ya, sedikit pemaksaan, tetapi ia merasa sang gadis memahami maksud dan tujuannya kala itu.

Sarapan pagi dengan tenang, pemuda itu pun mengajak kedua orang tuanya untuk berbincang serius setelahnya. "Ayah, Ibu, ada yang mau Lino bicarakan,"

"Iya, silakan, Nak," ucap Ithar dengan nada ramah.

"Setelah memutuskan dengan cukup lama, Lino juga memikirkan ini secara matang-matang, Lino pikir, ini saatnya Lino akan menikah," ucap Lino sembari tersenyum gugup, "Lino akui, mungkin sedikit terlambat dan mengecewakan Ayah dan Ibu, maafkan Lino."

Ithar dan Hana terdiam dengan tatapan terkejut, tak menyangka jika putra tunggal mereka akan berkata demikian. Sebuah kalimat yang tak dapat dipungkiri, mereka ingin mendengarnya sejak lama.

"Kamu yakin dengan keputusan ini, Nak? Kami memang khawatir, tetapi jika kamu masih meragu, lebih baik jangan lakukan dulu, Nak," ucap Hana dengan nada khawatir.

"Tidak, Ayah, Ibu. Lino sudah yakin kali ini. Setelah Lino renungkan secara matang-matang, melihat rekan kerja Lino yang berbahagia dengan keluarga kecilnya, membuat Lino tersadar, jika memiliki pasangan itu juga penting. Mungkin, Lino juga tak akan sendirian atau kesepian karena nanti ada yang bisa Lino ajak berkeluh kesah, selain Ayah dan Ibu. Lino juga ingin belajar untuk mempertahankan sebuah hubungan dengan lebih baik," jelas Lino dengan sungguh-sungguh.

"Niatmu sudah mulia, Nak. Tetapi bagaimana dengan gadis yang akan kamu pilih, apakah kamu sudah menentukannya? Siapa tahu ada seseorang yang kamu incar dan ingin kamu jadikan pendamping hidup. Yah, tapi bukan berarti memaksakan gadis itu menjadi istrimu juga, ya," tanya Ithar dengan sedikit candaan.

Beautiful Destiny | Lee Know Feat Choi Jisu [END] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang