Ngeselin Banget Sih!

160 48 11
                                    

"Yuhu!!! Mami!!!" Teriak Adit.

Alin memejamkan matanya menahan emosi. Ia terus berjalan tanpa memperdulikan teriakkan Adit dan naik keatas motornya yang ada diparkiran apartemen nya.

"Ikut, Mami!!!"

Adit langsung berlari dan duduk diboncengan belakang motor Alin. Ia memeluk pinggang gadis itu sambil tersenyum tengil dibelakang.

"Lo!" Kesal Alin.

"Jalan-jalan yuk." Ajak Adit.

"Turun lo!"

"Lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo!"

"Mau belanja?"

"Gak usah banyak nanya!"

"Yuk lah! Kita belanja!"

Menggeram, Alin memasang helm nya. Ia menghidupkan mesin motornya dan menjalankan motor itu keluar dari parkiran menuju supermarket yang ada didekat apartemen nya.

Sesampainya di supermarket, Alin mendorong tubuh Adit hingga jatuh. Ia berjalan meninggalkan laki-laki itu yang misuh-misuh sendiri karena merasa malu dengan pengunjung lain.

"Jahat banget sih!" Ucap Adit merajuk.

"Suka-suka gue!" Ketus Alin.

"Mau belanja apa?"

"Dinosaurus!"

"Gede amat."

"Minggir lo!"

"Ngapain bawa keranjang? Bawa troli dong."

Setelah mengatakan itu, Adit meletakkan keranjang yang diambil Alin. Ia menukar keranjang itu dengan troli dan mendorongnya mengikuti langkah gadis itu dari belakang.

"Lo mau beli apa?" Tanya Adit.

"Cucu ikan paus!" Jawab Alin.

"Cucu ikan paus? Emang ada?"

Merasa penasaran, Adit menatap Alin dengan serius. Ia memperhatikan tangan gadis itu yang mengambil satu bungkus ikan teri yang ada didalam rak.

"Yeee!!! Katanya cuci ikan paus! Gak tau nya ikan teri!" Kesal Adit.

"Ck! Bagi gue ini cucu ikan paus! Lo gak liat? Ini ikannya kecil daripada ikan paus?!" Jawab Alin ngegas.

"Gue gantung juga lo!"

"Apa?!"

"Apa?!"

"Mata lo!"

"Mata lo!"

"Bapak lo!"

"Calon mertua lo!"

Alin mengangkat tangannya untuk memukul kepala Adit. Ia melototkan matanya dan langsung menarik rambut laki-laki itu saking kesalnya.

"Aw! Ampun, Mi!" Jerit Adit.

"Ngeselin banget sih!" Kesal Alin.

"Duh! Jangan ditarik-tarik gitu, Sayang!"

"Bapak lo, Sayang!"

Setelah puas menarik rambut Adit, Alin melepaskan tangannya. Ia berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya meninggalkan laki-laki itu yang kini tertawa menyebalkan mengikutinya.

"Galaknya cukup pas kita berdua aja, Lin." Bisik Adit.

"Adit!!!" Teriak Alin.

"Bwahahaha!!!"

Adit menyemburkan tawanya mendengar teriakkan Alin. Ia mendorong troli nya sambil merangkul pundak gadis itu dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Mau beli apalagi?" Tanya Adit.

Pocong In Lop (The Story of Ale's Parents)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang