🧁🧁🧁

133 8 0
                                    

⚠️⚠️⚠️
Aaaaaaaa... ini lebi manis lagiiii!!! Plissss, bacanya yang fokus, pas sendiri biar feelnya dapetttt. Aku gregettt🫠🫠

Perjalanan sebentar saja mereka sudah tiba di hotel.

"Ayo." Quin menggenggam tangan Aldrian yang terulur.

"Uncle akan langsung ke kamar kan?" tanya Quin yang tidak dijawab Aldrian.

Dia malah membawa Quin ke taman, duduk di kursi ayunan. Kebetulan taman yang menghadap danau itu sepi. Namun penerangan masih cukup baik sehingga mereka tidak gelap-gelapan.

"Sini, sayang." Aldrian membawa Quin duduk di sisinya, bersandar padanya, dipeluknya Quin dengan hangat dengan tangan kanannya, dan yang kirinya menggenggam hangat tangannya.

"Kenapa kita di sini?" tanya Quin yang bersandar nyaman di dada bidang Aldrian, melihati tangan mereka yang bertaut erat.

"Daddy masih ingin bersamamu," jawab Al tenang.

Quin memberanikan diri mengangkat wajahnya agar bisa bertatap dengan Aldrian dan langsung menemukan mata Aldrian yang selalu menatapnya lembut sejak kemarin bertemu untuk pertama kali.

"Kenapa?" Aldrian mengusap kepala Quin, menahan rambut Quin yang tertiup angin menghalanginya memandang keindahan wajah Quin dari dekat.

"Kenapa panggilnya 'daddy' dari tadi, Uncle?" tanya Quin polos.

"Kenapa? Kamu gak suka? Kamu jijik?" tanya Al balik yang dibalas langsung dengan gelengan dari Quin.

"Tidak. Bukan begitu. Quin hanya tanya saja."

"Kalau Uncle memintamu memanggilku dengan 'daddy', kamu mau?" Quin mengedipkan matanya berpikir.

"Maksudnya, Quin panggil Uncle dengan panggilan daddy, begitu?"

Aldrian mengangguk. "Kalau kita berdua seperti ini, aku ingin kamu memanggilku daddy. Kamu mau?"

"Tapi kenapa?" tanya Quin mau tahu.

"Daddy mau. Aku ingin kamu memiliki panggilan sayang khusus untukku, and I want you to call me daddy. It sounds sweet to me if it comes out of your sexy lips. I like it," bisik Aldrian menjawab.

"Just you. Daddy ingin kamu, gadis yang memanggilku dengan panggilan itu. Bukan perempuan lain."

Jujur saja Quin merasa berdebar mendengarnya. Merasa dia memiliki tempat spesial di hati pria matang ini. Merasa sangat disayang dan spesial.

Quin akhirnya mengangguk tanpa beban paksaan membuat Aldrian tersenyum.

"Quin mau, Daddy," kata Quin dengan pelan. Tapi Aldrian bisa mendengarnya jelas.

"Katakan sekali lagi, sayang," harap Aldrian meminta.

"Daddy~"

"Sekali lagi, sayang."

"Daddy~"

"Sekali la-"

"Daddy~ Daddy~ Daddy~" Quin terkekeh memenuhi permintaan Aldrian menerbitkan senyum bahagia Aldrian yang sangat tampan.

"Daddy Al~"

"Thank you, babygirl," bisik Aldrian mencium kilat bibir Quin saking senangnya.

Mereka diam menikmati kehangatan berdua, menikmati rasa nyaman, bahagia yang menyeruak di hati masing-masing.

"Ikut Daddy ke Jakarta yuk?" ajak Aldrian mengusap pipinya di kepala Quin.

"Ngapain?" tanya Quin balik.

(not) A Sugar B. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang