23

2.9K 210 15
                                    

Happy reading☘


“Vio!”

“VIONA ANINDIRA!”

Viona menoleh saat merasa namanya terpanggil, melengkung kan sudut bibir nya, senyum indah yang sudah dua bulan terakhir ini murid ryder hight shcool saksikan dari gadis yang awalnya memiliki tatapan tajam, ia mendapati Nayra berjalan menuju dirinya.

“gimana udah baikan? Sory gw gak sepet jenguk.” ucap Nayra bersalah, kemaren ada urusan mendadak membuatnya membatalkan niat menjenguk viona.

“iya jelas dung, kalo sakit Vio tidak mungkin sekolah kan?” sahut Viona tersenyum

“sekali lagi sory ya, gak sempet jenguk.”

“santai, biar serasa di pantai, lagian Nayra kayak sama siapa aja sih.” jawab Viona sekali lagi, tangannya merangkul bahu Nayra, bisa dibilang keduanya memiliki tinggi yang sama, mereka berjalan beriringan sambil bercanda gurau.

Hari ini kelas dua belas ipa satu kebagian jadwal olahraga, Viona atau lebih tepatnya Amora yang memang jago dalam bidang olahraga, memasuki lapangan dengan semangat. sebebelum pelajaran di mulai, semua murid wajib berbaris rapi guna pemanasan.

“oke anak-anak, berhubung hari ini guru ada rapat sekarang kalian free time, bebas kalian mau main apa yang penting semuanya ikut main!” mendengar hal itu semua murid bersorak senang, saat pak Egi sudah tidak terlihat mereka berhamburan, yang cowok memutuskan untuk bermain futsal sedangkan yang cewek ada yang bermain basket dan ada juga hanya memilih menjadi penonton, biasalah takut panas.

“gw mau ikut main basket, ikut?”

“hehehe, enggak.”

“kalian berdua?”

“gw ikut, bosen kalau cuma jadi penonton” jawab Anggi, lalu menyenggol pelan pundak Viona. “lo ikut gak?”

“enggak, Vio kesana dulu baybay.” viona berlari menuju lapangan sebelah tanpa menunggu jawaban ketiga sahabat nya.

“kemana?!” tanya Nayra sedikit teriak, karna jarak gadis itu sudah semakin jauh dari tempatnya berdiri.

“futsal.” jawabnya tanpa menoleh

“sejak kapan Viona suka futsal? Gw enggak pernah liat sebelumnya.”

“kalian sadar gak sih, kalau Viona sekarang berubah tidak seperti biasanya.”

“gw rasa juga begitu.”

“maksudnya berubah gimana, menurut gw sih enggak, dia tetap seperti biasa.”

“tepatnya sebelum lo pindah, dia pendiem banget, dengan julukan cool girl ryder hight school, sekali bicara langsung membuat lawannya kicep seribu bahasa, bucinnya Gavin.”

“tapi beberapa hari sebelum lo datang, dia berubah drastis, dari cara bicara, menatab dan prilaku semuanya berubah.”

“apa jangan-jangan.”

“Ck, jangan-jangan apa?” decak Nayra kesal, Dea cengesan lalu duduk di kursi yang memeng disediakan untuk murid ryder. yang ingin menyaksi kan permainan basket.

“jangan-jangan dia bukan Viona, tapi kembaran nya yang nyamar untuk balas dendam pada orang yang nyakiti Viona.” jawab Dea menerka.

“ngawur.” ucap Nayra meraup wajah Dea kesal

“akhir-akhir ini gw sering baca novel yang paling diminati, ganre fantasi tentang perpindahan jiwa, jangan-jangan Viona ngalami begituan.”  Anggi ikut menerka-nerka

Nayra menggeleng pelan tak habis pikir dengan keduanya, netranya menatap Viona yang tengah bercengkrama di antara laki-laki di lapangan sebrang.

Back to Viona, gadis dengan rambut yang di gulung asal itu menghampiri teman kelas cowok yang tengah bersiab main futsal

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang