19

2.4K 281 23
                                    





^_^HAPPY READING^_^








jam masuk ke dua sudah berbunyi dari dua puluh menit yang lalu, setelah jam pertama mereka di asah dengan ulangan yang soalnya tidak perlu di ragukan lagi serumit apa, siang ini kelas dua belas ipa satu jam kosong, alhasil mereka mengadakan konser dadakan, Bangku yang tata rapi di jadikan sebagai panggung, begitu juga dengan kursi yang dijejer mereka buat untuk penonton.

“Hoo Hoo-hoo hoo-hoo hoooooo...” Anggi mulai bernyanyi dengan tangan memegang ulekan, yang dia jadikan sebagak mic, dahi yang di ikat dengan dasi dan pipi yang di coret membentuk kumis kucing.

“Hoo Hoo-hoo hoo-hoo hoooooo...”

“Hoo Hoo-hoo hoo-hoo hoooooo...”

Bukan hanya Anggi, Dea dan satu gadis sebahu juga bernya nyi tak kalah nyaring, ketiganya berliuk bak reog yang tengah mengamuk, temen sekelas nya tak hanya diam menyaksikan, mereka menyoraki seakan tengah menonton konser sungguhan.

“Iwak peyek.”

“iwak peyyekkk.” nyanyi Anggi dan juminten menyahuti

“Iwak peyek nasi jagung
Sampek tuek.”

“HUA DEANJING GW PENSSSS LO!” jerit prada, sambil menggibarkan bendera yang ia ambil dari pojok kelas.

“ANGGI, SUARA LO MERDU BANGET, SEBELAS DUA BELAS SAMA TOA MASJID!” Viona dan yang lainnya ikut menjerit, seoalah-olah mereka adalah fens fantatik ketiganya.

“sampek tueekkk!”

“sampek nenek”

“sampek nenekkk!”

“kelas lonteyyy tetap disanjung!”

“Hoo Hoo-hoo hoo-hoo hoooooo...”

“KAK JUMINTEN MAKIN HARI MAKI  CANTIK AJA, UDAH KEK SELOKAN RUSAK!”

Viona menikmati cimol level ekstra dengan tatapan terfokus pada Dea, anggi dan juminten teman sekelas nya tengah bernyanyi dan menari heboh, sedangkan dia memutuskan untuk menjadi penonton saja bersama teman kelas lainnya.

Berbeda dengan di dalam kelas yang tengah bersorak ria, di depan kelas dua siswi tengah mengintip di balik celah pintu yang sedikit terbuka, ada pesan yang harus mereka sampaikan, tapi mengganggu aktifitas kelas ambis bukanlah hal mudah bagi mereka.

Keduanya menyerngit heran, apakah kelas ini tidak mendengar berita heboh yang telah menjadi topik trending dari lima belas menit lalu? Bahkan salah satu orang kelas inilah yang tengah trending.

Alden yang kebetulan berada tak jauh dari pintu masuk menyadari keberadaan kedua orang itu, walaupun agak malas ia keluar, membuka pintu.

“why?”

Kedua gadis itu semakin gugub, apalagi saat melihat wajah tampan Alden yang dilengkapi tatapan datarnya.

“Ck, ada keperluan apa?!” Alden berdecak, ia kembali bertanya sekali lagi yang membuat keduanya tersadar.

“k–khak Viona di panggil bu Luna.” jawab salah satu gadis yang memakai sweter Army, Alden mengangguk mengerti, lalu kembali menutup pintu tanpa menjawab, menyisakan kedua murid itu yang tengah menatap cengo pintu di hadapannya.

“Vio, di panggil bu Luna.” Viona yang tengah meminum air di botol favnya menoleh pada Alden yang sudah duduk di sebelah nya, bahkan tanpa rasa canggung cowok itu mencemot cimol milik Viona tanpa izin.

“ngapain?” Alden hanya mengangkat bahu, mana dia tahu, dia bukan roy kimochi yang bisa melihat masa depan atau meramal.

“Vio ke ruang guru dulu, Alden jagain cimol Vio, boleh minta tapi jangan di habisi.” ia meletakkan cimol miliknya pada tangan Alden, berjalan keluar tanpa menunggu jawaban cowok itu.

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang