Jika kalian tidak bisa mengembalikan mereka maka jangan pernah mencoba untuk memanggil mereka.
~Mingrui~¤~
Dan akhirnya semua nya pulang kerumah masing masing, begitupun Mingrui dan Zeyu, tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang menguping pembicaraan mereka.
Malam itu Mingrui sudah bersiap dengan gelang dan kalung mustika ia pakai ditubuh nya, jaga jaga untuk melindungi dirinya dari makhluk tak kasat mata. Ia duduk di teras rumahnya menunggu Zeyu datang.
"hei Rui, maaf aku telat" Zeyu cengengesan.
"ah tidak apa ayo kita berangkat" ajak Mingrui.
"BUNN!!! RUI KELUAR BENTAR!!!" teriak Mingrui pada bunda nya yang berada didalam.
"TANTE ZEY JUGA IKUT RUI SEBENTAR YAA" Zeyu juga ikut berteriak.
"IYA HATI HATI KALIAN" Balas Ryunjin, ia sudah tau masalahnya, Mingrui sudah menceritakan semuanya.
( Shin Ryunjin / Ryunjin / Bunda Mingrui )
Mingrui dan Zeyu pergi menggunakan sepeda supaya lebih cepat sampai, Mingrui merasakan ada yang mengikuti mereka. Mingrui berhenti membuat Zeyu terheran.
"ada apa Rui?" Tanya Zeyu.
"tidak ada Zey, ayo kita lanjut" ajak Mingrui.
Baru beberapa menit mereka melajukan sepeda mereka, Mingrui berhenti lagi.
"sudah lah berhenti mengikuti kami, keluar lah sekarang" Mingrui melihat sekitar nya semak semak itu bergoyang.
"R-rui siapa?" Zeyu mulai ketakutan, ia mendekatkan dirinya pada Mingrui.
Keluar lah seorang Namja seumuran mereka dari semak semak itu, ia berjalan kehadapan Mingrui dan Zeyu. Ia memakai pakaian serba hitam dan memakai topi.
"ups ketahuan" Namja itu tersenyum miring.
"kenapa kau mengikuti kami?" tanya Mingrui.
"sepertinya kalian akan pergi bermain" ucap Namja itu mendekati mereka.
"kami sedang tidak bermain pergi lah" ucap Zeyu ketakutan.
"Jinjja?"Namja itu menaikan satu alisnya.
"apa mau mu?" tanya Mingrui.
"aku hanya ingin ikut kalian" Namja itu menatap Mingrui dalam.
"kau yakin?" tanya Mingrui serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POWER OF MY EYES [BOYSTORY]
HororAku sudah terbiasa dianggap seperti orang yang tidak waras oleh sebagian orang, karna keistimewaan ku, tapi bagiku itu bukan ke istimewaan melainkan sebuah kutukan dan aku tidak pernah bisa menerima ini sebagai sebuah keistimewaan. Banyak yang menga...