💙 Chapter 17 💝

82 11 27
                                    

NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Alhamdulillah, terima kasih banyak kepada 2L Fams yang pengertian banget, sampai-sampai tugas Nayoung udah mulai kelar satu-persatu. Mood Nayoung cerah, secerah mentari pagi, jadi Nayoung akan update sesuai jadwal! :D.

So, Happy Reading, y'all!^^

Hari demi hari, JATRADEN sudah mulai memiliki banyak penggemar-bahkan mereka sering datang ke sekolah khusus seni tari untuk mengajarkan anak-anak yang berbakat dalam bidang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari, JATRADEN sudah mulai memiliki banyak penggemar-bahkan mereka sering datang ke sekolah khusus seni tari untuk mengajarkan anak-anak yang berbakat dalam bidang tersebut. Mereka mulai membentuk tim untuk berbagi tugas, agar tidak kewalahan.

Karena Indira sedang hamil muda, gadis bermata kucing itu tidak bisa terlalu sering untuk ikut ke dalam kegiatan. Namun, terkadang ia masih menghadirinya, memberikan materi, dan memperhatikan bagaimana anak-anak mulai menari.

Kesibukan baru yang ditemui, membuat mereka semua terhibur dan menikmatinya.

Termasuk Lia yang kini tengah beristirahat sembari meminum air botol yang ia bawa dari rumah. Gadis itu tersenyum kecil melihat semangat anak-anak dalam menari. Begitu pula dengan sang partner, Alvaro dan Rissa bahkan terlalu asyik berinteraksi dengan mereka tadi.

"Gue enggak bakalan menyangka kalau JATRADEN yang kita bangun pelan-pelan, mulai ada hilalnya," celetuk Rissa, membuka pembicaraan.

"Awal yang bagus, peluang pertama kita untuk berbagi ilmu," timpal Lia, tertarik dengan topik yang dibawakan oleh sang sahabat. Sementara Alvaro hanya manggut-manggut setuju.

"Eh, gue ke toilet dulu, ya. Nanti balik lagi," Rissa tiba-tiba bangkit, meninggalkan kedua insan yang tengah beristirahat tersebut. Lantas, suasana menjadi hening sejenak.

"Lia," Alvaro memanggilnya secara tiba-tiba.

"Iya, Varo? Ada apa?" Lia membalas, mengalihkan pandangannya ke arah sang sahabat.

"Itu ...," Alvaro menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa lancang karena ia ingin menanyakan sesuatu. "Lo ... Baik-baik saja, kan? Maksud gue ... Hubungan pernikahan lo. Maaf, gir tidak bermaksud untuk lancang,"

"Ah, tidak apa-apa, Varo," Lia menanggapinya dengan santai, "Aku baik-baik saja, begitu pun dengan Mas Lino. Kamu jangan khawatir,"

"Lalu, kenapa lengan lo diperban?" Alvaro sedari tadi memang merasa janggal ketika melihat sang sahabat yang muncul dengan sebuah perban di lengannya.

Meskipun ia percaya bahwa sahabatnya baik-baik saja, nyatanya sang laki-laki terbayang dengan perkataan dari Rayna, soal hubungan Lino dan Lia yang menurut gadis itu cukup mengkhawatirkan.

"Ehm ... Maksud kamu yang ini?" Lia menunjukkan lengannya yang diperban. "Yah, kuakui diriku cukup ceroboh kemarin. Lenganku tergores oleh pisau, tetapi tidak apa-apa. Sebentar lagi sembuh, hanya tergores sedikit. Mas Lino yang memaksaku untuk menggunakan perban, padahal goresannya tidak parah,"

Beautiful Destiny | Lee Know Feat Choi Jisu [END] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang