Tante Mirna

81 20 0
                                    

Adit tersenyum kaku saat pintu apartemen Alin terbuka. Ia mendadak tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena sangat gugup melihat wanita paruh baya yang membukakan pintu untuknya secara tiba-tiba.

"Anu.. itu.." Ucap Adit kebingungan.

"Teman Alin?" Tanya wanita itu.

"Iya, Mama Mirna."

Setelah mengatakan itu, Adit menutup mulutnya sendiri. Ia mengedip-ngedipkan matanya ketika wanita yang bernama Mirna itu hanya diam dan memperhatikan nya.

"Masuk." Ucap Mirna.

"Makasih, Ma- Tante." Jawab Adit.

Menyeka keringat di keningnya, Adit masuk ke dalam apartemen Alin. Ia melihat sudah ada Widya dan juga Azka yang duduk di sofa ruang TV sambil menahan tawanya.

"Lo kok gak bilang kalo Mama mertua gue udah datang?!" Tanya Adit berbisik.

"Sengaja, kasih kejutan." Jawan Azka.

"Kejutan upil lo kering!"

"Gimana? Lancar pertemuan pertamanya sama Tante Mirna? Kencang juga ingatan lo bisa hafal wajah Tante Mirna dari foto yang gue tunjukin kemaren."

Widya bertanya sambil tersenyum melihat Adit. Ia sudah bisa menebak jika laki-laki itu pasti kesulitan berkomunikasi di karenakan Mirna orang yang tidak banyak bicara.

"Lancar! Lancar banget kayak jalan tol!" Sewot Adit.

"Tante Mirna cuma dua hari di sini. Lusa dia udah pulang." Ucap Widya.

"Kok cepet banget?"

"Alin udah baik. Obat Alin cukup liat Tante Mirna aja."

"Ajaib juga tuh emak-emak!"

Ehem!

Mendengar itu, Adit langsung duduk. Ia memasang senyum manisnya dengan sebaik mungkin saat Mirna membawakannya minuman.

"Pacar Alin?" Tanya Mirna sambil duduk di depan Adit.

"Hah? B-bukan, eh? I-iya-, loh? M-masih ngejar, T-tan.." Jawab Adit tergagu.

"Kamu yang suka gangguin Alin di kampus? Kata Alin, dia suka di gangguin sama laki-laki prik di kampusnya."

"Ppfftt!"

Azka menahan tawanya yang hampir saja pecah mendengar perkataan Mirna. Ia mati-matian menahan tawanya saat melihat tampang Adit yang benar-benar seperti orang bodoh saat ini.

"Nama saya Adit, Tante. Saya temen sekelas Alin kok. Saya gak gangguin dia. Saya itu cuma memperjuangkan cinta saya." Ucap Adit.

"Memperjuangkan cinta? Cinta apa? Cinta monyet?" Tanya Mirna.

"True love dong Tante! Ya kali cinta uuu aaa!"

"Tapi yang di ceritakan Alin berbeda."

"Emang Alin cerita apa, Tan?"

Widya langsung bertanya. Ia sangat tertarik mendengar cerita Mirna tentang Adit tepat di depan orangnya saat ini.

"Alin bilang, ada laki-laki prik yang gangguin dia. Kelakuannya sebelas dua belas sama penjahat kelamin yang ada di sebelah rumah Tante." Jawab Mirna.

"Ya ampun, Tante! Beneran deh! Saya serius sama Alin! Saya gak gitu kok!" Bantah Adit.

Mirna tersenyum mendengar perkataan Adit. Sejujurnya, ia tidak terlalu percaya dengan apa yang di katakan Alin selama ini. Karena, ia tahu anak gadisnya itu memiliki trauma kepada laki-laki akibat perbuatan mantan suaminya dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang