⚠️Warn.
Part ini udah muncul yang manis-manisnya. Panjang nih. 2k+ words."Quin, kamu tidak papa kalau Uncle ikut denganmu?" tanya Aldrian setelah di dalam mobil.
Quin mengangguk tenang. "Tentu saja, Uncle. Quin jadi tidak sendiri dan ada temannya. Quin senang. Jadi tidak papa dan Quin tidak keberatan."
Aldrian mengangguk dengan senyum puasnya. "Uncle kira kamu keberatan pergi dengan Uncle."
Quin terkekeh. "Tidak, Uncle. Asal jangan ada yang marah saja dengan Quin karena Uncle pergi dengan Quin, berdua."
Aldrian melihat Quin yang menyetir dengan santai. "Siapa yang marah?"
Quin mengangkat bahunya acuh. "Iya mana Quin tahu, Uncle. Mungkin saja kekasihnya Uncle, mungkin."
"Tidak punya, Quin. Lagian tidak akan ada yang berani memarahimu. Aku kan menunggumu," jawab Aldrian tenang. Yang tidak tenang itu Quin.
'Maksudnya nunggu Quin?' batin Quin bingung. Namun Ia tidak mau berpikir lebih jauh. Ia rasa aldrian hanya bercanda.
"Kalau begitu, bagus. Akan Quin bawa Uncle makan makanan enak!" seru Quin semangat.
***
"Oh, wow! Tidak ada orang!" kaget Quin memarkirkan mobilnya di depan restoran.
"Sampai?"
Quin mengangguk. "Yes, Uncle. Ini rezeki Uncle bisa makan di sini sepuasnya tanpa harus bersaing dengan pelanggan lain."
Aldrian tertawa mendengarnya dan mengikuti Quin turun. Dia yakin kalau tempat makan ini popular namun ini sepi karena bukan weekend.
"Selamat datang, Nona, Tuan. Ingin duduk di sini atau di atas?" sapa ramah pelayan.
"Di atas saja, Quin," bisik Aldrian yang diangguki Quin.
"Di atas ya," kata Quin pada si pelayan dengan ramah.
"Mari, Nona, Tuan."
Aldrian dan Quin mengikuti pelayan yang membawa mereka ke mejanya.
"Silahkan, Tuan, Nona." Pelayan itu memberikan Quin dan Aldrian buku menu dan alat tulis untuk menuliskan sendiri seluruh pesanannya.
Sang pelayan meninggalkan meja mereka, namun tetap berjaga siapa tahu pelanggan membutuhkannya.
"Uncle, mau makan apa?" tanya Quin pada Aldrian yang membolak-balikkan buku menu yang hanya 3 lembar.
"Uncle pizzanya mau pakai topping apa?" tanyanya lagi. Pizza yang akan mereka pesan, direquest dan dibuat sendiri sesuai selera kita untuk seluruh toppingnya.
"Kamu pesan saja, Quin. Uncle makan semuanya," jawab Al masih baca menu.
"Quin pesan pizza pakai bacon, sosis, ham, mushroom, garlic and chili ya?" Aldrian mengangguk.
"Boleh, Quin. Kamu mau makan mie? Atau nasi?"
Quin menggeleng menutup mulutnya. "Quin gak pengen makan nasi, Uncle. Makan mie ya?"
"Mie apa? Spaghetti mau?"
"Mau. Mau. Quin suka spaghetti."
Untuk berdua, mereka hanya memesan makanan yang bisa dinikmati berdua karena mereka akan berbagi dengan porsi makanan yang disajikan nanti, luar biasa banyak kuantitasnya.
Pizza medium size, spaghetti Aglio e Olio, french fries, mozarella baguette.
"Kamu dingin, Quin? Mau minum sup?" tanya Al yanh dijawab gelengan Quin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(not) A Sugar B.
RomansaCOMPLETED SHORT STORY. (Not) A Sugar B. Menjalin kasih dengan seorang roia yang notabene adalah sahabat ayahnya. Jatuh cinta dalam pandangan pertama saat bertemu dalam tangka acara reuni sekolah sang ayah. Mempertemukan jodoh yang telah digariskan...