Frida menatap sinis Alin. Ia mengibaskan rambutnya kebelakang dan berjalan mendekati gadis itu.
Brak!
Alin menghentikan tangannya yang sedang menulis, ia mengangkat kepalanya dan melihat Frida dengan pandangan jengah.
"Lo!" Tunjuk Frida.
"Tangan lo singkirkan!" Desis Alin.
"Gak usah sok cantik!"
"Gila."
"Gak usah belagu lo! Gue Primadona Kampus ini dan lo! Lo cuma cewek biasa yang gak ada apa-apanya!"
Mendengar perkataan itu, Widya yang berdiri didepan papan tulis tersulut emosi. Ia mendekati Frida dan langsung menarik rambutnya dari belakang.
"Lo yang gak usah sok kecantikan! Dasar sundel bolong!" Berang Widya.
"Lo yang sundel bolong!" Balas Frida tak terima.
"Wid! Lepasin rambut Frida!" Lerai Kinar.
Kinar berusaha menarik tangan Widya. Ia menarik-narik tangan gadis itu hingga tak sengaja tangannya terhempas dan mengenai wajah Widya.
Melihat itu, Azka yang baru datang bersama Adit langsung berlari mendekati kekasihnya. Ia menarik Widya dan memeluknya untuk menjauhkan Kinar dari gadisnya.
"Lo! Berani lo lukain temen gue!" Murka Alin.
"Lin, gue gak sengaja." Cicit Kinar ketakutan.
Plak!
Alin langsung menampar pipi Kinar. Ia menarik rambut gadis itu dan mendorongnya kearah Frida.
"Kuaci ada gak nih? Gue mau nonton cewek gue baku hantam!" Heboh Adit.
Mendengar itu, Frida meradang. Ia mengambil tas Alin yang ada diatas meja dan melemparkannya kearah gadis itu.
"Dasar ganjen!" Berang Frida.
Melihat Alin dilempar, Adit mengepalkan kedua tangannya. Ia mendekati Alin yang hendak membalas perbuatan Frida dengan urat leher yang sudah menonjol.
"Cantik gue diem aja ya. Biar Papi yang urus." Ucap Adit.
"Minggir lo!" Berang Alin.
Mendorong tubuh Adit, Alin langsung maju mendekati Frida. Ia dengan cepat mencekik leher gadis itu dan mendorongnya hingga terpojok kedinding kelas.
"L-lepas!" Ucap Frida tersengal-sengal.
"Lepas?" Beo Alin.
Setelah mengatakan itu, Alin terkekeh. Ia semakin mencengkram kuat leher Frida dengan emosi yang sudah tak terbendung lagi.
"Dit!" Panggil Azka.
"Apa?" Tanya Adit dengan watadosnya.
"Bisa di DO cewek lo!"
"Gak akan. Ada gue yang belain dia."
Azka berdecak mendengar perkataan kelewat santai Adit. Ia menangkup kedua pipi Widya dan melihat intens wajah itu.
"Aku kompres ya. Yuk, ke kantin." Ajak Azka.
"Tapi, Alin gimana?" Tanya Widya khawatir.
"Ada pawangnya. Yuk, kita pergi."
Widya menatap khawatir Alin. Ia tidak ingin pergi dari dalam kelas, namun Azka keburu menarik tangannya untuk ikut keluar. Tetapi, saat ia melewati Kinar, dirinya sempat mendorong tubuh teman Frida itu hingga jatuh tersungkur. Lalu, ia tersenyum puas penuh kemenangan karena berhasil membalas gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)
Genç KurguKisah Seorang Adit Elezar yang gencar ingin mendapatkan hati Alin Leheria, teman satu kelasnya dikampus yang mencuri perhatiannya sejak diawal masuk kelas. Adit selalu berusaha mencari cara untuk bisa dekat dan menarik perhatian Alin agar selalu ter...