Setelah kejadian Adit mencium Alin didalam kelas, tak ada satu orangpun yang berani mengganggunya. Karena, sejak saat itu, dirinya diklaim secara sepihak dan menjadi hak milik Adit Elezar seorang.
Bahkan, teman-teman kelas mereka menggoda dirinya karena bisa menaklukkan hati sang Most Wanted kampus yang terkenal humoris dan susah didekati dari sejak masa OSPEK.
"Aish!"
Alin menggeram ketika mengingat laki-laki itu. Ia mencoret binder nya dengan sembarangan dan menusuk-nusuk bindernya dengan pulpen yang entah kesekian kalinya rusak.
"Lin, ini udah pulpen kesepuluh." Tegur Widya.
"Biarin!" Kesal Alin.
"Udahlah, Lin. Udah kejadian juga. Makanya jangan nantangin Adit lagi."
"Jangan sebut-sebut nama dia didepan gue!"
"Ya, terus gue harus manggil apa dong?"
"Pengganggu!"
"Hah? Gila lo!"
"Leher! Yuhu!"
Baru saja disebut pengganggu oleh Alin, Adit sudah datang dan masuk kedalam kelas sambil memanggil namanya dengan aneh.
"Selamat pagi menjelang siang, calon Mami dari anak-anak Papi." Ucap Adit.
"Pfftt."
Azka menahan tawanya mendengar perkataan aneh Adit. Ia langsung memutup mulutnya ketika Widya mencubit perutnya dengan kuat.
"Duduk." Suruh Widya.
"Boleh nih?" Tanya Azka.
"Kebanyakan bacot lo, Domba!" Sindir Adit.
"Bilang aja lo iri!"
"Dih? Gue? Iri? Imposibling!"
"Impossible!"
Alin mengoreksi perkataan Adit yang sangat menyeleneh untuk didengar. Ia terus mencoret-coret binder nya dan tidak mau melihat Adit sedikitpun.
"Pinter banget sih, Mami!" Pekik Adit.
"Pengganggu!" Ketus Alin.
"Mi, nanti kita nonton yuk."
"Menjijikan!"
"Pasti! Papi orangnya menjanjikan kok, Mi!"
Widya menepuk keningnya mendengar perkataan Adit. Ia menggelengkan kepalanya miris ketika melihat Alin sudah menekan kuat pulpennya hingga patah menjadi dua bagian.
"Mampus si Adit." Gumam Widya.
"Hah? Maksudnya?" Tanya Adit bingung.
"Udah, lo diam aja dulu. Siap-siap tutup telinga."
"Apa hubungannya, Sayang?"
"Nanti lo- eh? Lo manggil gue apa tadi?"
Azka langsung menutup mulutnya. Ia tidak menoleh kearah Widya ketika gadis pujaannya itu mendengar perkataannya barusan.
"GUE BANTAI LO!!!"
Azka dan Widya dengan sigap menutup kedua telinga mereka masing-masing karena mendengar teriakkan Alin. Bahkan, Adit sampai pingsan ditempatnya karena merasa terkejut batin mendengar secara dekat didepan wajahnya.
"Kan, apa gue bilang." Ucap Widya.
"Buset. Suaranya ngalahin toa abang-abang yang jualan pecah belah keliling." Shock Azka.
Nafas Alin memburu setelah mengatakan itu. Ia menatap Adit yang tertidur dilantai dengan mata terpejam. Lalu, ia melirik Bela yang datang menghampiri laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)
Teen FictionKisah Seorang Adit Elezar yang gencar ingin mendapatkan hati Alin Leheria, teman satu kelasnya dikampus yang mencuri perhatiannya sejak diawal masuk kelas. Adit selalu berusaha mencari cara untuk bisa dekat dan menarik perhatian Alin agar selalu ter...