•Part 12•

64 9 2
                                    

Ini bukan lagi tentang keistimewaan seorang anak tetapi tentang kutukan yang entah kapan berakhirnya.
~Xinlong

Xinlong POV

Setelah Xinlong, Jaemin dan Yeji sampai dirumah mereka pun berkumpul diruang tamu, mereka berbincang hingga malam menjelang, karna lelah Xinlong pamit tidur duluan kepada orang tuanya. Saat Xinlong sampai dikamar nya ternyata jendela kamarnya tidak terkunci. Ia berniat mengunci jendela tersebut. Saat melihat keluar jendela sesaat ia melihat kamar Mingrui ternyata lampunya masih menyala. Padahal ini juga sudah agak larut, Xinlong menyipitkan matanya menatap kearah sana.

Fyi : rumah Xinlong dan Mingrui itu bersebelahan jadi Xinlong bisa melihat kamar Mingrui yang dilantai 2 melalui jendela kamarnya tak lain dengan Mingrui pun bisa melihat kamar Xinlong melalui jendela samping.

"Kenapa Mingrui belum tidur ya? Kan dia masih sakit begadang lagi tuh anak" omelnya.

Seketika itu ia melihat bayangan dijendela, mirip seperti tubuh Mingrui, tapi agak beda, kaya ada beberapa bagian yang patah, seperti nya bayangan itu cuma punya 1 tangan dan lebih parahnya lagi kepala nya seperti hampir putus, semakin lama semakin jelas rupa bayangan yang tertutup tirai itu, Xinlong terus memerhatikan tanpa berniat beranjak hawa terasa dingin. Bayangan itu kian mendekat menuju Xinlong sepertinya namja itu tidak takut.

Semakin jelas sudah rupa makhluk tersebut, benar saja sedikit lagi saja kepalanya putus alias terlepas dari lehernya yang terus menyemburkan darah, ia memiliki satu tangan yang tidak normal dan 1 nya lagi hilang entah kemana. Badannya sudah penuh dengan darah karna semburan dari lehernya kakinya juga penuh lebam. Kalian tau? Tubuh makhluk itu terperban yang melilih bagian dada hingga pusar, Yap benar sama persis dengan tubuh Mingrui.

"KAU PENGGANGGU!!!!!!" Teriak makhluk itu ketika sudah berada didepan wajah Xinlong.

"Urus saja kepala mu yang hampir putus itu jangan urusi urusan ku" lalu Xinlong menutup keras jendelanya lalu merapikan tirai jendelanya tersebut.

"Makhluk macam apa tadi" ucap Xinlong mengomel sambil bercermin, wajahnya ada bercak darah.

"Haishh harus kah ninggalin bekas kaya gini, mana amis" Xinlong tak berhenti mengomel sambil bercermin.

"Andai paman Haechan disini pasti ini ga akan terjadi, ngeselin emang" kesalnya.

Tak mau menambah kesal dirinya Xinlong memutuskan untuk kembali keranjang nya dan memejamkan mata, pikirannya kembali tertuju pada Zeyu, apa namja itu baik baik saja? Xinlong memang baru beberapa jam mengenali pria itu tapi kenapa rasa khawatir Xinlong sangat besar padanya. Xinlong memaksakan matanya untuk tidur tapi usahanya gagal, entah ada angin apa Xinlong kembali membuka jendelanya.

"Hai Xinlong ternyata kau juga belum tidur" sapa seseorang dari sebelah sana.

"Aku kira kau sudah tidur karna lampu kamar mu mati"  balas Xinlong.

"Jujurly aku tidak bisa tidur kau tau? Pikiran ku ke Zeyu"

"Kau juga memikirkan nya Rui? Aku kira hanya aku saja, apa anak itu akan baik baik saja?"

"Seharusnya sih baik baik saja, kan udah ada kalung itu, tapi itu pun kalau tidak ketahuan orang tuanya sih"

"Iya bener bisa habis tu bocah"

"Besok pagi aku akan kerumahnya, kau ikut Xinlong?"

"Dengan kondisimu yang seperti itu kau ingin kerumahnya? Terlalu berbahaya untuk mu juga Mingrui"

"Tidak apa, jika tidak bertindak cepat nyawa Zeyu akan dalam bahaya"

"HE XINLONG KAU BELUM TIDUR?!" Kesal Yeji.

THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang