•Prolog•

297 31 6
                                    

Mereka ada tapi tidak semua orang bisa melihat mereka.
~Mingrui

~¤~

Seperti biasa aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena gadis itu selalu saja memaksa ku untuk bermain bersamanya, ini membuat ku muak, kenapa hanya setiap malam gadis itu mengganggu ku, aku juga ingin merasakan tidur dengan nyenyak.

"Hei kau berhentilah menganggu ku, aku ingin tidur, kalau kau ingin bermain maka besok saja aku lelah" seperti orang bicara sendiri karna jika dilihat oleh mata kepala kita sendiri tidak ada siapapun disini.

"come play with me" ucap gadis itu sedikit berbisik.

Tapi selalu terngiang ngiang ditelinga ku kata katanya itu, setiap malam selalu ia berbicara begitu.

"arghhh sudah lah berhenti aku muak aku tidak ingin bermain dengan mu" bentak ku pada gadis eropa yang memakai gaun putih selutut dan berberapa bercak darah di sebagian gaun nya.

Tiba tiba saja gadis itu menghilang, sepertinya aku sudah aman, orang tua ku membuka pintu kamar ku tergesa gesa.

"Rui kau tidak apa apa?" tanya bunda ku khawatir,

"aku tidak apa apa bun" ucap ku menenangkan bunda ku,

"lalu mengapa kau berteriak Rui"

"dia mengganggu ku lagi bun"

"berhati hati lah nak, cuma kamu yang bunda punya sekarang" Bunda langsung memeluk ku.

Ya setelah ayah ku meninggal lah semua ini terjadi, ayah ku meninggal waktu aku masih berusia 5 tahun, sejak itu aku mulai melihat mereka dan beberapa sebagian dari mereka adalah teman ku, gila memang tapi itulah adanya.

"bunda tak perlu khawatir aku akan baik baik saja, ayah selalu melindungi ku bun" aku membalas pelukan bunda.

Gadis itu kembali lagi, aku mengeratkan pelukan ku pada bunda seakan mengerti bunda juga tidak melepaskan pelukan nya dari ku.

"Come play With me Rui" seringaian yang menyeramkan terlihat diwajah gadis itu.

Aku mengode gadis itu supaya pergi, tapi ia seakan enggan untuk pergi dari tempat itu, aku menutup mata.

"berhentilah menganggu ku, jangan mentang mentang bunda ku tak bisa melihat mu, kau seenaknya pada ku, pergilah aku tak ingin membuat bunda ku cemas!" batinku.

Sepertinya gadis itu tak mempedulikan ucapan ku, gadis itu terbang kearah samping tempat tidurku.

"I just want to play, why do you always refuse it?" gadis itu berbisik dan menyentuh tangan ku dengan kuku tajam nya.

"jangan menyentuhku!" aku sedikit membentak gadis itu.

Jam menunjukkan pukul 02.00, bunda tertidur dikamar ku, gadis itu sudah pergi lagi, aku memastikan gadis itu benar benar pergi dan tak kembali, lama kelamaan aku mulai mengantuk, aku tak bisa menahan kantuk ku, dan akhirnya aku sampai dialam mimpi.

Aku terbangun pukul 04.30 karna suara gaduh didapur.

"apakah bunda menyadarinya?" batin ku.

Ku pandangi wajah bunda ku, sepertinya bunda tidak mendengar nya, aku berjalan menuju dapur dengan sapu ditangan ku, jaga jaga kalau saja itu maling.

Saat aku menghidupkan lampu dapur ku ternyata tidak ada siapa siapa, seseorang memegang pundak ku, karna kaget aku langsung menoleh kebelakang, ternyata itu ayah ku.

"ayah" ucap ku sedikit senang dan memeluk ayah ku,

"Mingrui" Ayah membalas pelukan ku, ia mengusap punggung ku lembut, sungguh aku sangat merindukan ayah ku.

"ayah ada apa? apa ada masalah?"
"tidak Rui, ayah cuma ingin menyampaikan tolong jaga ibu mu dari gangguan mereka yang ada didalam sana, jangan biarkan ibumu memasuki ruangan itu sendiri" tunjuk ayah kesebuah ruangan disebelah gudang.

Ruangan itu memang tidak pernah dibuka, tidak ada yang berani membuka ruangan itu kecuali ayah, aku pun tidak mengerti mengapa, lebih baik aku menurut saja supaya tidak terjadi hal yang membahayakan bunda ku.

"baik ayah" aku mengangguk paham.

"Apa Michell masih menganggu mu?"

"selalu ayah"

"coba lah sekali bermain dengan nya"

"sudah ku coba yah"

"lalu?"

"bunda bilang aku tak sadarkan diri selama 2 hari padahal aku baru saja berjalan jalan dengan Michel selama 1 jam" jelas ku pada ayah,

"saat itu bunda sangat panik hingga tak henti henti menangis, bahkan saat aku terbangun bunda langsung memeluk ku sambil menangis tersedu sedu, aku tidak tega yah" sambung ku.

"ya sudah, kalau begitu ayah harus pergi" pamit ayah pada ku.

"jaga dirimu Rui, kau anak yang istimewa" setelah mengucapkan itu ayah menghilang seraya dengan meredupnya cahaya yang terang benderang di langit langit dapur ku

"jaga dirimu Rui, kau anak yang istimewa" setelah mengucapkan itu ayah menghilang seraya dengan meredupnya cahaya yang terang benderang di langit langit dapur ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Gou Mingrui / Mingrui )

...

Sorry ga terlalu creepy soalnya baru belajar hehe...

Happy reading...👀💙

Jangan lupa Vote...🌟

Dan comen ya...💬

Enjoy the story...

THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang