•Part 14•

47 5 1
                                    

Yang sudah terbuka tidak dapat tertutup kembali.
-Mingrui

Tak lama berselang Mingrui terbangun dari tidurnya, Mingrui sepertinya tidak memperdulikan dirinya sudah berpindah posisi. Ia mengumpulkan nyawanya dan ia berjalan pelan kearah cermin. Ia tersenyum miris dengan pantulan bayangannya di cermin. Oh ayolah bukan kah ini hal biasa? Sudah sering terjadi. Apa yang dapat ia lakukan? Semua cara sudah dilakukan Mingrui untuk menghilangkan "Keistimewaan" ini berbagai situs Internet yang menampilkan cara cara untuk menghilangkan hal tersebut, sama sekali tidak mempan. Sekarang ia hanya bisa tersenyum miris menatap kearah cermin dan menikmati tubuh yang sudah penuh lebam, bibir yang pucat dan tubuh yang sudah kehabisan tenaga.

"Bukan kah ini yang dinamakan keistimewaan? Lalu apa yang membuat ku keberatan menerima ini? Aish Mingrui sudah lah tidak ada yang perlu disesali. Bukan kah takdir memang tidak ada yang berjalan sesuai kemauan mu?" Gumamnya sambil tersenyum tipis.

Tanpa Mingrui sadari ada seseorang yang mendengar ia bergumam dan hanya menatap Mingrui sendu. Ia ikut terpukul mendengar ucapan Mingrui. Ia mencoba mendekati namja yang sedang melihat pantulan dirinya di cermin.

"Rui... aku minta maaf" Ucapnya sambil memegang pundak namja itu.

"Zey? Kenapa? Ini bukan salah mu" Mingrui sedikit kaget dengan kedatangan Zeyu.

"Karna aku, keluarga ku dan rumah ku. Andai waktu itu aku tidak menyuruhmu untuk kerumah ku, pasti punggungmu tidak akan seperti ini. Andai aku lebih berhati hati menyembunyikan kalung itu pasti..."

"Zey! Ini bukan salah mu, ini memang sudah tugas ku, luka ku ini tidak ada hubungannya dengan mu! Toh paman Haechan bilang luka ini akan sembuh Zey."

"Jangan menyembunyikannya dari ku Gou Mingrui, aku melihat keputus asaan mu tadi."

"Kau mendengar semuanya?"

"Ya Rui, maafkan aku."

"Tidak tidak ini bukan salah mu Yu Zeyu, aku tidak pernah menyalahkan mu, aku hanya ingin semua ini berhenti, aku hanya tidak ingin lahir seperti ini, tapi aku sadar waktu tidak bisa diulang kembali." Zeyu meneteskan air matanya, mendengar perkataan Mingrui ia merasa iba dengan namja ini.

"Iya aku tau tapi.."

"Sudah lah zey tidak perlu dipikirin hal itu, semua sudah terjadi, kau sudah makan?"

"Udah Rui barusan tadi, kamu makan dulu gih kebawah Rui" Mingrui mengangguk menanggapi ucapan Zeyu. Lalu melangkah keluar kamar.

"Eh Zey gelang itu pakai ya, jangan dilepas, kalau mau lanjut istirahat silahkan aja" ucap Mingrui sebelum akhirnya ia menghilang dibalik pintu.

Disini lah Zeyu berada, dikamar Mingrui, ia kembali menerawang isi kamar itu lagi, samar samar disudut ruangan ia melihat bayangan seorang gadis sedang menunduk, sesegera mungkin ia meninggalkan kamar Mingrui dan berlari ke tempat Mingrui berada.

"Ada apa Zey?" Mingrui kaget karena zeyu tiba tiba berlari ketempatnya.

"Emm anu, itu aku malas sendirian dikamar" ucap Zeyu cengengesan.

"Kau melihatnya ya?"

"Apa?"

"Seorang gadis?"

"Hehehe, benar."

"Dia ingin berteman dengan mu Zey." ucap Mingrui sedikit terkekeh.

"Ah seram sekali, aku ga mau lah." bantah Zeyu dengan wajah kesal.

Mingrui dan Ryunjin tertawa melihat aksi Zeyu, saat sedang asik mengobrol, tiba tiba ada yang mengetuk pintu mereka.

"Biar Mingrui aja Bun." Mingrui melangkah untuk membuka pintu.

THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang