•Part 7•

60 11 4
                                    

Sekarang aku juga tau siapa dirimu sebenarnya, aku juga siap menjaga mu apapun resikonya.
~Mingrui

~¤~

Pagi itu Zeyu bangun dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya, saat membuka matanya perlahan hal yang pertama ia lihat langit-langit kamar, ia merasakan hal yang beda ini seperti bukan kamarnya, setelah matanya sempurna terbuka ia mulai menoleh kearah kanannya disana terlihat Mingrui yang tertidur disebelah ranjangnya, ya Mingrui tidak tidur diranjang, ia membiarkan Zeyu menikmati tidurnya yang nyenyak tanpa ada gangguan, Zeyu menatapi pria itu dengan prihatin banyak lebam disekujur tubuhnya, mulai dari wajah, tangan, juga kakinya dan beberapa bagian tubuh lainnya. Mingrui mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang memasuki celah celah ventilasi kamarnya.

"Yakkk mengapa kau memandangi ku seperti itu Gou Mingrui?!" Ucap Zeyu karena ia melihat pandangan Mingrui lain pada dirinya.

"Kau benar-benar sudah sadar?" Mingrui lalu mengalihkan pandangannya dan meregangkan otot-otot nya.

"Aku sadar memangnya aku kenapa?" Zeyu menyerngitkan dahinya.

"Tidak aku hanya ragu"

"Kau meragukan ku bukan manusia? Itu kah maksud mu?"

"Kau sendiri yang bilang aku tidak mengatakan hal seperti itu"

"Ah sudah lah aku ingin mandi, obati luka mu Rui nanti diceramahi sama guru"

"Ya cerewet"

Mingrui melangkah keluar kamar meninggalkan Zeyu sendiri di kamarnya, lalu Mingrui kembali dengan handuk dan beberapa peralatan mandi lainnya.

"Mandilah pakai baju ku dulu" Mingrui menyodorkan benda yang ia pegang pada Zeyu.

"Ya baiklah"

Zeyu mengambil benda itu dan langsung ngacir kekamar mandi, memulai ritual mandinya sambil bersenandung.

"Jangan bersenandung saat mandi Zeyu" teriak Mingrui.

"Ah iya maaf" membalas ucapan Mingrui.

Mingrui menunggu Zeyu hingga selesai karna lumayan lama Mingrui memilih untuk becermin, ia menatapi bayangan dirinya yang penuh lebam di cermin itu, wajahnya penuh dengan bercak hijau bercampur ungu, lagi lagi dia hanya bisa menghela nafasnya kasar.

"Kapan berakhirnya Tuhan, Rui cape" lirihnya sambil menunduk.

Sebuah tangan memegang pundaknya lembut, Mingrui langsung menoleh dan mendapati Zeyu sedang menatapnya dengan wajah tersenyum hangat.

"Kau pasti bisa Rui, disini ada aku, aku akan membantu mu apapun yang terjadi" Zeyu duduk disebelah Mingrui.

"Jujur saja sebenarnya aku penakut, tapi aku yakin bisa membantu mu semangat yaa, keistimewaan mu akan berguna nantinya percaya pada teman mu ini" Zeyu tersenyum dengan senyuman khas nya.

"Keistimewaan apanya ini hanya sebuah kutukan" dengus Mingrui kesal.

Mereka kembali berdiam diaman sampai Ryunjin datang dengan nampan berisi makanan dan dua gelas susu, Ryunjin meletakkan nampan itu di meja dekat ranjang Mingrui.

THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang