Adit senyum-senyum sendiri melihat Alin dari kejauhan. Ia duduk dibawah pohon mangga yang ada dikampusnya dan dengan serius memperhatikan gadis incarannya itu yang baru datang.
"Makin pocong in lop gue sama lo, Lin." Ucap Adit.
"Dasar prik!" Ejek Azka.
"Sesama prik dilarang saling menghujat!"
"Lo lah yang prik! Kalo gue mah enggak!"
"Yang waras ngalah."
"Gue timpuk juga lo!"
Azka kesal sendiri mendengar perkataan Adit. Ia mengambil batu kecil yang ada didekatnya dan dengan sengaja melempar Alin yang berjalan bersama Widya.
Tak!
"Aw!"
Alin berteriak begitu batu kecil itu mengenai kepalanya. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan orang yang berani melempar kepalanya.
"Pasti dia!" Geram Alin.
Alin menggeram melihat Adit. Ia berjalan mendekati laki-laki itu dan membiarkan Widya mengikutinya dari belakang.
Bugh!
"OMG!!!"
Adit berteriak histeris ketika Alin langsung menghantam wajahnya dengan pukulannya. Ia meringis kesakitan sambil melihat gadis itu.
"Apa salah Papi, Mi?" Tanya Adit.
"Dit!" Tegur Widya.
"Wid, Mami kenapa sih? Minta jatah lagi?"
Azka tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Adit. Ia mengedipkan matanya melihat Widya dan menyuruhnya untuk menjauh dari Alin.
"Wid, sini. Kita nonton drama series." Bisik Azka.
"Drama apaan? Bisa mati temen lo!" Jawab Widya greget.
"Udah, duduk disini aja sama gue."
Widya menuruti perkataan Azka. Ia duduk disamping laki-laki itu untuk mengawasi Alin.
Sedangkan Azka, ia meletakkan satu tangannya dibelakang pundak Widya dan seolah-olah ia sedang memeluk pundak gadis itu dari belakang.
"Lo yang nimpuk gue pake batu kan?!" Berang Alin.
"Dih! Fitri lo!" Jawab Adit.
"FITNAH!" Koreksi Azka dan Widya bersamaan.
"Nah! Itu! Panah!"
Widya menepuk keningnya mendengar perkataan Adit yang semakin ngaco. Ia menatap miris Alin yang sudah mengeluarkan tanduk dari kepalanya.
"Ngaku lo!" Pekik Alin.
"Ngaku apaan? Emang gue hamili lo pake acara ngaku segala?" Jawab Adit santai.
"Bapak lo!"
"Calon mertua elo."
"Ngaku gak lo! Kalo enggak-"
"Enggak apa?"
Adit berdiri dan mendekati Alin. Ia mengeluarkan smirk nya dan berhenti ketika ujung sepatunya mengenai ujung sepatu Alin. Lalu, wajahnya mendekati telinga gadis itu dan berbisik disana. "Mau gue hamili beneran?"
"Gak sudi gue!" Teriak Alin.
Alin mendorong tubuh Adit. Ia menatap garang laki-laki itu yang kini sudah tertawa sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Galak amir." Ucap Adit.
"Gue cungkil juga mata lo!" Kesal Alin.
"Cungkil hati Babang aja mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)
TeenfikceKisah Seorang Adit Elezar yang gencar ingin mendapatkan hati Alin Leheria, teman satu kelasnya dikampus yang mencuri perhatiannya sejak diawal masuk kelas. Adit selalu berusaha mencari cara untuk bisa dekat dan menarik perhatian Alin agar selalu ter...