•Part 6•

68 14 2
                                    

Aku tidak pernah takut jika kehilangan beribu teman, tapi tolong jangan Zeyu
~Mingrui

~¤~

"jangan ngebantah!" Mingrui meninggikan nada bicaranya.

"ah baiklah ku menyerah tuan Gou yang terhormat" Zeyu mengangkat kedua tangan nya tanda menyerah.

"bagus lah, kita tak tau apa yang kan terjadi diluar sana" Mingrui menepuk pundak Zeyu.

"ya aku tau Rui" Zeyu tersenyum, Mingrui ternyata punya sisi lembutnya juga.

"R-rui" Ryujin jalan tertatih menuju Mingrui dan Zeyu.

"Bunda?" Mingrui mengerutkan dahinya.

Kalian tau bagaimana keadaan Ryunjin yang membuat Mingrui mengerutkan dahinya? Ya Ryunjin keluar dari kamarnya dengan wajah berantakan, rambut yang acak acakan dan kantung matanya menghitam, padahal tadi dia baik-baik saja, Mingrui menghampiri bundanya dan langsung memeluk Ryunjin.

Zeyu memerhatikan punggung Mingrui yang bergetar, Yap Mingrui menangis dipelukan Ryunjin, Namja bermarga Gou tersebut menangis tanpa suara dipelukan sang ibundanya, Zeyu menjadi ikut kasihan melihat apa yang ia saksikan, ia tau betapa beratnya Mingrui saat ini, melihat ibundanya sedang berantakan seperti itu.

"B-bunda" panggil Mingrui disela tangisannya.

"Rui maafin bunda nak" Ryunjin pun ikut menangis melihat keadaan putra semata wayangnya ini.

"Bunda jangan lah lagi membuka pintu itu, aku tidak mau kehilangan bunda, cuma bunda yang Rui punya sekarang, kalau bunda pergi siapa yang jagain Rui" Namja yang jarang bersosialisasi itu pun terlihat sangat menyedihkan dengan beberapa lebam akibat kejadian tadi.

"Maaf sayang maafkan bunda" Ryunjin memeluk erat putranya, Ryunjin sayang Mingrui tak ada yang bisa merubah itu.

Zeyu tersenyum melihat dua orang yang baru ia kenal ini, kasih sayang Ryunjin sangat berlimpah pada Mingrui, begitupun sebaliknya, Mingrui tak mau Ibundanya terluka, terlintas lah dipikirin Zeyu tentang orang tuanya, sudah bertahun tahun ia menyimpan rasa penasaran pada keluarga nya terutama orang tua nya.

Saat sedang asik berdebat dengan pikiran nya Zeyu dikagetkan dengan suara yang memanggil namanya.

"Zey"

"Ah iya apa Rui?" Kaget pria yang bermarga Yu itu.

"Kau pakai ini, jangan sampai lepas, aku tidak ingin kau kenapa kenapa Zey" ucap Mingrui melempar gelang manik coklat pada Zeyu.

"Baiklah" Zeyu hanya menurut, ia memakai gelang itu.

"Aku mau mengantar bunda ke dalam dulu Zey"

"Iya Rui"

Mingrui pun memuntun Ryunjin untuk kembali ke kamarnya, balik ke Zeyu, Zeyu sedang duduk manis diruang tv ia tidak menonton sama sekali hanya duduk terpaku memerhatikan tv yang tak ada gambarnya itu, tiba tiba saja tv itu hidup sendiri tapi tidak ada gambar, hanya layar abu abu bak tv rusak yang tertata disana, Zeyu masih terpaku menatap tv tersebut, hingga tanpa sadar ia berjalan kearah tv tersebut secara perlahan.

"Zey maaf lama aku menemani Bun..." Ucapan Mingrui terpotong akibat melihat Zeyu yang sedang ditarik oleh sesosok wanita kearah tv.

Mingrui berlari kearah Zeyu, memeluk Namja itu dan mengajaknya jalan mundur perlahan, Mingrui tau Namja ini sedang dipengaruhi oleh sosok itu, Mingrui masih setia memeluk Zeyu dan mendudukan Zeyu disofa.

Ia menatap mata Namja itu, ya Zeyu sedari tadi hanya terpaku pada tv tersebut, Mingrui menghalangi nya dengan wajahnya, iris mata Mingrui dan Zeyu bertemu, seketika bagian mata putihnya Zeyu sudah tertutup dengan warna merah pekat, Mingrui terus menatap mata Zeyu yang sudah berubah total, bahkan air mata Zeyu pun menjadi air merah yang menetes dari mata Namja itu, Mingrui masih tetap menatap mata milik Zeyu, hingga Mingrui berteriak.

"DIA MILIK KU!!! APA HAK MU MENGAMBIL NYA!!! TIDAK AKAN KU BIARKAN KAU MENGAMBILNYA!!!" Ryunjin terkejut mendengar suara itu hingga membuatnya keluar dari kamarnya.

Seketika itu Zeyu pingsan dalam pelukan Mingrui, Ryunjin pun menghampiri mereka berdua.

"Bawalah Zeyu kekamarmu sekarang Rui" ucap Ryunjin.

"Iya Bun, bunda masuklah kedalam aku akan mengawasi dari sini, bunda sebelum tidur berdoa lah supaya mereka tak mengganggu bunda lagi, letaklah Alkitab di atas kepala bunda" titah Mingrui pada bundanya.

"Iya sayang" Ryunjin pun masuk ke kamarnya dan menuruti perintah anaknya, toh demi keselamatan nya juga.

Setelah Mingrui pastikan Ryunjin aman ia pun memapah Zeyu untuk kekamarnya dipantai dua, mulut Mingrui tak henti² membaca lantunan Alkitab sampai ia dikamar dan menidurkan Zeyu diranjangnya, setelah itu Mingrui merogoh laci didekat tempat tidurnya mengambil kalung salib dan memasangkannya pada Zeyu, menaruh Alkitab diatas kepala Zeyu.

"Zey maafkan aku, kau tidak harus mendapat hal seperti ini, maafkan aku" Mingrui memandangi wajah Zeyu mata Namja itu tertutup.

Mingrui pun pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, badannya sakit semua apa kalian ingat ketika kejadian dengan Ryunjin? Itu sangat menguras tenaga Mingrui, belum lagi ia dimasuki oleh ayahnya tadi, setelah dari kamar mandi ia dikejutkan dengan gadis yang selalu mengganggu nya setiap malam.

"Come play with me Gou Mingrui" ucap gadis itu sambil melayang diatas Mingrui.

"Aku lelah aku ingin istirahat" Mingrui melanjutkan perjalanan nya menuju ranjangnya.

"Don't reject me again, let's play" ucap gadis itu lagi.

"AKU LELAH APA KAU TIDAK MENGERTI?!" Bentakan Mingrui berhasil membuat gadis itu pergi dan menghilang, ya untuk sesaat.

Mingrui berbaring disebelah Zeyu, ya Mingrui bahagia sangat bahagia, kalian tau? Cuma Zeyu yang bertahan dengan semuanya, cuma Zeyu yang mau menerima resiko jika berteman dengannya, ya setidaknya Mingrui memiliki satu teman seumur hidupnya yaitu Zeyu.

"Maafkan aku, jika berteman dengan ku kau tidak aman, tapi aku akan menjaga mu Yu Zeyu itu janji ku" ucap Mingrui mantap dan ia pun mulai memejamkan mata untuk malam ini.

Hari ini begitu panjang untuk Mingrui, Zeyu dan Ryunjin, begitu melelahkan mengingat yang mereka lawan bukan lah manusia melainkan makhluk tak kasat mata yang selalu mengganggu kehidupan keluarga Mingrui.

...

Sorry ga terlalu creepy soalnya baru belajar hehe...

Happy reading...👀💙

Jangan lupa Vote...🌟

Dan comen ya...💬

Enjoy the story...

THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang