"Mau apa anda kesini?" Tanya Alin dingin.
"Lin, ayah-"
"Pergi."
Surya menatap nanar Alin. Ia hendak memeluk tubuh putrinya yang sudah lama tidak bertemu dan langsung ditolak oleh gadis itu.
"Nak, ayah-"
"Saya tidak punya ayah!" Desis Alin kembali memotong perkataan Surya.
"Alin?"
Alin menatap Adit yang baru datang. Ia dengan cepat menutup pintu apartemennya dan meninggalkan kedua laki-laki berbeda usia tersebut didepan pintu.
"Kamu anaknya, Ardi?" Tanya Surya.
"Iya, Om." Jawab Adit.
"Om Surya?"
Surya tersenyum saat Widya masih mengenal dan memanggilnya. Ia menatap teman putrinya itu yang datang bersama seorang pria dibelakangnya dengan wajah bingung.
"Om, ngapain disini?" Tanya Widya tak suka.
"Wid!" Tegur Azka.
"Apa?! Gak suka?! Gue lebih gak suka lagi kalo ada dia disini!"
Mendengar itu, Surya hanya bisa tersenyum. Ia menitipkan sebuah plastik makanan cepat saji kesukaan Alin kepada Adit.
"Tolong, kasih ke Alin." Ucap Surya.
"Tapi-"
Belum sempat Adit menyelesaikan perkataannya, Surya sudah lebih dulu pergi. Ia memandang Widya dengan bingung dan penuh tanda tanya.
"Bisa lo ceritain semuanya sama gue?" Tanya Adit.
"Gue ceritain didalam." Ucap Widya.
"Dit, buka pintunya." Ucap Azka.
Adit menepuk keningnya. Ia langsung memasukkan kata sandi apartemen Alin dan membuka pintu untuk mereka masuk.
Setelah sampai didalam, Widya mencoba berbicara sama Alin. Namun sayang, gadis itu sedikitpun tidak mau berbicara dan memintanya untuk membiarkan dirinya sendiri dulu."Gimana?" Tanya Adit.
Widya menggelengkan kepalanya. Ia duduk di sofa dan menghidupkan TV.
"Sayang." Panggil Azka.
"Iya, gue cerita!" Ucap Widya dengan malas-malasan.
Adit mengambil posisi duduk yang nyaman. Ia menatap Widya dengan serius dan membiarkan Azka memakan makanan cepat saji yang diberikan oleh Surya.
"Gue gak tau harus mulai darimana. Tapi yang jelas, Om Surya dulu pergi ninggalin Alin dan Tante Mirna." Ucap Widya.
"Ninggalin? Maksudnya?" Tanya Adit bingung.
"Dulu, rumah gue sama rumah Alin sebelahan. Gue inget banget, waktu itu kita masih SD kelas 5. Hari udah malam dan hujan lebat."
"Hubunganya apa?"
"Om Surya dan Tante Mirna ribut besar. Tante gak terima karna Om Surya ternyata udah nikah lagi dan milih ikut dengan istri baru dan anak tirinya. Waktu Alin tau, dia sempat minta Om Surya tinggalin keluarga barunya dan memohon jangan ditinggalkan. Tapi-"
Widya menghentikan perkataannya, ia mengusap air matanya ketika mengingat kejadian yang sudah lewat bertahun-tahun lamanya.
"Tapi, Om Surya sedikitpun gak mau dengerin permintaan Alin. Dia memilih pergi ninggalin Alin dan Tante Mirna karena istri barunya udah nunggu didalam mobil. Dan Lo tau? Alin berusaha berlari mengejar Om Surya ditengah derasnya hujan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)
Ficção AdolescenteKisah Seorang Adit Elezar yang gencar ingin mendapatkan hati Alin Leheria, teman satu kelasnya dikampus yang mencuri perhatiannya sejak diawal masuk kelas. Adit selalu berusaha mencari cara untuk bisa dekat dan menarik perhatian Alin agar selalu ter...